PART I

4.9K 92 25
                                    

Rindu itu gak berat.
Kalau bukan kamu orangnya.

"Bih!!" Dhea melambaikan tangannya saat melihat kekasihnya melintas dengan motor kawasaki merahnya.

Dengan cepat Rey menekan pedal rem motornya, "Ngapain di pinggir jalan?"

Bibir Dhea terangkat membalas tatapan dari kekasihnya. Setelah puas tersenyum ia berlari kecil ke arah kekasihnya, "Kamu jangan muter balik biar aku aja yang kesitu!"

Rey mengangguk dengan pandangan yang terus menatap gerak gerik kekasihnya, "Kenapa gak tunggu di dalam?" Rey memberikan Helm berwarna hitam tanpa memalingkan pandangan dari wajah kekasihnya.

"Di dalam panas"

"Panas? Bukannya ada Ac?" Ujarnya sambil melihat gerakan Dhea yang sedang memakai Helm.

"Kuy" Dhea naik ke atas jok penumpang lalu menepuk pundak Rey, "Berangkat bang!"

"Kamu lagi gak janjian sama orang kan?" Tanya Rey yang masih merasa janggal dengan sikap Dhea.

"Ngga tuh, emang kenapa?"

"Ngga apa sih, tapi aneh aja kamu di pinggir jalan gitu. Lagi gak cari duit kan?"

Alis Dhea tertaut mencerna perkataan Rey, "Maksudnya?"

"Ya kali gitu lagi nyari korban buat di begal"

Pletak!

Satu gatakan sukses mendarat di kepala Rey, "Emang aku ada tampang jadi kang begal?!"

Rey terkekeh seraya menepuk paha kiri Dhea dengan tangan kirinya karena tangan kanannya sedang menancap gas motor, "Nih ya aku bilangin, kalo mau nyari korban itu di belakang pelbak tuh sepi"

"BODOAMAT!" Dhea mencubit tangan kiri Rey lalu menggigitnya.

"Arghhh!" Rey berusaha melepaskan tangannya lalu berhenti karena saat ini lampu merah sedang menyala di hadapannya.

"Mampus lu!" Dhea memundurkan bokongnya, menjaga jarak dengan Rey.

Rey tersenyum, "Majuan sinih jeh"

"Gak mau lah Rey nakal"

"Lah kamu yang nakal, nyubit tangan aku terus gigit" Rey berbalik 90 derajat menatap Dhea, "Majuan apa kita mati bareng?"

Bola mata Dhea hampir keluar mendengar perkataan Rey, dengan cepat ia kembali mendekatkan dirinya dengan Rey, "3 2 1 jalann!!"

Rey kembali melihat ke depan lalu melajukan motornya, "Kenapa lampu merahnya cepet banget"

"Emang kenapa?"

"Padahal aku masih mau gangguin kamu tadi" Ujar Rey lalu menepikan motornya dan berhenti diparkiran sebuah restoran.

"Tau ae gue laper", Dhea yang sadar akan hal itupun turun dari motor dan memberikan helm kepemiliknya.

"Mau makan dulu ga?" Rey langsung menggandeng tangan Dhea dan masuk ke dalam restoran.

"Ngapain nanya kalo gak perlu jawaban aku?"

Rey hanya terkekeh mendengar ucapan kekasihnya.

"Gimana?" Tanya Rey saat mereka sudah duduk di meja pojok dekat jendela.

"Gimana apanya?"

"Dancenya, kamu suka gak?"

"Ya gitudeh" Dhea menjawab seadanya dan langsung melihat menu makanan.

"Kesambet gedung Dance nih, pasti setiap pulang Dance aneh gini"

Rey menatap Dhea sambil mengetuk jarinya di meja, "Gitudeh gimana?"

GeofreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang