Upstairs

138 37 3
                                    

“Aduuuh, ini kenapa jadi kau yang membawakan belanjaanku.”

Aku tersenyum, menggeleng ringan. “Tidak apa-apa, Bibi. Masa iya, aku tega membiarkan Bibi naik sampai lantai lima sambil bawa-bawa belanjaan sebanyak ini.” Salah satu tas belanja kuangkat. “Tumben sekali belanja banyak, Bi?”

“Iya, anak sulungku baru kembali dari dinas. Dia super sibuk. Maklumlah, arsitek 'kan memang begitu,” kata Bibi sambil membenahi tas tangannya.

Anak sulung dari tiga bersaudara anak Bibi ini adalah yang tersibuk. Anak keduanya sudah kuliah di semester akhir, namun menyempatkan pulang tiap minggu. Sedangkan si bungsu masih duduk di bangku sekolah menengah tinggal di asrama. Bibi hanya tinggal berdua dengan suaminya dan apartemen mereka selalu ramai jika seluruh anggota keluarga berkumpul.

“Besok-besok ajaklah anakku berkumpul di ruang tengah juga. Yukihito itu aslinya pemalu, kalau tidak diajak lebih dulu, dia mana mau mendekat.”

“Oke, Bi. Nanti kalau bukan aku, ya kuminta Ayano saja yang mengajaknya.” Dalam hati aku tertawa jahil. Ayano pernah bilang dia suka Kusanagi Yukihitoーjauh sebelum Kaminaga datang. “Oh iya, Biー”









Napasku tertahan beberapa saat. Apa yang kulihat itu nyata. Pintu apartemen lamaku terbuka. Bunyi keriat pintunya nyaring mencapai apartemen Bibi Kusanagi. Jantungku berdebar. Aku menghitung mundur, menanti siapa yang keluar dari dalam sana.




“Oh, Sakuma-kun rupanya,” Bibi menyapa ramah pria yang baru keluar dari apartemen itu.

“Selamat sore, Kusanagi-san.” Pria berjas biru itu menyapa, terdengar ramah dan kaku.

Aku menghambur napas kecewa. Tak lagi mendengar obrolan Bibi dan orang bernama Sakuma itu. Tanpa sadar melirik lorong terbuka. Salju berjatuhan, sebagian tertiup angin masuk lorong. Berarti ini sudah satu bulan sejak Kaminaga pergi. Membuatku ditampar realita satu kali lagiーbahwa tidak ada orang yang akan berdiri menyandar besi pembatas sambil merokok lagi.









Sejak saat itu kebiasaan anehku muncul. Secara impulsif aku sering naik ke lantai lima, menatap hamparan putih salju. Sesekali berpapasan dengan Sakuma-san, dan kami bertegur sapa canggung.




“Hoi.”

“Hah?” Aku berdiri kaget, melihat Shimano berdiri sembilan langkah di dekat tangga.

“Kau belum siap-siap? Ck, jadi ikut acara tidak?”

“Aduh.” Kening digigit ngilu karena kutepuk. “Sebentar, tunggu. Aku ganti baju dulu.”

Kupikir aku bakal lebih tenang setelah masuk mobil Shimano. Nyatanya aroma kayu manis dan bau rokok familier tercium di penjuru mobil membuatku tak nyaman sama sekali.

“Maaf kalau bau rokok. Selama aku pergi, mobil ini dipakai orang lain. Belum sempat kubersihkan.”

“Oh.” Dan aku menekan perasaan familier tiap tarikan napas membawa pula campuran aroma kayu manis dan rokok. Suara penyiar bernama Seto Reiji mengisi heningnya suasana mobil. Shimano santai menekan klakson, bergerak menyalip mobil lambat di depan.




“ーlalu ada request lagu terakhir untuk hari ini. Dari Mr. Lion yang dilanda perkerjaan dan rindu. Waduh, kok sama-sama berat ya.” DJ Seto tertawa renyah yang aku yakin bisa melumerkan banyak hati wanita. “Oke, lagu akan diputar untuk Mr. Lion sekaligus menutup siaran. Saya Seto Reiji dan selamat sore menjelang malam.”

Suara Seto Reiji boleh menenangkan, tapi tidak dengan lagu yang diputar.





It’s so much fun, just watching you laugh and talk as we walk.

We’re here, goodbye, get home safe
I’m gonna watch you go inside so hurry and go in.

After your pretty back disappears
I turn around and I start to miss you already.

One evening, when I especially didn’t want to say goodbye.

I called your name and we stood there.












• Judul lagu request Mr. Lion adalah Walk You Home © NCT Dream. Side-track mini album berjudul We Young dengan title-track berjudul sama. Mangga, didengar sambil baca, hehehe. Maaf, lagunya ngga bisa dimasukin ke sini, link-nya eror mulu :(

Everybody say yes for Announcer! Seto Reiji because COY SUARANYA SAKURAI TAKAHIRO TUH SESUATU BANGET.

Dan, yaaaa akhirnya Teddy Bear kita debut di cerita ini. Tapi, maaf ya, dia cuma mongol dikiiit banget.

(Masih) hitung mundur menuju end, yuhuuu~. Seri ini emang kubikin model cerita tiap chapter begini, biar ceritanya cepet selesai dan konfliknya ga melebar-lebar. Nanti capek sendiri mikirin plotnya :')

(Senyum miris ngeliat tumpukan draft)

Makasih buat para pembaca yang mampir (mau itu iseng baca atau enggak), yang baca sampai selesai, udh gitu ngasi votes dan ngeramei kolom komentar, makasih banget ♥♥

Sampai ketemu di chapter depan. Bye!

Tambahan:

Kemaren nemu ini di Twitter terus aku jadi kesel keinget kaminaga.

Kemaren nemu ini di Twitter terus aku jadi kesel keinget kaminaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Upstairs | Kaminaga [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang