"Mana om warungnya?"
"Ah perasaan kemarin ada disini. Kok nggak ada lagi ya?"
Aku mencibir. Dasar, alesan aja nih orang. Ya kali warungnya tiba-tiba hilang?
"Ini rumahmu?" tanyanya lagi. Aku mengangguk. "Yaudah, masuk sana. Aku mau cari makan di tempat lain aja."
"Yaya, terserah om aja. Hati-hati pulangnya, nanti diganguin orang mabuk. Hahaha."
"Kamu lupa siapa aku? Yang ada mereka yang kencing di celana."
Idihhhh pedenya selangit.
"Yaudah deh aku masuk dulu."
"Qi."
Aku tersentak. Barusan dia bilang apa? Qi? Yuqi?
"Apa?"
Om Johnny menghela nafas dalam lalu berkata, "maaf. Soal kemarin. Lucas bener. Nggak seharusnya aku kasar ke kamu."
😻
Sejak kejadian itu, percayalah kalau om Johnny jadi agak pendiem. Lebih tepatnya, dia mulai jaga jarak. Kayak ngejauhin gitu.
Aku sih sebenernya nggak terlalu ambil pusing. Dianya aja yang aneh. Lagian kan udah minta maaf kan ya, aku kira masalah bakal selesai.
Dasar om aneh.
Hari ini aku masih ke rumah dia buat ngerawat Molly yang terindikasi akan segera sembuh. Syukurlah, aku pingin cepet-cepet ngelunasin hutang. Biar bisa jalan-jalan lagi sama Lucas. Hehe.
Rumah om Johnny sepi, tapi aku tau kalau si pemilik rumah ada disini. Hpnya ada di kamar soalnya.
Setelah mengambil Molly, akupun berjalan ke dapur. Eh, bener aja si hulk ada disana. Lagi ngupas apel, tapi ngupasnya nggak jelas.
Ya masa hampir semua dagingnya kekupas? Makan apa dong dia? Bijinya?
"Mana aku kupasin," kataku. Dianya langsung kaget, untung pisaunya nggak refleks dia lempar ke aku. Wkwkwk.
"Emang kamu bisa?"
"Buset, gini doang mah kecil! Anak paud juga bisa," seruku sambil menyerahkan Molly ke majikannya.
"Badan semeter aja sok ya kamu."
"Kupas sendiri."
"Eeh bercanda!"
Aku berdecak lalu mulai mengambil apel yang baru dan mengupasnya dengan rapi.
"Pacarmu kemana? Tumben nggak ikut?" tanyanya tiba-tiba.
"Sibuk, mau ada tanding futsal antar fakultas soalnya. Entar dia mau jemput," jawabku tanpa menatapnya.
"Oh."
Oh doang ya om. Bodo amat aku ya.
Beberapa menit kemudian, aku pun berhasil mengupas tiga buah apel. "Nih. Lain kali langsung makan sama kulitnya aja kalau nggak bisa ngupas. Lebih sehat malah."
"Nggak suka," ujarnya sambil mencomot apel tersebut menggunakan garpu.
"Kata dokter Junhoe 3-4 minggu lagi Molly bakal sembuh. Berarti...."
Johnny mengangguk. "Hutang kamu lunas. Kamu boleh pergi," jawabnya santai, masih sambil makan apelnya.
"Mungkin aku bakal kangen sama Molly hahaha."
"Sama Molly apa majikannya?"
"Ha?"
Om Johnny menggeleng. "Bercanda elah, serius amat."
Idih dasar. Aku menyaksikan om Johnny asik makan apel sambil gendong Molly di tangan kirinya.
Siapa yang bakal nyadar woi kalau dia rentenir kelas kakap? Sumpah penampilan dia nipu banget. Heran.
"Aku putus sama Chaeyeon."
"Ha?"
Om Johnny mendesah lalu memasukkan sepotong apel ke mulutku.
"Nggak usah kaget gitu."
"Faedahnya cerita ini ke aku apa coba?"
Dia mengangkat bahu. "Pengen berbagi cerita aja. Nggak boleh?"
"Ya...."
Ya boleh sih. Tapi untungnya apa?
"Nih cuci," katanya sambil menyerahkan piring dan garpu bekas apelnya. "Aku harap Chaeyeon jadi hal terakhir yang buat kita berantem."
"Ha?"
Johnny mendesah pelan. "Waktu kamu tinggal empat minggu kan? Aku harap kita nggak berantem lagi, Yuqi. Capek aku tuh berantem terus sama kamu. Entar ujung-ujungnya digigit. Emang nggak sakit apa?"
Aku mengerjap berkali-kali. Ini si Johnny kesambet apa gimana? Kok mendadak baik?
"Sekalian bilangin Lucas."
"Apa?" tanyaku, heran untuk yang kesekian kalinya.
"Maaf. Udah ngebentak ceweknya."
😻
mau saia tamatin saja wakaka
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Johnny (ft. Lucas & Yuqi)✔
FanfictionNamanya Seo Johnny, si rentenir galak pecinta kucing. gyutoprakㅡ2018