PART 20

952 39 4
                                    

Dhea menatap pantulan wajahnya pada cermin toilet di ruang rawat nya.

Sedari tadi dia merutuki kekasihnya. Lelaki itu memaksanya menghabiskan bubur ayam dengan porsi besar.

"Untung gue masuk ke dalam spesies manusia yang makan banyak tapi gak gemuk-gemuk. Awas aja Rey kalo gue berubah jadi bulet mah"

"Dey?" Suara Rizka mengejutkannya.

"Anjir, ngagetin lo, bagong"

"Gak enak kan di kagetin? Itu yang sering gue rasain"

"Dasar pendendam"

"Lo ngapain?"

"Liat dah" Ucapnya seraya menunjuk cermin besar dihadapannya.

"Kenapa?"

"Ada cewek manis banget jing! Walaupun mukanya banyak luka gini gak ngurangin kecantikannya sedikitpun"

"Nyesel gue denger" Rizka berbalik ke arah pintu toilet, "Gc keluar"

Dhea tersenyum ke arah pantulan dirinya sebelum ia berjalan ke luar toilet, "Wes banyak makanan nih"

"Ettt" Inka mengambil kembali snack yang ada di genggaman Dhea, "Kata babang Rey kan lo belum boleh makan yang aneh-aneh"

"Lo gak usah ikutan keinginan aneh dia deh. Lagian nih woy, yang sakit itu komok gue bukan lambung gue"

"Bisa aja lambung lu kesengklak. Kalau nggak, ginjal lo pindah"

Dhea menoyor kepala Inka, "Bebel"

"Otak gue gak bebel woy!"

Dhea mengambil snack yang ada di dalam plastik lalu berlari ke arah ranjang, "Bagi satu. Kalo pelit gue sumpahin usus lo melilit"

"Sadis anjing"

Dhea terkekeh lalu membuka snack potato yang berhasil ia curi.

"Tumben lo diem lan? Biasanya nyerocos terus tu bibir"

"Lagi kasmaran dia" Jawab Rizka yang diam-diam melirik ke arah layar handphone Wulan.

"Sialan. Lo ngintip ya?"

"Dikit doang jing" Rizka menjauhkan duduknya, takut-takut kalau Wulan mengeluarkan jurusnya, "Lagian serius banget dari tadi"

"Chatan sama siapa sih?" Kini Inka ikut menempel ke samping Wulan, namun satu jitakan mendarat di kepalanya.

"Sonoh lo jauh-jauh. Kepo aja"

"Ish" Inka mengelus jidatnya yang terasa cenat-cenut, "PDKT sama Andre ternyata"

"Oalah. Gue pikir mah ngapain"

"Sejak kapan lo deket sama dia?" Tanya Dhea yang merasa dirinya tertinggal gosip.

"Sejak pulang bareng waktu itu loh"

Rizka mengangguk, membetulkan perkataan Inka, "Dari situh nih bocah mulai chatan"

"Tapi Andre cuek"

"Cuek kenapa?" Inka mendekatkan duduknya.

"Ya gitu deh" Wulan menaruh Handphonenya lalu memakan makanan ringan yang tadi ia beli.

"Lo suka sama Andre?"

Wulan menatap Dhea, "Kayaknya"

"Kok bisa?"

"Dia tuh humoris. Terus nih ya senyumnya bikin gue meleleh"

"Emang lo Ice Cream!" Inka menggeplak kepala Wulan.

GeofreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang