Chapter 15

2.8K 147 0
                                    

"Gue itu bingung banget sama Dani. Sebenarnya, dia itu serius gak sih sama gue?!" ujar tara sembari menghapus air matanya yang turun.

Saat ini, Tara, Fika, Irily dan Lio tengah kerja kelompok membuat makalah Biologi. Baru saja selesai setengah, mereka malah melanjutkannya dengan aksi curhat. Dan itu semua berujung pada curhatan Tara.

"Lo yakin Zoya ngomong kayak gitu?" tanya Fika.

"Ya iyalah. Lo pikir gue halu?! Jelas-jelas dia ngomong secara langsung sama gue!"

"Bokapnya pake acara ngancem lo?" sahut Irily.

"Iya. Kesel banget rasanya."

"Ngancem apa?"

"Bukan apa-apa sih." Tara memilih tidak memberitahu ancaman papi Zoya. Karena, itu tidak pantas untuk diseberluaskan. Terlalu pribadi.

"Jadi lo bakal putusin Dani?" tanya Lio.

Tara menatap Lio lama. Ia langsung menurunkan pundaknya tanda lemas. "Gak tau."

Tara menidurkan tubuhnya setelah mengucapkan kalimat itu di kasur empuk milik Fika. Ketiga sahabat Tara itu saling bertatapan.

"Yaudah nangis lagi, gih," celetuk Lio.

"Ih, lo aneh, ya?!" Tara bangkit dari tidurnya menjadi duduk. "Temen diem malah disuruh nangis!"

"Berarti, Tar, Dani sama Zoya bakal tunangan besok?" tanya Irily mengalihkan pembicaraan Tara dan Lio. Tara mengangguk. "Minggu? Besok minggu?"

"Iya. Lo kayak orang o'on deh."

"Saran gue, lo putusin dia!" ujar Irily. Ia memang sudah terlanjur kesal pada Dani tentang hal yang waktu itu. Iya, saat ia dibentak.

"Ih, lo sembarangan deh kalo ngomong! PHO lo!" ujar Lio. "Jangan denger dia, Tar. Irily memang mulutnya asal!" tambahnya.

"Jadi gue harus apa?" ucap Tara putus asa.

"Oh iya, Zoya waktu itu pernah bilang kan kalo dia bakalan tunangan sama Dani dan bakal undang anak-anak?" ucap Fika membuat ketiga gadis lainnya mengangguk. "Gimana kalo kita buktiin sendiri dengan dateng ke acara itu?"

"Gak lucu saran lo!"

"Gue serius! Saat kita dateng, kita lihat ekspresi Dani itu gimana. Kalo misalnya biasa-biasa aja, saran Irily, Tar yang harus lo ambil."

"Ngundang gimana sih?! Acaranya aja udah besok! Halu lo."

"Cari tahu dulu, anak-anak ada yang dapet gak."

"Kalo tanpa undangan? Jadi kita akan menyelinap gitu?" tanya Lio.

"Ya iyalah, Lio. Lagian, gak mungkin kan saat kita dateng ke acara itu, undangannya diminta? Yang dibutuhin adalah benar atau gak mereka bakal tunangan, bukan undangannya"

"Tapi, Fik. Dani itu dijodohin, bukan karena kemauan dia sendiri," ucap Tara.

"Ya walaupun benar dijodohin, dia harusnya lebih terbuka dong, Tar sama lo?! Itu sih kalo memang yang dibilang Zoya salah." Irily menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. "Gue bukannya mau jadi PHO dengan ngehasut lo, ya? Cuma gue punya saran lagi. Coba pas hari minggu, lo ajak dia keluar atau gimana gitu?"

"Iya, Tar. Coba besok lo ajak dia keluar."

Tara hanya mengangguk. Ini sepertinya pilihan terbaik. Ya, ia akan meminta izin pada Andi untuk keluar rumah. Iya.

*****

Setelah selesai kerja kelompok, gadis-gadis cantik itu berada dalam keheningan. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka di ponsel masing-masing.

LEUKIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang