PART 19

910 39 2
                                    

Keluarga itu hal terpenting.
Titik.


"Rey?"

"Iya bun. Masuk aja gak Rey kunci"

"Makan dulu nak, Ayah sama Kak Rain sudah pulang"

"Oke bun"

Rey menghentikan game di handphonenya lalu menaruhnya di nakas tempat tidur.

Kaki jenjangnya melangkah ke arah ruang makan di lantai satu.

"Malam Bu" Rey menyapa Bu Em yang tak sengaja berpapasan dengannya.

"Wah, tumben aden nyapa Ibu"

"Lagi mau aja bu"

"Ah dasar, kamu emang ga pernah berubah ya Rey"

Rey tertawa singkat lalu terhenti saat melihat ketiga anggota keluarganya sudah berkumpul di meja makan.

Rindu. Itulah perasaannya. Sudah lama ia tidak makan dengan keluarganya yang selengkap malam ini.

Rey duduk di sebelah ayahnya dan di depan kakaknya.

"Bunda kenapa?" Tanyanya saat melihat Agatha yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Bunda cemburu sama Bu Em. Beruntung sekali dia bisa membesarkan jagoan Bunda hingga sebesar ini. Kalau waktu bisa terulang bunda tidak akan mementingkan karier di banding keluarga bunda"

"Salah sendiri Bunda lebih mentingin uang"

"Bukan begitu nak. Bunda seperti ini juga untuk kamu dan Rain"

"Tapi Rey ga butuh itu"

"Sudah" Aldric menghentikan ucapan Istrinya, "Kita makan malam dulu"

Setelah itu tidak ada yang berbicara lagi, hanya suara dentingan sendok di sela makan malam mereka.

"Gimana kabar Dhea? Sudah lama ayah tidak melihatnya?" Tanya Aldric saat ia telah menghabisi santapannya.

Mengingat hal itu, Rey langsung bungkam. Rasa bersalah masih memenuhi otaknya.

"Dhea lagi di RS"

"Dia sakit?" Wajah Agatha berubah menjadi cemas.

Rey mengangguk, "Salah Rey bun"

"Nanti kita jenguk?"

"Bunda bisa?"

"Bisa kok. Sekarang bunda udah gak mau sibukin diri bunda sendiri. Bunda mau menghabiskan waktu bunda bersama kalian"

"Ayah?"

"Ayah sudah mengurus pekerjaan ayah agar tidak sesibuk kemarin-kemarin. Jadi ayah bisa"

Rey tersenyum merekah, "Lo ikut kak?"

Kini pandangan mereka beralih ke arah Rain, yang sedari tadi tidak mengeluarkan sepatah katapun.

"Gue ga bisa" Jawabnya lalu berjalan ke luar ruang makan.

"Biar Ayah yang bicara" Ucap Aldric lalu menyusul Rain.

"Tapi hubungan kamu dengan Dhea baik-baik saja?"

"Iya bun. Kami masih berhubungan baik"

"Kamu tau gak? Wanita yang sangat bunda cemburui di dunia ini adalah Dhea, kekasih kamu"

"Kenapa?"

"Dia bisa dengan mudahnya masuk ke dunia kamu, hati kamu, otak kamu, mungkin sudah sepenuhnya terisi olehnya. Benar?"

Rey menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Engak juga"

"Hm.. Rey, sesibuk apapun bunda. Sejauh apapun bunda sama kamu. Hati seorang ibu pasti selalu dekat dengan anaknya. Bunda bisa ngerasain apa yang kamu rasain. Apalagi pas bunda liat kamar kamu penuh oleh wajah Dhea. Wallpaper handphone sama laptop kamu juga wajah dia"

GeofreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang