Mantan dan Setan itu sama
Sama-sama nakutin dan....
Penuh tantangan untuk menemuinya.
Dan hal hasil akan selalu terbayang :")"Assalamu'alaikum" Suara seorang wanita dari balik pintu.
Dhea segera berlari dan membuka pintunya, "Waalaikum salam. Lama amat sih?"
"Nih salahin si Inkay!" Wulan menatap Inka dengan tatapan mematikan sedangkan yang ditatap hanya cengengesaan, "Kenapa lo nyuruh gue kesini?"
Dhea menarik tangan Wulan agar masuk ke dalam rumahnya.
Kaki Wulan seketika kaku tidak bisa digerakkan sedikitpun saat melihat seorang lelaki yang sangat ia rindukan selama ini.
"Di dio?" Ujarnya dengan lemah sedangkan orang yang ia maksud masih sibuk bermain game.
"Kak!!" Dhea sedikit teriak dan itu membuat ketiga lelaki di ruang tengah melihat ke arahnya.
Wajah Dhio berubah melihat wanita di sebelah kanan Dhea.
Rey dan Akbar yang tidak tahu kejadian pastinya hanya menatap dengan wajah kekepoan.
"Gue keluar bentar" Dhio beranjak dari tempatnya.
"Gak perlu" Wulan berbalik badan dan melangkah keluar, "Biar gue aja yang pergi"
Rey, Akbar, dan Dhea menatap tak percaya. Drama apa ini?
"Woy!" Akbar berdiri dan menepuk pundak Dhio, "Lo kenal dia?"
Dhio terdiam dan kembali duduk, "Lanjut Rey"
"Itu sokap?" Tanya Rey tanpa memperdulikan perkataan Dhio, "Gebetan? Calon gebetan? Pacar? Mantan? Calon mantan? Selingkuhan? Calon seling-"
"Bukan siapa-siapa" Jawab Dhio cepat.
Rey mengangguk, "Masa?"
"Lo ngangguk tapi gak percaya?"
"Kak Dhio jahat!!" Dhea beranjak menyusul Wulan, "Masa gak ngakuin Wulan sebagai mantan?"
"Mantan?" Akbar menghentikan permainannya dan duduk di sebelah Dhio, "Lo kapan kenalannya?"
"Udah lah lupain" Dhio masih asik dengan Smartphonenya, "Jangan bahas lagi"
"Oke" Akbar kembali ke tempatnya semula, "Woy Reyco? Gak usah ngurusin hubungan orang urusin noh ceue lo kabur"
"Hah?" Mata Rey melihat sekeliling, "Ndey gak kabur dia cuma nenangin Wulan"
"Nenangin?" Akbar membalikkan badannya lagi, "Nenangin gimana?"
"Ya lo tau lah cewek" Rey tengkurap di lantai, kembali memainkan Handphonenya.
"Lo gak susul?"
"Yang ada kalo gue susul entar dia bilang" Rey mengambil napas, mencoba mengikuti suara Dhea, "Rey, mending kamu masuk. Jangan kepo ini urusan kaum hawa"
Akbar manggut-manggut, mengerti.
***
"Lan!!" Dhea berlari ke arah Wulan yang sudah lumayan jauh jaraknya, "Tungguin kek!"
"Lo ngapain sih Dey?" Wulan menghentikan langkahnya, "Gue benci Dhio!!"
Dhea terkejut melihat aliran bening di pipi sahabatnya, "Sorry"
"Lo kenapa?" Inka bertanya yang entah sejak kapan disitu, "Lo berdua berantem?"
"Nggak" Dhea berbalik menatap Inka, "Cuma.."
"Kaay anterin gue balik" Wulan beranjak ke arah motor Inka.
"Lah. Kita gak jadi nonton? Rizka lagi otw marih"
"Gue gak mood"
"Oke-oke" Inka menepuk pundak Dhea, "Gue balik ya"
Dhea membalasnya dengan senyuman sendu.
"Gue salah?" Pikirnya dengan mata yang melihat dua sahabatnya yang telah hilang disudut jalan.
Dhea berlari masuk ke dalam rumahnya, "Kak dhio?"
"Lo mau marahin gue?" Dhio bertanya dengan mata yang masih memperhatikan game onlinenya, "Silahkan"
Dhea duduk disebelah Rey dan di depan Dhio, "Masalah apa sih sampe Wulan benci gitu?"
Dhio membalasnya dengan menaikkan bahunya.
"Lo selingkuh ya?"
"Nggak!"
"Terus?"
"Ya karena gue nemuin cewek yang pas jadi gue putusin dia"
Dhea menutup kedua telinga Rey, Rey menatapnya heran, "Kenapa?" Rey memberhentikan gamenya dan menaruh Handphone nya di lantai.
"Jangan dengerin perkataan Kak Dhio gak bagus!"
Rey menganggukan kepalanya.
"Terus kenapa Kak Dhio nembak dia di awal?" Dhea bertanya tanpa merubah tangan nya yang masih di telinga Rey.
Dhio hanya menatap Dhea sebentar lalu fokus ke Handphone nya kembali.
"Dasar cowok!" Dhea menurunkan tangannya ke arah tangan Rey dan menariknya, "Keluar lah males disini!!"
Mantan? :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Geofrey
Teen Fiction"Kenapa lo masih cinta sama gue setelah gue nyakitin lo berkali-kali? Bego!"__________"Karena rasa cinta gue lebih dari kebencian dan penghianatan yang lo buat!" Azka Aldric Geofrey- Remaja lelaki yang tidak pernah mengenal cinta seumur hidupnya bah...