PART 11

1K 38 2
                                    

Langkah kita berbeda
Namun dengan tujuan yang sama.

"Lo mau kemana?" Akbar menatap Dhea dari atas sampai bawah.

"Ke party" Dhea menjawab dengan arah pandang yang masih fokus ke bayangan nya di cermin.

"Sokap?" Akbar duduk di sudut ranjang Queen Size milik Dhea.

"Tasya" Dhea menutup Slingbagnya setelah memasukkan Smartphonenya.

"Rey udah di depan"

"Hah? Kenapa lo gak bilang dari tadi" Dhea berlari kecil keluar kamarnya.

"Gue sengaja" Akbar bicara sangat pelan, bahkan hanya dirinya yang mendengar.

Kalau nunggu lo make-up aja gak sabar gimana nunggu hal lain? Itulah pemikirannya.

"Maaf bih lama ya?" Dhea membenarkan rambutnya di depan kaca spion motor Rey.

"Nggak cuma setengah jam" Rey menghidupkan mesin motornya.

Dhea terkekeh lalu naik ke atas motor Rey.

"Rey! Cepatan dikit kita udah telat"

"Sans aja bih"

Rey masih melajukan motornya tanpa menaikkan kecepatannya.

"Aku gak enak bih!!" Dhea teriak tepat di depan telinga Rey yang tertutup oleh Helm.

Rey mengangguk lalu melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Kamu masuk duluan aja aku parkirin motor dulu" Rey menghentikan motornya di depan sebuah gedung.

"Oke" Dhea turun dan memberikan Helm keempunya.

"Aku tunggu disitu ya?" Dhea menunjuk ke arah tiga perempuan yang sedari tadi menunggunya.

Rey mengangguk lalu melajukan motornya ke arah parkiran.

"Hulaa!!" Dhea melambaikan tangannya ke arah sahabat-sahabatnya, "Kalian udah lama?"

"Nggak sih baru sampe" Jawab Wulan tanpa menghentikan tatapannya pada Smartphonenya.

"Awas aja lo asik sama si Rey!" Bentak Rizka sambil menunjuk wajah Dhea.

"Nggak kok" Dhea menggeleng, "Teman-teman Rey juga di undang"

"Serius lo? Emang Tasya kenal?"

"Bukan Tasya" Singgah Dhea, "Tadi tuh Rey cerita kata dia pacarnya Tasya itu temannya Rey"

"Nah" Inka menepuk pundak Dhea, "Ini yang tadi siang pen gue bilang"

"Emang siapa pacarnya?" Rizka mengedarkan pandangannya berharap menemukan seseorang.

"Gue gak di kasih tau sama Rey, kata dia entar juga tau"

"Yaudah" Inka berjalan ke arah pintu masuk, "Kuy tunggu apa lagi?"

Dhea, Rizka, dan Wulan berjalan di belakang Inka.

"Dey? Lo gak tunggu Rey?"

Dhea menepuk dahinya, "Anjir! Gue lupa"

Dhea berbalik arah ke tempatnya semula, "Kalian duluan aja! Tadi gue udah janji sama Rey bakal tungguin dia"

"Oke!!" Balas tiga sahabatnya.

Dhea tersenyum saat melihat Rey berjalan ke arahnya.

"Teman-teman kamu mana?" Rey melihat sekelilingnya.

"Udah duluan" Dhea menatap wajah Rey.

"Kayak ada yang beda" pikirnya.

"Rey?!"

"Apa?"

"Muka kamu pada kanapa"

"Digigit nyamuk" Rey merangkul Dhea dan berjalan beriringan masuk ke dalam gedung.

"Kapan? Dimana?"

"Tadi pas nungguin kamu di halaman rumah"

"Ya ampun" Dhea berdiri dihadapan Rey lalu tertawa kencang.

"Kok ketawa?"

Dhea menahan tawanya, "Maaf ya"

"Gak papa sekarang di cium nyamuknya dulu suatu saat nanti di cium pemilik rumahnya" Rey memainkan kedua alisnya.

"Akbar?" Dhea masih berusaha menahan tawanya.

Wajah Rey yang selama ini terlihat mulus kini dihiasi bintik-bintik merah.

"Iyain bodo" Rey menarik Dhea agar kembali berjalan di sampingnya.

"Hahaha!" Tawanya sudah tidak bisa ia tahan, "Kamu lucu"

"Hah!" Rey membalas tawa Dhea namun dengan tawa terpaksa.

"Itu mereka" Dhea menunjuk ketiga sahabatnya.

"Gabung sama teman-teman aku aja" Rey mencari keberadaan teman-temannya, "Noh mereka"

Dhea mengikuti arah pandang Rey, "Oke aku samperin temen-temen aku dulu" Dhea berjalan ke arah yang berbeda dengan Rey.

"Woy!!" Dhea berhenti berjalan sedikit meloncat agar teman-temannya terkejut.

"Sialan lo! Gak ngagetin sehari bisa gak?" Rizka meletakkan minumannya di atas meja.

"Hehe sorry sistahhh" Dhea melihatkan deretan gigi putihnya, "Kita duduk di meja itu aja kuy"

Rizka, Wulan, dan Inka melihat ke arah yang ditunjuk Dhea.

"Nggak lah malu" Tolak Wulan.

"Yaelah udah lah ayu siapa tau ada yang nyangkut" Rizka memainkan kedua alisnya.

"Inget Rizky woy!" Inka menoyor kepala Rizka.

"Dia aja fokus ke Persija masa gue gak boleh fokus ke cowok laen"

"Yaudahlah ayok mau gak?" Dhea menghentikan perdebatan Unfaedah itu.

"Yuk lah" Wulan beranjak ke tempat Rey dan teman-temannya.

"Lah tadi bilangnya malu"

GeofreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang