Bagian 23

23.3K 649 29
                                    

Pagi itu mereka bangun ketika jam sudah menunjukkan pukul 11.00. Pak Sudana yang lebih bangun lebih dahulu langsung masuk ke kamar mandi. Tak berapa lama kemudian Dimas bangun dan menyusul Pak Sudana ke kamar mandi. Dilihatnya Pak Sudana baru saja mau memutar kran air shower. Tak lama kemudian air shower dingin mengucuri tubuhnya. Dimas kemudian memeluknya dari belakang. Pak Sudana terkejut dan kemudian membalikkan badannya membalas pelukan Dimas sambal mencium bibirnya.

"Selamat pagi, bang."

"Selamat pagi, yang."

"Sini ayang gosokin punggung abang pake sabun. Abang mau pergi?"

"Iyaa, mau ke kantor. Yoga ada keperluan mendadak katanya jadi abang gantiin dia jaga shift siang ini."

Dimas kemudian menggosok punggung Pak Sudana sambil sesekali memeluk dari belakang terus mengelus-elus dada Pak Sudana dan memainkan putingnya. Pak Sudana mendesah, berusaha menahan diri karena dia tidak mau terlambat.

Setelah selesai digosok punggungnya oleh Dimas, Dimas membalikkan tubuh Pak Sudana menghadap dirinya kemudian Dimas mulai menyabuni bagian depan tubuh Pak Sudana, sampai di bagian kontolnya, disabuninya kontol itu dengan pelan, diremas sambil genggaman tangan Dimas maju mundur. Pak Sudana meracau, melenguh kenikmatan.

"Oooohh aaaahh anjiiiiinggghhh ... Yanngghh .. Udaaahh yaaannggghh ... Heeeuuhh .. Aaahhh ... Ssshh ..."

Dimas terus menyabuni kedua kaki Pak Sudana dan membiarkan kontol yang sudah berdiri sempurna itu tak disentuhnya lagi. Dimas sendiri sebenarnya sudah sangat sange, apalagi kalo ngeliat kontol Pak Sudana yang sudah ngaceng dan dada Pak Sudana yang basah mengkilat. Tapi dia tahu bahwa Pak Sudana akan bekerja dan dia tak mau membuat Pak Sudana datang terlambat ke tempat kerjaan.

Selesai menyabuni kedua kaki Pak Sudana, kemudian Dimas berdiri, menyalakan kran air panas dan setelah dirasanya air menjadi hangat, Dimas kemudian mendorong tubuh Pak Sudana ke bawah shower, diguyurnya kepala Pak Sudana dari dengan air hangat tersebut, dibilasnya badan Pak Sudana, karena kehangatan air tersebut maka ketegangan kontol Pak Sudana menjadi melemas. Pak Sudana tertawa-tawa.

"Kamu hebat yaa, bikin abang sange, ngaceng, tapi kamu santai dan terus bisa bikin abang biasa lagi. Sekarang abang pusing, pengen cepat-cepat pulang dari kantor."

"Abang kan mau kerja, kerja aja dulu, nanti pulang kerja kan masih banyak waktu. Hari ini kan sayah masih disini, baru besok masuk kantor."

Pak Sudana kemudian mengeringkan badannya setelah itu masuk meninggalkan Dimas di kamar mandi yang segera menggerakkan tubuhnya ke bawah shower air hangat. Setelah selesai mandi, Dimas bergegas masuk kedalam kamar, didalam kamar dilihatnya Pak Sudana sudah rapi berpakaian dan siap untuk berangkat.

"Duh, buruan pake baju, yang, jangan suka mamerin badan ayang kayak gitu ke abang, nanti itu bikin abang terlambat."

Dimas tertawa. Sengaja dinaikkannya tangannya satu memegang pinggiran pintu.

"Yang!"

"Hahahaha. Udah sana berangkat, bang, nanti terlambat. Nanti malam aja kalo abang mau enak enak."

Pak Sudana kemudian menghampiri Dimas, mencium dahi Dimas dan kemudian mengecup bibirnya.

Tiba-tiba telepon tangan Pak Sudana berbunyi menandakan ada whatsapp masuk. Dibukanya dan kemudian tampangnya berubah tapi berusaha disembunyikannya. Dimas melihat perubahan mimic wajah itu.

"Kenapa, bang? Ada apa?"

"Oooh, eeeh, nggak, itu Yoga minta abang datang sekarang karena dia sudah dijemput oleh saudaranya."

UJANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang