PART 16

972 38 2
                                    

Kamu bukan hanya tinggal dihatiku
Otakku pun sudah sepenuhnya terisi namamu.

Rey sedang memakan kacang kulit di depan tv.

Teman-temannya sudah berangkat sekolah sedari pagi.

Tok tok

Rey menoleh ke arah pintu, "Sokap?"

Tok tok tok

Rey beranjak mendekati sumber suara. Bukannya membuka pintu dia malah berbelok ke arah jendela.

"Ayah?" Ujarnya saat menyingkirkan ujung tirai.

Tok tok tok tok tok

Rey menutup tirai kembali, berjalan pelan-pelan ke arah tangga.

Tok tok tok tok tok tok tok tok

Rey berlari saat kakinya sudah mencapai anak tangga.

Dengan cepat ia mengunci pintu kamar, "Untung Ayah gak langsung buka pintu. Dia gak tau kali kalo pintu gak di kunci?"

Rey menarik napas lalu berjalan ke arah ranjang.

Badannya langsung terjang ke atas kasur.

Tok tok tok

"Sialan!!" Umpatnya.

Rey mengubah posisinya menjadi duduk, "Ngumpet dimana?" Matanya menatap sekeliling.

Cek

"Oh no!!" Rey segera berlari saat mendengar pintu akan dibuka, "Eh goblok amat gue! Kan tadi udah gue kunci. Tenang Rey tenang"

"Rey!!"

Nahkan bener itu suara Ayah.

"Ayah tau kamu di dalam! Buka Rey"

"Tenang Rey tenang" Rey mengusap dadanya.

"Ayah dobrak nih!!"

"Mati gue" Rey celingak-celinguk mencari tempat sembunyi.

"Toilet" Pikirnya lalu segera masuk ke tempat itu.

"Nah" Tangannya mengambil sampo lalu ia taruh di dalam kolam yang terisi air penuh.

"Gue nyelem ae" Dia menyelupkan tubuhnya ke dalam air, "Gak keliatan kan? Ketutup busa"

"Rey dimana kamu?"

Suara Ayah terdengar samar-samar di balik pintu.

"Sial dingin!" Ucapnya dalam batin, "Lama amat sih! Gc napa keluar"

"Coba liat di toilet yah" Suara Bunda terdengar mendekat ke arah pintu.

"Napas gue pen abis woy! Sabar Rey sabar" Teriaknya masih sama di dalam batin.

Ceklek

"Gak ada juga Bun"

"Terus Rey dimana?" Suara Bunda terdengar seperti orang nangis.

"Mungkin kabur lewat jendela" Suara Ayah mulai menjauh, "Kita kejar sebelum dia makin jauh"

Hening.

Setelah tidak mendengar suara mereka Rey langsung berdiri lalu perlahan keluar dari kolam.

Byurr

Pakaian yang ia kenakan sudah basah semua.

Rey berjalan hati-hati karena tubuhnya gemetar.

"Di... ngiinn... ann.. jirr" Tangannya mengusap ke dua sikutnya.

Fuhhh

Tubuhnya langsung ia terjangkan ke atas kasur tak peduli jika kasur yang ia tiduri ikut basah.

Rey menyelimuti tubuhnya sampai atas kepala.

Hanya suara deru napas yang tak teratur dan suara gesekan giginya yang terdengar.

***

"Dheaaaa" Bu Nisa teriak untuk ketiga kalinya, "Sudah ibu peringatkan dari tadi jangan melamun! Kamu memperhatikan saya atau nggak sih"

"Iya bu maaf" Jawab Dhea merasa bersalah.

"Sekali lagi kamu bengong ibu ak-"

Kriingggggg!!

"YES!" Teriak batin Dhea.

Bu Nisa menarik napas panjang, "Oke kita tutup sampai disini. Kerjakan halaman 50-56 dikumpulkan besok!! Selamat siang"

"Siang bu!!!" Jawab murid-murid serempak.

"Lo napa sih daritadi bengong?" Tanya Rizka sambil merapihkan bukunya ke dalam tas.

"Gak tau perasaan gue tiba-tiba gak enak" Dhea langsung memakai tasnya di punggung, "Gue duluan ya. Masalah Akbar gue serahin ke kalian"

"Siap tuan putri!" Sahut Wulan.

Lari Dhea terhenti saat sampai di depan pintu kelas lalu ia berbalik, "Indah! Makasih ya!! Makasih banget udah mau bantu gue"

"Iya dey santai aja" Indah tersenyum manis.

Dhea membalas senyuman, "Gue mohon alihkan perhatiannya Akbar. Buat dia lupa sama gue sampai nanti gue kabarin lo"

"Siap dey! Gue jamin Akbar bakal lupa sama lo beberapa saat bahkan mungkin lupa segalanya. Gue bakal buat dia nyaman kok" Jawab Indah dengan sedikit lelucon.

"Oke makasih sekali lagi!!" Dhea kembali berlari ke luar kelas, entah kenapa kakinya ingin cepat-cepat menemui Rey.

Brakkk!!

Tiba-tiba tubuhnya terjatuh di lantai.

"Beban hidup gue banyak banget sih"

Dhea merapihkan rok SMK nya yang berantakan.

"Sakit ya?" Suara dari belakang badannya.

GeofreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang