Aku menatap TV di depanku sambil menerawang jauh. Om Johnny aneh, sumpah. Kenapa mendadak baik? Creepy sih, tapi nggak apa-apa deh daripada dianya galak-galak.
"Kamu ini kemana aja sih, sayang? Sebulanan ini mama lihat-lihat kamu sering pulang malem," tanya mama begitu duduk di sebelahku. Aku menatap mama yang ternyata asik ngelus-ngelus si Muller.
"Y-Ya kuliahlah, ma. A-Apa lagi?"
"Yakin?"
"Iyalah."
Sabar, kurang tiga minggu. Setelah ini aku nggak punya urusan lagi sama si Johnny.
"Yuㅡ"
"NENG YUQIIIII HUAAA!!"
Aku dan mama tersentak mendengar jeritan dari pintu rumah. Fix, itu pasti Lucas.
Dan bener aja, di depan pintu udah ada Lucas yang dibopong sama Mark. Aku sama mama sampai kaget lihat kondisi Lucas. Matanya merah kayak abis nangis gitu.
"Qi, ini gue taruh mana? Astaga berat banget nih bocah," tanya Mark. Aku langsung membantu Mark membopong Lucas lalu membawanya ke ruang tamu.
"Lucas kenapa, Mark?" tanyaku. Mama udah ngacir duluan, kayaknya mau ambil minum.
"Habis jatuh pas tanding. Parahnya hidung dia ketendang kakinya Dino."
Aku sontak memegang wajah Lucas. Bener aja, hidungnya merah bekas darah. Dengkul sama sikutnya juga luka. Astagaaaa.
"Kenapa bawa kesini, Mark? Kita ke rumah sakit aja ya?"
"Lucas maunya sama Yuqi," kata Lucas dengan sisa-sisa isakannya.
"Dia nggak mau ke rumah sakit. Di rumah dia juga sepi. Ya lo tau sendiriㅡ"
"Iya aku tau," potongku, takut pembahasan ini malah bikin Lucas jadi tambah sedih. "Makasih ya Mark udah bawa Lucas."
"Iya, Qi. Gue balik duluan ya kalo gitu. Masih ada eval sama Pak Jongin soalnya."
"Oh, oke. Hati-hati ya."
Mark mengacungkan jempolnya lalu pergi dari rumah. Aku langsung menatap Lucas lalu mengusap pipinya yang basah gara-gara nangis.
"Qi, ini obat sama minumnya. Loh temen kamu yang satu mana?" tanya mama yang dateng dengan berbagai macam P3K dan dua gelas sirup jeruk.
"Pulang duluan, masih ada eval soalnya," jawabku sambil membuka kotak P3K.
"Lucas nggak apa-apa, nak? Gusti, lukanya banyak loh. Ke rumah sakit ya?" ajak mama. Lucas langsung geleng-geleng.
"Lucas maunya sama Yuqi, tante."
Mama cuma bisa mendesah. "Yaudah, Yuqi obatin Lucas ya. Mama masak dulu buat kalian."
Aku cuma bisa menggeleng lemah. Sekali lagi aku menatap Lucas yang juga tengah menatapku dengan mata sembabnya. Lucas bukan tipe cowok cengeng. Pas patah tulang aja dia nggak nangis sama sekali. Makanya aku kasian lihat dia kayak gini.
Apa sesakit itu? Tapi kalau denger ceritanya Mark sih...duh, ngeri.
"Kamu nggak apa-apa?" tanyaku. Lucas langsung menggeleng.
"Nggak selamanya cowok kayak aku baik-baik aja, Qi."
😻
"Dari awal pertandingan, aku udah nggak bisa konsen. Aku kepikiran kamu terus, takut om Johnny jahatin kamu lagi," cerita Lucas di sela-sela kegiatan makannya. "Lucas mau ayam."
"Iya," kataku sambil mencuil ayam.
Lucas minta disuapin yorobun. Maklum, dia kalau lagi sedih gini bawaannya manja. Aku nggak masalah sih, dia kurang perhatian soalnya. Orang tuanya sibuk kerja huhu.
"Jadi ya gitu. Abis jatuh beberapa kali tiba-tiba hidung aku ketendang Dino. Darahku sampai ngucur kayak kran."
Aku bergidik. Antara kasian sama ngeri.
"Nggak heran kamu nangis," ujarku. Lucas mengernyit.
"Aku nangis bukan gara-gara itu."
"Ha? Terus?"
Dia menunduk. "Lucas takut. Kalau Lucas bonyok, entar Yuqi nggak suka sama Lucas lagi."
Astaga ya Gusti Nu Agung.
😻
hallo ehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Johnny (ft. Lucas & Yuqi)✔
FanfictionNamanya Seo Johnny, si rentenir galak pecinta kucing. gyutoprakㅡ2018