Comeback

81 4 2
                                    


Happy reading :)

Kembalinya dari kematian yang begitu tragis membuat Yoona juga ikut berubah drastis..

Seoul.

Sudah satu tahun lebih kematian Yoona, namun Jinho masih tetap tidak dapat melupakannya.. Seharian selalu ia isi dengan membersihkan rumah dan datang ke Rumah Sakit. Pria berumur 657 tahun ini nyatanya sudah berhenti dari kewajibannya mencabut nyawa. Ia putuskan berhenti sehari sesudah kematian istrinya.

****

Satu tahun yang lalu.

Melangkahkan kaki panjangnya dengan gontai, tatapan mata yang tajam namun kosong, penampilan yang biasa namun terlihat lebih acak-acakan..

Pria berjas merah dengan celana yang juga berwarna merah, dan kemeja putih dengan dasi hitam sebagai pelengkap. Terlihat jika pria tersebut sedang berjalan menuju salah satu gedung pencakar langit di Seoul...

Yaah..
Jinho sedang menuju ke pengadilan, tempat para malaikat maut berkumpul untuk menyaksikan seorang malaikat maut yang telah pensiun (telah menikah dengan bidadarinya namun harus ditinggal mati oleh bidadari tersebut).
Sebenarnya banyak para sahabat sesama malaikat maut menentang keputusan yang diambil Jinho, namun pria ini lebih memilih menyerah.

Setelah tiba di dalam ruangan nan megah juga mewah.. Jinho langsung duduk di bangku yang telah dipersiapkan khusus bagi seorang pengaju. Selang beberapa menit kemudian berdatangan para malaikat maut mengisi semua bangku kosong, diikuti hakim dan jaksa serta seorang ajudan yang bertugas mencabut semua kekuatan yang dimiliki seorang malaikat maut.

Terdengar lonceng besar telah dibunyikan pertanda sidang dimulai. Dengan langkah berat, Jinho berjalan ke tengah ruangan. Bagi seorang malaikat maut, cara mengundurkan diri seperti ini begitu memalukan karena hal ini sama dengan manusia yang lebih memilih bunuh diri daripada tetap bertahan hidup.
"Saudara Cha Jin Ho. Sebelum saya mengesahkan pengajuan yang kau berikan. Saya akan memastikan terlebih dulu apakah kau sudah yakin dengan keputusanmu?" kata seorang hakim.

"Ya, saya yakin"

"Baiklah. Adakah permintaan yang ingin kau ajukan? " tanya sang hakim lagi.

Kemudian Jinho menutup matanya sebentar dan berkata "Saya ingin memiliki kehidupan yang damai, dan ingin bertemu dengannya lagi"

Setelah itu, kedua jaksa yang sedari tadi duduk di samping kiri dan kanan hakim, bangkit dari duduknya menuju ke tempat Jinho berdiri. Keduanya mulai mencengkram kedua lengan Jinho. Jaksa disini bertugas membantu ajudan untuk mencabut kekuatan sang malaikat maut. Jaksa dan ajudan tersebut adalah malaikat maut yang memiliki kekuatan terkuat jika dibandingkan dengan malaikat maut lain. Tidak butuh waktu lama bagi sang ajudan untuk mencabut kekuatan Jinho dari tubuhnya.

*******

Empuk

Hangat

Lembut

Gelap

Perlahan ia membuka matanya, telentang. Ya, sekarang ia sedang dalam posisi telentang. Terlihat langit-langit ruangan yang tidak asing baginya. Ternyata itu ruang tidurnya.
Ia bangkit dari tidurnya dan terdiam sejenak sembari mengingat-ingat hal yang seperti telah ia lupakan. "Apa ya?" gumamnya, akhirnya ia memutuskan untuk pergi menuju dapur hendak menyeduh secangkir kopi panas. Sangat cocok dengan suhu udara yang terasa cukup dingin ini, sepertinya diluar sana sangatlah dingin sehingga terasa sampai ke dalam rumah.
Bersantai di dekat perapian sambil sesekali meneguk kopi yang telah ia buat, tanpa berbicara sepatah kata pun pria ini membuka handphone yang ia yakini miliknya. Secara tiba-tiba ekspresi wajahnya yang tenang tadi berubah menjadi terkejut, "Sudah berjalan 5 bulan setelah kematian istriku??" pria ini menyenderkan kepalanya sembari menarik nafas panjang "Hah. Aku bernafas??!" teriaknya tiba-tiba.

Who's My Love (Complete √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang