PART VIII

1.1K 40 2
                                    

Sulit dibayangkan
Lelaki sekeras dirimu
Menyukai sesuatu yang lembut

"Ken temen lo tuh!!" Seorang lelaki sepantaran Dhea teriak entah ke siapa namun arah pandangnya tetap fokus ke Smartphonenya, "Kamar Ken di sebelah tangga"

"Makasih" Dhea berjalan ke arah tangga dengan hati-hati, "Kok mukanya mirip banget sama Ken?"

"Tok tok tok"

"Buka aja dey" Suara Ken dari balik pintu yang terbilang serak.

Dhea membuka knop pintu kamar Ken.

Ken sedang duduk di lantai dengan tisu yang bersebaran di dekatnya.

"Ken"

Ken berbalik dan langsung memeluk Dhea.

"Gue bego!!" Ken memeluk Dhea sangat erat, "Gue lebih dari seorang lacur! Gue ngerebut kebahagian sahabat gue sendiri!"

Dhea mengelus-elus rambut panjang Ken yang berantakkan.

"Gue tolol dey!!" Ken sesugukan meleraikan tangisannya.

Ken melepaskan dekapannya setelah merasa baikkan.

"Kenapa lo nyalahin diri lo?" Dhea bertanya sambil melempar tisu-tisu ke dalam tong sampah kecil.

"Gue jatuh cinta sama pacar sahabat gue"

Dhea menatap mata Ken, "Lo gak salah karena bukan lo yang mau itu tapi hati lo"

"Gue gak mau Maudi benci gue"

"Lo harus jelasin"

"Gue udah coba tapi gak bisa. Bahkan sekarang semua sosmed gue di blokir sama dia"

"Kita harus omongin ini" Dhea membuka kunci layar di Handphonenya, "Gue ajak Maudi ketemuan di cafe"

"Maudi mau?"

"Belum di bales. Tunggu aja"

"Ting! "

WhatsApp
Mauday

P
P
Bisa ketemu?

Ngapain?

Penting

Kalo masalah yg
Tadi gue gak mau

Mengetik...

Apalagi menyangkut
Ken

Kita harus bicarain

Read

Plss
1 kali aja

Read

Gue mohon

Lo berpihak di Ken?

Gak gitu
Makanya kita harus
Temu

Oke
Tapi gue yg
Pilih tempatnya

Makasih

Read

"Siap?" Dhea bertanya pada Ken yang sudah tidak meluncurkan air matanya.

"Siap" Ken beranjak dari duduknya, "Demi persahabatan gue"

"Oke" Dhea masih mengetik pesan untuk Rey, dia sudah berjanji memberi tahu apapun itu.

Setelah pesannya sukses terkirim Dhea memasukkan handphone nya ke dalam Slingbag nya.

Setelah itu dia berjalan mengikuti Ken dari belakang.

"Mau kemana lo?" Lelaki itu bertanya namun lagi-lagi tatapannya masih fokus ke handphone.

"Keluar bentar"

"Jangan pulang malam"

Ken tidak menjawab, dia hanya berjalan menatap ke depan.

"Bawa mobil aja ya" Ken menatap awan dan memberhentikan langkahnya di depan pintu rumah, "Kayaknya mau turun hujan"

"Lo yang bawa. Gue gak bisa"

"Oke" Ken berjalan ke arah garasi, "Lo tunggu situ bentar"

Dhea memang ingin menunggu Ken saja daripada ikut masuk ke dalam garasi.

Tak lama kemudian Mobil berwarna pink dengan motif hello kitty atau biasa disebut Pink Audi R8 V10 Hello Kitty keluar, "Masuk" Ucap Ken di kursi pengemudi.

Tak lama kemudian Mobil berwarna pink dengan motif hello kitty atau biasa disebut Pink Audi R8 V10 Hello Kitty keluar, "Masuk" Ucap Ken di kursi pengemudi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dhea mengangguk dan berjalan memutari mobil.

"Kita dengerin musik biar rame" Tangan Ken mengutak-atik radio di dashboard mobil.

Sepanjang perjalanan tak ada yang memulai pembicaraan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing dengan sesekali menyanyi bersama.

"Ini tempatnya?" Ken menghentikan laju mobilnya di depan sebuah kafe.

"Kafe apaan?" Dhea melihat ke dalam kafe tersebut, "Cewek semua?"

"Oh ini yang lagi Hits" Ken membuka pintu mobil diikuti oleh Dhea, "Inituh kafe khusus perempuan bahkan umumnya di dalam sana Pink semua"

Dhea menatapnya jijik. Jujur saja dia termasuk cewek tomboy yang membenci warna Pink. Entahlah padahal tidak ada yang salah dengan warna itu. Bahkan Rey kekasihnya menyukai warna merah muda itu.

♥♡♥♡

GeofreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang