PART 16D

886 35 4
                                    

Kita memulai hubungan ini berdua
Menjalani nya pun berdua bukan hanya sendiri.

"Rey berhenti dulu ya aku cape huh huh huh"

Rey menghentikan langkahnya, "Iya huh huh lagian kita udah jauh juga larinya"

Dhea duduk di trotoar lalu disusul Rey.

"Maaf Ndey, aku buat kamu jadi terlibat masalah aku"

"Nggak Rey. Masalah kamu masalah aku juga. Kita lewati bareng-bareng aku selalu dukung kamu"

Bibir atas Rey terangkat. Beruntung sekali dia mendapatkan karya terindah Tuhan berwujud wanita secantik ini.

"Kita mau kemana?" Tanya Dhea.

"Nggak tau. Kalau kamu mau pulang yuk aku antar"

"Nggak!" Bantah Dhea, "Tadikan aku bilang. Aku mau sama kamu"

Rey menyingkirkan rambut Dhea yang berantakan, "Kamu capek"

"Aku kuat kok asal sama kamu"

"Bisa aja" Rey mencubit hidung Dhea.

"Hehe" Dhea memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Kamu haus ya? Sebentar" Rey merogoh saku celananya, "Tadi pas aku ganti pakaian aku nemu duit di kantung celana aku"

"Itumah bukan nemu tapi punya kamu"

"Ya sama aja"

"Beda!"

"Sama Ndey"

"Beda Rey!"

"Iyadeh aku ngalah"

"Dih orang aku yang bener"

"Iya Ndey iya"

"Terus uangnya buat apa?"

"Nikah sih gak cukup uang segini"

"Ya Allah kenapa engkau memberikan kekasih yang ogeb untuk hamba?" Dhea menengadahkan tangannya ke atas seperti orang berdoa.

Rey tertawa sampai matanya tertutup Dhea pun ikut tertawa.

"Dasar sipit! Ketawa dikit matanya langsung merem" Ucap Dhea di tengah tawanya.

"Eh gak nyadar diri" Rey menarik hidung Dhea hingga berubah warna menjadi merah.

"Heh!" Dhea membalas perlakuan yang sama, "Aku itu belo! Gak kayak kamu"

"Heh!" Rey berdecak pinggang, "Yang ada tuh ya, cewek kalo ketawa rata-rata matanya hilang!"

"Berarti kamu cewek" Dhea kembali tertawa sambil mengejek kekasihnya.

"Songong amat ni anak kalo bukan pacar udah gue seleding pala lo"

"Udah stop!" Rey menutup mulut Dhea dengan tangannya, "Kita beli minum yuk"

"Tumben gak kuy?" Tanya Dhea.

Rey langsung berdiri tak menghiraukan perkataan Dhea, bisa sampai pagi kalau mereka terus berdebat.

"Rey" Dhea menarik ujung baju Rey, "Kamu terakhir makan kapan?"

"Malem eh pagi deh" Jawab Rey tanpa berhenti melangkah.

"Yang bener yang mana? Malem apa pagi?"

"Jam 2 dini hari itu malam apa pagi?" Rey balik bertanya.

"Seperempat malem seperempat pagi"

Rey tertawa lagi mendengar jawaban Dhea.

Sok tau banget. Itulah pikiran Rey.

"Kenapa emang?" Tanya Rey sambil mengambil air mineral.

"Aku laper hehe"

"Kalo minta makan tuh bilang gak usah basa-basi keg sama siapa aja" Rey memberikan air mineral ke Dhea.

"Kan itu kode"

"Kita makan Mie Instant aja di warung ini" Ajak Rey.

"Yaudah deh apa aja asal sama kamu" Ujar Dhea sambil berjalan ke arah kursi panjang di depan warung.

"Asal sama aku apa asal gratis?" Ledek Rey.

"Bodo" Dhea membuka air mineral lalu meminumnya.

"Mbak! Mie Instant dua!" Ujar Rey setelah berhenti terkekeh.

GeofreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang