0.6

3.8K 375 34
                                    

"Nah, kita sudah sampai". Jungkook menghentikan langkahnya di depan pondok yang ia maksud.

"Ini adalah pondokku dan teman-temanku". Jungkook tersenyum sambil mengangkat tangannya ke arah pondok untuk menunjukkan pondok yang ia maksud berada di depannya.

Wanna one menghentikan langkah mereka. Mata mereka mulai tertuju kepada tangan jungkook yang mengarah ke pondok. Perlahan, wanna one mulai memiringkan kepala mereka, mengamati pondok itu secara detail. Pintarnya mereka membandingkan pindok ini dengan dorm mewah mereka. Maka perbandingannya sangatlah berbeda dengan pondok lusuh ini. Dindingnya terbuat dari kulit pisang tebal yang mengering. Struktur pondok itu ditumpu oleh batang pisang sebagai tiang. Lantai pondoknya bercampur dengan daun dan kulit pisang. Atap pondoknya tersusun rapi dengan satu-persatu lidi yang dilapisi oleh kulit pisang. Semuanya serba pisang. Jadi, pondok ini bisa dibilang pondok yang bersumber dari pisang.

'Pondok pisang'

Mungkinkah teman-teman jungkook makan dengan pisang?

Yang anehnya.. Walaupun pondok ini lusuh dan buntau/jelek:")

Pondok ini sangatlah besar dan luas.

"Maaf guys! Pondoknya sangat jelek bukan? ". Jungkook memecahkan keheningan wanna one. Jungkook menundukkan kepalanya sedih.

"Kau tidak perlu minta maaf jungkook hyung". Kata daehwi yang menenagkan jungkook.

"Tapi tetap saja aku harus minta maaf kepada kalian! Pondoknya tidak seindah yang kalian bayangkan bukan? . Hanya pondok kecil inilah yang dapat kami buat dengan kerja sama dan kehangatan kami masing-masing. Pondok ini memang jelek diluarnya. Tapi di dalamnya, pondok ini telah melindungi kami dari dingin dan panas. Pondok ini memberi kami kenyamanan apalagi kalau dihuni bersama". Jungkook menggosok kedua telapak tangannya, merasa kedinginan karena kesedihan.

Hening.

Tiba-tiba suara tepuk tangan dari woo jin pun memecahkan keheningan.

"Kata-katamu sangan indah". Kata woo jin sambil mengelap ujung matanya perlahan seolah-olah terdapat air mata haru yang keluar, padahal tidak.

Min hyun menyikut perut woojin hingga woo jin meringis kesakitan.

"sakit hyung! ". Woojin masih menggosok-gosok perutnya kesakitan.

"Jagalah ucapanmu woojin! Dasar kau ini, sembarangan saja! Situasinya sedang tidak pas ". Bisik minhyun pelan kepada woojin yang cuma dibalas woojin dengan sengiran dan kepalanya yang ia goyang-goyangin malas mendengarkan ucapan minhyun.

"Jungkook! Jangan hiraukan itu. Kami yakin pasti pondokmu ini sangat nyaman. Tampilan memang dipermasalahkan oleh orang lain. Tapi bagi kami, tampilan bukanlah segalanya. Kami tidak mempermasalahkan tampilan, yang kami permasalahkan adalah kebutuhan. Ya! Kami membutuhkan kenyamanan dan kehangatan. Jika pondok yang jungkook maksud ini memang nyaman dan hangat. Maka kami menerimanya apa adanya. Itulah yang kami butuhkan, kook. Kita tidak perlu mendapatkan sebuah tampilan yang indah ataupun yang buruk. Yang terpenting adalah kenyamanan dan kehangatan itulah yang kita dapatkan. Jungkook tidak perlu khawatir". Ji sung menepuk pundak jungkook.

"Terima kasih hyung". Jung kook tersenyum kepada jisung.

"bukan masalah kook". Ji sung merangkul jung kook.

Lagi-lagi di adegan yang dramatis ini, woo jin menepuk tangannya dengan sangat keras.

"Sungguh drama yang menyayat hati. Aku menyukai kata-katamu jisung hyung. Bijak waw". Woo jin memberikan ibu jarinya kepada ji sung.

Ji sung yang sedang merangkul jungkook pun reflek ingin nyleding woo jin. Tapi karena jisung sabar kepada woo jin. Ji sung hanya meludahi sepatu woo jin dengan air ludahnya.

The Island [BTS - Wanna One] •End•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang