Jika dihadapankan dua pilihan
Pilihlah dia yang pertama kamu kenal dan tidak pernah menyakiti hingga saatnya kamu bertemu orang yang kedua.Rey mencabut rerumputan lalu melemparnya kesembarang arah.
Setelah Dhea pergi di jemput Fathur dia masih diam ditempat.
Sendiri. Itulah yang dia inginkan saat ini.
Meski keinginan sesungguhnya adalah bersama Dhea, satu-satunya orang yang memahaminya saat ini.
Sakit. Sangat sakit. Kenyataan kalau dia bukan anak kandung dari orang tuanya, membuat hatinya begitu rapuh.
Keluarga yang selama ini menjaganya. Meski mereka jarang di rumah namun kasih sayang yang mereka berikan begitu tulus. Sangat.
Akankah dia kuat menerima ini semua? Itulah yang ia pikirkan sedari tadi.
"Rey" Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh bahunya.
"Tur" Rey menatap sahabatnya sejak TK itu, "Dhea udah lo anter kan?"
Fathur mengangguk, tatapannya tetap ke depan.
Rey kembali memeluk kedua lututnya, "Kalau gue bukan anak mereka dan akhirnya gue diusir. Gue gak tau hubungan gue sama Dhea kedepannya"
"Kenapa lo ngambil kesimpulan begitu?"
Rey memandang jalanan di depannya yang remang karena hanya di terangi beberapa lampu jalan
"Udah jam 1 malem mending lo pulang" Fathur menatap iba pada sahabatnya.
"Gak! Gue gak mau ke rumah itu"
"Oke" Fathur menghela napas gusar, "Tadi Dhea suruh gue temenin lo"
"Gak usah tur, lo balik aja"
"Kita ke basecamp?" Pertanyaan tertuju pada penawaran.
"Oke" Rey mengangguk. Toh, tadi dia udah janji sama Dhea gak akan buat dia khawatir?
Fathur beranjak ke arah motornya disusul oleh Rey.
***
"Lo abis dari mana sih dey?!!"
Dhea baru membuka pintu sudah dapat teriakan seperti itu.
"Ke party gak sampe jam segini!!!"
Dhea berjalan melewati Akbar tidak memperdulikan amarahnya.
"Dey!!! Lo denger gak?!"
"Gue capek bar" Dhea berhenti berjalan tanpa berbalik sedikitpun.
"Ngapain aja lo hah?!"
Dhea kembali berjalan ke arah kamarnya.
"Besok lo gak boleh main sama Rey!"
Dhea membulatkan matanya lalu berbalik, "Apaapaan. Gak! Gue gak mau!"
"Sehari doang dey"
"Bar, Rey lagi ada masalah"
"Dan lo pikir gue gak punya masalah?"
"Tapi Rey butuh gue"
"Gue jauh lebih butuh lo! Lo sadar gak sih? Semenjak lo kenal Rey lo gak pernah ada waktu buat gue!"
"Bar please besok gue harus ketemu Rey"
"Gak!!"
Brakkk!!
Akbar menutup pintu kamarnya sekali banting.
"Rey maaf" Dhea masuk ke dalam kamarnya dengan langkah gontay.
Lelah sekali.
***
"Aki nya breh"
"Baut nya dulu tholo"
"Itu lo dudukin tulul"
Rey turun dari motor Fathur, berjalan ke arah teman-temannya yang sedang asik mengotak-atik motor.
"Rey?" Yoga menyapa Rey yang baru saja jalan melewatinya.
"Gue masuk duluan" Pamitnya lalu masuk ke dalam basecamp.
"Napa tuh bocah? Berantem sama Doi?" Bagas bertanya pada Fathur yang duduk di teras basecamp.
Fathur mengendikkan bahunya.
Sebenarnya ini adalah rumah Rian. Semenjak kedua orang tuanya meninggal rumah ini menjadi milik Rian. Sedangkan harta lainnya diambil alih oleh kakaknya.
Tapi tetap tiap bulan ia dikirim uang jajan hanya saja kakaknya pindah rumah di Bandung.
Dan rumah ini dijadikan basecamp untuk mereka karena Rian tidak betah tinggal sendiri di rumah sebesar ini.
Rey jalan ke lantai dua melewati teman-temannya yang asik bermain PS.
Dia tidak semangat melakukan apapun saat ini.
Rey masuk ke kamar pertama di sebelah tangga.
"Tumben lo nginep? Bukannya ada BoNyok lo di rumah?" Andre bertanya tanpa mengalihkan matanya dari Smartphone. Sudah tau lah dia sedang apa (:v)
Rey masuk ke dalam kamar mandi, membuka semua kain yang membalut tubuhnya.
Byurr
Air shower membasahi seluruh tubuhnya.
Dingin.
Dia terduduk tanpa memperdulikan tubuhnya yang mulai menggigil.
Dan penyakitnya.
Tok tok tokk
"Rey gue pen pipis!!"
Ck, Rey mematikan shower.
"Ambilin handuk!!" Pintanya.
"Gila lo mandi tengah malem" Suara Andre terdengar menjauh, "Nih gc buka! Udah kebelet gue!!"
Ceklek
"Mana?" Tangan Rey tergulur ke luar.
"Lama lo!!" Andre mendorong pintu.
"Sialan lo!" Rey mengambil handuk yang terjatuh di lantai lalu membalut bagian bawahnya hingga badannya terekspos.
"Haha"
Rey menendang pintu toilet hingga suara tawa Andre semakin menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geofrey
Teen Fiction"Kenapa lo masih cinta sama gue setelah gue nyakitin lo berkali-kali? Bego!"__________"Karena rasa cinta gue lebih dari kebencian dan penghianatan yang lo buat!" Azka Aldric Geofrey- Remaja lelaki yang tidak pernah mengenal cinta seumur hidupnya bah...