Bagian 4

48.9K 932 18
                                    

Dimas tampak panik. Badannya menjadi kaku. Sementara setelah membasahi kontolnya dengan pelumas dan bersiap untuk memasukkannya ke lubang anus Dimas, Ujang tertawa senang. 

Perlahan Ujang mendorong kontolnya masuk. 

"Aaarrgghh .. A, sakiiitt, A, ... Aarrrgghh ...," Dimas merasakan ujung kontol Ujang mulai masuk ke dalam lubang anusnya.

"Ssshh .. Aaaahh .. Anjiiingggg!! Ngeunaaaah .. Aaaahh .. Sempit memek kamu neeenngg," Ujang melenguh nikmat sambill terus didorongnya kontolnya pelan-pelan sampai masuk semua. 

Dimas merasakan perutnya mendadak penuh dan lubang anusnya berkedut kedut. Ujang kemudian menghisap pentil susu Dimas, untuk menetralisir rasa sakit. 

"Aaargghh.. A, stoppp, A, udaaah A, keluarin, sakiiitt, A!" Dimas merintih kesakitan. 

"Ssshhh, ... enak neeenngg, enak pisan ini, sempit, anget memek maneh, lebih enakan ini dari memek perek yang suka Aa pake. Aaaahh ... Aa genjot yaa, Neng, tenang, pasti enak kok, tahan sebentar yaaa. Anjiingg neng, susu eneng enak pisan ini .. " kata Ujang sambil mulai memaju mundurkan pantatnya dan menghisap susu Dimas. 

Dimas meneteskan air mata, entah itu karena sakit atau karena dia merasa enak. Dimas sendiri bingung dengan apa yang dirasakannya. 

Ujang terus sibuk menggenjot pantat Dimas dan terus mendesah merasakan enak. 

"Anjiinggghhh, neengg, ngeunah, neng, enaaakkk, ooohh .. aaaahhh ... ssshhh .... Memek neng enak pisaaannn," Ujang terus mendesah dan mengucap kata-kata kasar. 

"Udaaahh, A, ampun, A, udaaahh, sakiitt, A, sakiitt, periihhh, A," Dimas merintih kesakitan menahan rasa tidak enak dalam perutnya. Tapi disisi lain dia terkadang merasakan enak ketika Ujang mendorong kontolnya sampai mentok, ada sesuatu yang menyentuh bagian dalam pantatnya yang membuat dirinya merasa melayang ketika tersentuh oleh kontol Ujang. 

"Diem, neng, jangan muna, kamu keenakan pan, nikmatin ajaaa, aaarrgghh .... Hhhh .. Hoossshh ... Aaaahh ... Mau keluar dimana, neng? Di dalam aja yaa, enak sigana kalo keluar didalam ... Aaaahh .. aaahh ...," Ujang semakin mempercepat genjotannya. 

"Aaaahh A, berenti, A, aduuhh ... Ssshh .. Aaaahh, Aa .. Aaaahh .. A Ujang, udaah, A," Dimas terus meronta tapi tetap ada rasa nikmat yang sukar dia pahami. 

"Berisik! Perek!! ... Hooohhh .. Aahh .. Aaaahh .. Ieu ngeunah pisan lobang memek. Aaaahh ... Aaaahh!"

Dimas merasakan tiba-tiba keinginan untuk segera klimaks, tubuhnya melengkung dan pantatnya berkedut-kedut, "Aaaahh, Aa, aaah keluaaarrr A, keluaaarrrrr!"

Dimas menyemprotkan air maninya berulang kali membasahi perutnya dan sebagian mengalir turun dan membasahi Kasur. 

Ujang yang merasakan kontolnya seperti dijepit dan dipijat karena klimaksnya Dimas kemudian melenguh Panjang, " Aaaaaaahh .. Anjiiiiingggg aing kaluaaarrr, aaahhh bangsaaattt  neeeng enaaaakkk memeknyaaa, aaaahhhhhhh!"

Crot! Crot! Crot ... entah berapa kali Dimas merasakan semprotan air mani Ujang di dalam pantatnya dan dia merasakan hangat di pantatnya. 

Ujang pun kemudian rebah menindih Dimas dengan napas ngos-ngosan. 

Tak lama kemudian Ujang menarik kontolnya dari lubang pantat Dimas. Mengecup dahi Dimas. 

"Nuhun yaa, Neng sayaang. Aa puas pisan. Neng punya Aa sekarang. Awas aja kalo bilang sama orang kantor!"

Dimas diam tak bergeming, air mata kembali menetes. 


UJANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang