8: Ooh-Ahh

10K 2.5K 427
                                    

Pinginnya sih nggak ke rumah om Johnny lagi. Antara kesel sama takut. Ya tapi gimana? Hari ini tuh Molly harus rawat jalan. Om Johnny udah dari jauh-jauh hari atur jadwal sama dokter langganannya si Molly yang nggak aku ketahui identitasnya itu.

Huaaa nggak bisa bolosssㅠㅠ

Mana rawat jalannya malem-malem lagi. Lucas udah larang aku mati-matian buat dateng kesini, tapi ya gimana lagi? Janji ini udah dibuat jauh sebelum aku dan om Johnny berantem. Mana si Lucas nggak bisa nganterin lagi. Huhu.

"Loh mbak Yuqi udah dateng?"

"Malem pak Dujun," sapaku ke salah satu sopir di rumah ini. "Dokternya belum dateng kan ya?"

"Belum kok mbak. Langsung masuk aja, disiapin Mollynya."

"Oh oke," kataku lalu berjalan mendahului pak Dujun yang sibuk mencuci mobil. "Eh pak."

"Iya, mbak?"

"Om Johnny a...da?" raguku. Pak Dujun menggeleng polos.

"Dari tadi siang keluar mbak. Kayaknya ada urusan penting."

Huaa, syukurlah!

Aku pun memasuki rumah om Johnny dengan santai. Setelah mengambil Molly yang asik tiduran di atas kasur sang majikan, aku turun menuju ruang tamu. Niatnya sih mau nunggu disana, ehh ternyata udah ada sesosok manusia yang nggak aku kenal.

Begitu melihatku, dia pun langsung berdiri lalu membungkukkan badannya.

"Selamat malam."

"Malam. Om..." raguku. Dia tersenyum, seakan bisa membaca pikiranku.

"Saya dokternya Molly. Ah, nama saya Junhoe."

Ah, pak dokter.

😻

"Dilihat dari fisiknya, kondisi Molly sudah membaik. Untuk hasil keseluruhan akan saya kirim dalam beberapa hari," kata dokter Junhoe setelah memeriksa Molly.

Aku mengangguk paham. "Berarti bentar lagi bakal sembuh?"

"Lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Mungkin tiga sampai empat minggu lagi," jawabnya.

Wow, berarti masa baktiku bakal segera selesai juga dong?

Tetew, nggak pernah merasa sebahagia ini.

"Makasih dok!"

"Untuk?"

Hehe, aku cuma nyengir. Makasih telah melepaskan belenggu sialan ini. Ehehehehe.

"Oya, omong-omong nama kamu siapa? Dari tadi kita ngobrol tapi saya belum tau nama kamu," tanyanya tiba-tiba.

"Eh iya juga ya. Nama saya Yuqi dok, sayaㅡ"

"Pengasuh Molly."

Aku dan dokter Junhoe tersentak mendengar suara berat dari ambang pintu.

Aku mencibir. Heung ternyata si Johnny. Males deh.

"Loh, Molly punya pengasuh baru?"

Om Johnny mendekati kami lalu menatapku beberapa detik.

"Hm. Gimana, udah selesai?"

"Yeah, hasilnya lumayan. Besok datang aja ke rumah sakit, nanti aku jelasin. Kalau sekarang terlalu malam, kasihan Yuqi."

Aku mengerjap. Eh, aku?

Haduh, gini nih yang namanya cowok jantan. Nggak kayakㅡ

"Emang ada yang mau gangguin dia malem-malem?"

ㅡkan, baru aja dibilangin.

Dokter Junhoe tertawa. Setelah pamit, dia pun bergegas pergi dari rumah om Johnny.

"Yaudah, aku pulang," kataku sambil melihat jam. Woe 9.30? Buset malem bener dah.

"Tebengin nggak? Mumpung abis isi bensin, kayaknya kebanyakan tadi."

"Nggak!" tolakku.

Padahal hayati nggak ada duit buat ngegrab astaga. Berarti kudu jalan kaki dong.

Hingg.

"Yaudah, sana pulang."

Aku menatapnya sedetik lalu pergi meninggalkan rumah om Johnny dengan kesal. Pak Dujun aja nggak sampai aku sapa balik, padahal dia udah manggil-manggil aku.

Setelah sampai di persimpangan jalan, aku pun mulai memperlambat langkah kakiku. Sialan nih, jalannya sepi banget, gelap lagi. Jadi parno sendiri.

Ya gimana ya, jadi cowok ada gregetnya gitu kek. Bukannya maksa, malah beneran nyuruh aku pulang sendiri. Nggak pekㅡ

Skskkskk.

Aku tersentak mendengar suara aneh di belakangku. Jangan bilang ada orang mabuk? Maling? Setan?

Aku menghentikan langkah kakiku, suaranya hilang. Aku jalan, suaranya kedengeran lagi.

Ya gitu aja terus sampe Lucas boncel.

Sret!

Jantungku hampir copot saat tiba-tiba sebuah jaket tersampir di tubuhku. Aku refleks maju beberapa langkah lalu membalikkan badanku agar bisa menatap siapapun mahluk yang dengan seenak jidat memasangkan jaket tersebut.

"Bapak-bapaknya ngelihatin."

Aku menatap beberapa pria dewasa di ujung jalan sana yang memang sedang melihatku. Ada beberapa botol alkohol juga, kayaknya mereka mabuk-mabukan.

Astaga.

"Yaudah jalan sana."

"O-Om ngikutin aku?"

"Siapa bilang?"

"Itu...tadi..."

"Aku laper, mau makan di sana."

"Sana mana?"

"Ada pokoknya," katanya. Aku mengerjap beberapa kali. Antara percaya nggak percaya sih. "Kamu mau disini terus?"

"E-Eh, nggak."

Aku pun jalan duluan di depan dia. Dan seperti dugaanku, aku bisa mendengar deengan jelas langkah kakinya.

Jadi yang ngikutin aku dari tadi tuh si Johnny?

Hng.

😻

lucas-yuqi kapalku....

sekarang, gatau nanti:(

Om Johnny (ft. Lucas & Yuqi)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang