Johnny
"Nomor yang anda tujuㅡ"
Aku melempar ponselku ke sembarang arah. Nggak aktif lagi. Kemana bocah itu?
Berbagai pikiran negatif menggerayahiku. Bagaimana kalau si brengsek Kangjun menemuinya? Bagaimana kalau bocah itu nggak baik-baik aja?
"Ck, ngapain juga aku bingung? Dia bukan siapa-siapaku. Lagian dia punya pacar kan? Pasti pacarnya bisa jagain dia."
Bagaimana kalau pacar gilanya itu sedang ada urusan?
"Ck, sialan!"
Aku segera menyambar jaket dan kunci motor lalu pergi menuju rumah Yuqi. Bocah itu selalu buat aku khawatir.
Aku mengendarai motorku dengan kecepatan sedang. Jalanan macet, aku nggak bisa ngebut. Nggak lucu kalau rentenir galak sepertiku harus mati di tengah jalan gara-gara ngebut ingin menemui bocah ingusan.
Iyuwh.
Butuh dua puluh menit agar aku bisa sampai di rumah besar Yuqi. Seperti biasa, rumahnya sepi. Apa orang tuanya nggak ada lagi? Apa pacarnya benar-benar nggak ada disini?
"Permisi bapak, ada yang bisa saya bantu?" tanya seseorang berseragam hitam. Hm, satpam rumahnya? "Mau cari pak Yixing?"
"Bukan. Yuqi."
"Oh, mbak Yuqi? Kalau boleh tau, bapak siapanya mbak Yuqi ya?"
"Sayaㅡ"
Aku...siapanya? Teman? Kakak? Sahabat? Saudara?
Pacar?
Bukan.
"Johnny. Kenalan," jawabku ragu. Dia mengangguk.
"Mbak Yuqinya keluar sama mas Lucas. Barusan banget, pak. Ada perlu apa ya? Mungkin bisa saya sampaikan nanti."
Aku terhenyak. Sepertinya aku mulai gila. Buat apa aku khawatir pada bocah yang bahkan menonaktifkan ponselnya karena sedang berkencan dengan pria lain?
Seo Johnny gila!
"Saya permisi."
Aku segera memakai kembali helmku lalu pergi melaju meninggalkan kediaman Yuqi dengan mood super buruk.
Aku sebal dengan diriku sendiri. Aku lapar. Aku ingin makan. Dan sialnya, cuma Yuqi orang yang ingin aku ajak makan bersama.
Gila bukan?
Kulajukan motorku dengan kecepatan di atas rata-rata. Jalanan masih ramai, tapi persetan. Aku mau pulang, tidur dan melupakanㅡ
Ciiitt!
Brak!
ㅡkuharap, setelah ini, aku benar-benar melupakan semuanya.
Author
"Weee neng Yuqi besok traktir akang mie ayam kampus! Daebak daebak!"
Yuqi mengusap rambutnya sambil ketawa. Ketawa karena sebal dan geli melihat reaksi Lucas.
"Lucas sih, udah tau aku kalahan kalau main batu, gunting, kertas."
"Ya bodo amat, pokoknya neng Yuqi kalah. Besok akang ditraktir mie ayam kampus."
"Iya iya."
"YEEE!"
Lucas menjerit heboh lalu memeluk Yuqi sambil mencak-mencak nggak jelas. Untung jalan di rumah Yuqi sepi. Setidaknya mereka nggak jadi bahan tontonan sejuta umat.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan yang terasa sangat lama. Yaiyalah, jalan dua meter ribut, dua meter lagi jitak-jitakan, dua meter lagi ketawa-ketawa, dua meter lagi main batu gunting kertas.
Gitu aja terus sampai Lucas waras.
"Sampai!" seru Yuqi begitu mereka sampai di depan pagar rumah Yuqi.
"Yaaah kok sampe sih? Balik yuk, kita ulangi lagi dari rumah makan tadi."
"Gila kamu. Kaki aku capek."
"Tapi Lucas nggak mau pisah."
Yuqi ketawa. "Udah malem, bapak. Lagian besok ketemu lagi kan."
"Lama."
"Alay."
Mereka pun ketawa bareng. Nggak ngerti lagi, Yuqi ngerasa bahagia banget hanya dengan lihat wajah absurd Lucas. Haha.
"Qiㅡ"
"Mbak Yuqi!"
"Eh, kenapa pak Yoseob?"
Pak Yoseob menatap Yuqi dan Lucas bergantian. "Gini mbak," pria mungil itu bergeser supaya nggak berdiri di samping Lucas. Minder. "Tadi ada mas-mas nyariin mbak."
"Ha? Siapa pak?"
"Itu...duh siapa sih, lupa."
"Mas? Masako? Masinis? Masalah? Masbuloh?"
"Masyaallah," pak Yoseob mengangkat kepala lalu menatap Lucas. "Mas Lucas diem dulu deh, saya masih mikir."
"Ehehehee," Lucas cuma ketawa.
"Mas...Jon...Jon...?"
"Jontor?"
"Bukan, mas!" seru pak Yoseob, mulai geregetan dengan tingkah laku Lucas.
"Johnny maksudnya?"
"Nah itu, mbak!"
Yuqi sontak menatap Lucas yang perlahan mulai melunturkan senyumnya. Perempuan itu menggigit bibirnya asal.
"Jangan hubungi dia lagi. Aku mohon."
Wow, mas Lucas bisa marah juga, batin pak Yoseob.
😻
sangat sangat sangat tidak jelassss
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Johnny (ft. Lucas & Yuqi)✔
FanfictionNamanya Seo Johnny, si rentenir galak pecinta kucing. gyutoprakㅡ2018