Bagian 22

26.4K 685 54
                                    

HIdup adalah pilihan. Terkadang apa yang menjadi pilihan bukan seperti apa yang dimau, tapi hidup harus terus berjalan. Tuhan selalu bekerja dengan cara-Nya yang misterius dan Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi umat-Nya.

Pagi ketika Dimas bangun, dirasakannya Pak Sudana masih memeluk dirinya dari belakang. Terdengar napas yang teratur. Pak Sudana sepertinya masih tidur. Dimas tak berani bergerak, takut membangunkan Pak Sudana yang sedang lelap.

Tak lama dirasakannya tengkuknya ada yang menciumnya lembut. Dimas kemudia berbalik.Ditatapnya Pak Sudana yang sudah bangun dan sedang menatapnya balik.

"Pagi, yang, nyenyak tidurnya?."

"Bang .. "

"Hmmm .. "

"Enggak kerja? Masuk apa hari ini? Sore?"

Pak Sudana tersenyum.

"Libur, yang, kenapa?"

Dimas menarik napas lega.

"Ngga ada rencana pergi kemana, bang?"

"Enggak, kamu mau ditemenin kemana? Kamu mau pergi?"

Dimas menggelengkan kepalanya. Hari ini dia berniat untuk beneran istirahat di kos. Rasanya malas untuk pergi kemana-mana.

"Abang mau nemenin?"

"Iyaa, ditemenin, Mau kemana?"

"Enggak kemana-mana, bang, pengen di kos aja, tapi ngga mau sendirian."

Pak Sudana tertawa senang. "Iyaa, abang temenin. Abang libur dua hari. Soalnya minggu lalu jatah libur abang dipake Yoga, dia ada perlu."

Dimas tersenyum.

Pak Sudana mengelus pipi Dimas, lalu didekatkannya bibirnya ke bibir Dimas. Diciumnya bibir Dimas perlahan. Dimas membuka bibirnya dan menerima ciuman Pak Sudana. Pak Sudana kemudian mengusap usap dada Dimas, di bagian putingnya dielusnya putingnya Dimas perlahan. Dimas melenguh. Pak Sudana kemudian pindah ke atas tubuh Dimas. DIpegangnya kedua tangan Dimas setelah itu Pak Sudana mencium leher Dimas terus turun ke dadanya. Dihisapnya putingnya Dimas bergantian kiri dan kanan.

"Ssshh ... Bangg ... Ooohh ... Baangghhh .. Teruussiiinnn .. Teruussshh baaanggg, aaahhh .. "

Pak Sudana terus memainkan bibirnya di kedua putingnya Dimas.Dirasakannya kontol Dimas sudah tegang maksimal sementara kontolnya sendiri sudah berdiri sejak tadi saat Dimas membalas ciumannya.

Pak Sudana kemudian melepaskan kedua tangannya yang memegang kedua tangan Dimas, Dimas lalu memeluk Pak Sudana sambil menciumi bibir Pak Sudana, Dimas kemudian turun dan mengisap putingnya Pak Sudana, bagian favoritnya adalah putingnya Pak Sudana yang selalu membuatnya horny tiap kali melihatnya.

"Eeuuuhhh ... yaanggghhh .. aaahhh ... yaanggghhh ... Sssshh ... pengeeennhh ngentttootthh yaangg, pengeeennn memek kamuu yaanggghhh .. "

Pak Sudana kemudian mengambil remote ac dan mematikannya. Setelah itu diambilnya pelicin dan kondom di laci samping tempat tidur. Setelah kondom disarungkan ke kontolnya, diolesinya pelicin itu lalu sambil mengoleskan pelicin di lubang pantat Dimas, dimainkannya jarinya.

"Baanggghh ... Aaaahhh ... Baaannggghh ... Masukiinnn .. Baanggghh jangan pake jariii .. maau kontol abang kesayangaaan Dimaaasss .. Baangghh ... Oooh .. "

Keduanya pagi itu dilanda birahi asmara yang tak tertahankan.

Pak Sudana kemudian mengambil bantal dan menaruhnya di bawah pantat Dimas. Diangkatnya kedua kaki Dimas ditaruhnya di pundaknya. Perlahan dimasukkannya kontolnya ke lubang pantat Dimas.

UJANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang