3: Very Very Very

11.7K 2.9K 278
                                    

"OM JOJON LEPASIN ASTAGAA!!" teriakku. Masalahnya dia narik-narik aku ke sebuah tempat yang aku yakini sebagai rumahnya. Gede banget, parah sih.

"Kemarin matre, hulk, sekarang Jojon? Kamu pikir aku nggak punya nama?!" kesalnya setelah setelah kami masuk ke ruang tamunya.

"Johnny terlalu bagus buat om."

"Sialan!"

Aku menjulurkan lidah. Gila, rumahnya jauh banget dari kesan badas dan garang yang sering ditampilkan om hulk. Ini mah kiyowo, nuansanya biru lucu gitu.

"Ganti semua kerugiannya. Dengan tubuh dan tenagamu."

"HA???!!!!"

Aku refleks menyilangkan tanganku di depan dada. Enak aja, kenapa harus badanku?!

"Ck, sapu dulu otak kotormu itu!"

"Otak om hulk yang ngeres!"

Johnny menghela nafas kasar lalu meletakkan selembar kertas di atas meja di hadapanku.

"Baca."

Aku meraih kertas tersebut lalu membacanya seksama. Isinya kontrak, gengs. Kontrak gila lebih tepatnya.

"Apa-apaan nih? Masa pilihan keduanya nggak realistis?!"

"Ya sudah, pilih pilihan pertama."

"TAMBAH NGGAK REALISTIS!!" kesalku.

Baca aja nih isi kontraknya yorobun.

1. Yuqi harus menjadi perawat Molly hingga sembuh total. Estimasi waktu 4 bulan. Hanya boleh izin saat ada jam kuliah.

2. Yuqi boleh ganti rugi dengan uang. Syaratnya, harus pakai uang sendiri. Total 10 juta won untuk biaya operasi dan perawatan lainnya.

YAKALI, 10 JUTA UANG DARIMANAAA?! MINTA KE PAPA AJA BELUM TENTU DIKASIH!!

Sumpah, gila banget banget banget si Johnny.

"Jadi?"

Aku menatap om hulk itu tajam. Ya kalau gini sih sama aja dia maksa aku buat pilih nomor satu. Gimana lagi coba?

"Aish, terserah om aja!" kesalku. Dia menyeringai lalu meletakkan sebuah pulpen di depanku.

"Tanda tangan sana."

😻

Empat bulan. Bayangkan, empat bulan. Cuma gara-gara kucing patah tulang. Ya agak kesel sih, tapi kasian juga. Huaa dilema.

Dan empat bulan paling menyebalkan dalam hidupku akan dimulai hari ini. Hhh, semangatku tiba-tiba aja hilang entah kemana.

"Neng Yuqi jadi ke rumah om Jojon? Mau akang anterin?" tanya Lucas.

Ya, aku emang udah cerita semuanya dari A-Z ke Lucas. Dan dia mengizinkan dengan santainya. Ya gimana ya, minimal marah kek lihat pacarnya dijadiin babu. Lah ini?

Aku menggeleng. "Sendiri aja deh."

"Oh yaudah."

"Idih gitu doang?" tanyaku agak kesal. Lucas mengernyit.

"Ya kan eneng sendiri yang nolak."

"Ya paksa kek. Lempeng amat."

Lucas ketawa sebelum mengusap puncak kepalaku. "Kalau Yuqi nggak mau yaudah aku nggak maksa. Aku nggak suka. Kalau Yuqi minta anter ya ayo, aku anterin."

Aku mengerucutkan bibirku lalu meraih ujung kaosnya yang agak kebesaran di badannya.

"Anterin."

"Siap."

😻

"Jangan bikin masalah lagi sama om Jojon, nanti masalahnya makin panjang. Rawat Mollynya yang bener biar cepet sembuh."

Itulah wejangan yang Lucas beri sebelum aku memasuki rumah Johnny. Masalahnya, gimana nggak bikin masalah kalau Johnny sendiri tukang bikin masalah?

Oke, aku pusing.

"Telat tiga menit," kata Johnny bahkan sebelum aku mengucapkan sepatah kata pun.

"Salam dulu kek."

"Perempuan tukang nyolot kayak kamu nggak perlu dikasih salam."

"Aish!"

Johnny menyeringai lalu melempar sebuah kunci padaku.

"Molly disana."

"Sana mana?"

"Kamarku. Itu kuncinya."

Haaa? Gila sih, ngapain ngasih kunci kamar ke perempuan yang baru dia kenal?

"Rawat dengan benar. Kalau ada apa-apa, berarti kamu yang harus tanggung jawab."

"Tapi kamarㅡ"

"Di atas, pintu warna hitam," potongnya sebelum berjalan menuju pintu rumah.

"Mau kemana?"

Johnny mengernyit. "Narik utang. Kenapa? Ikut?"

Hhhh, aku lupa dia rentenir. Rentenir galak pecinta kucing.

😻

absurd woee astaga wwkwkwkk

Om Johnny (ft. Lucas & Yuqi)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang