Chapter 1

8.9K 281 2
                                    

Tara berjalan beriringan dengan Dani menuju kelas Tara. Mereka memang tidak satu kelas. Namun, Dani merupakan pria yang bertanggung jawab menurutnya. Sehingga, hal kecil seperti mengantar Tara ke kelasnya disebutnya wajib. Tara terkadang suka keki sendiri. Namun, Dani adalah Dani. Cowok keras kepala yang sialnya memang pacar Tara sendiri.

"Tar, kamu udah sarapan, kan?" tanya Dani dengan nada sedikit khawatir.

"Ya ampun, Dan. Kamu udah nanya hal itu berkali-kali! Aku juga udah jawab pertanyaan kamu berkali-kali kalau aku...UDAH sarapan." Tara menahan senyumnya dan Dani tahu itu.

"Tapi..."

"Tapi apa sih, Dan? Kamu belum sarapan? Yaudah kita ke kantin! Aku temenin kamu deh." Gadis itu mengenakan bandana merah yang membuatnya semakin manis. Dani suka itu. Tatapannya tidak pernah lepas dari wajah sang kekasih yang menurutnya semakin hari semakin cantik.

"Aku gak biasa sarapan, Tar. Aku tadi cuma tanya kamu aja. Yaudah, yuk."

"Kemana?"

"Ya kekelas kamu lah, sayang."

Tara terlihat menahan diri untuk tersenyum walaupun itu gagal. Senyum tercetak jelas ketika Dani memanggilnya dengan sebutan "sayang". Dani yang melihat bagaimana ekspresi Tara langsung mencubit pipi Tara singkat.

"Oh iya, Dan. Nanti pulang sekolah kamu duluan aja. Aku ada latihan dance. Bentar lagi kan ada lomba."

"Aku tunggu," sahut Dani santai.

"Lho! Jangan. Takut sampe magrib. Lama. Kamu bilang, kamu mau kumpul kan sama temen-temen kamu?"

"Gak papa. Aku bakal tunggu kamu. Yaudah, gih. Masuk."

Mereka memang sudah berada di depan kelas Tara. Tara menghela nafas. Terkadang ia kesal dengan sikap Dani yang terlalu mementingkannya. Walaupun tidak munafik dia sangat senang. Namun, dia juga tidak mau karena Dani memprioritaskan dirinya, Dani sendiri yang tidak bisa memposisikan dirinya dengan lingkungannya. Walaubagaimanapun, lingkungan mereka berbeda.

"Kalo gak, gimana kalo kamu pergi aja sama teman-teman kamu. Nanti kalo aku udah selesai, aku telepon kamu deh. Daripada tungguin aku? Eh, tapi itu ngepotin kamu banget gak sih? Masa kamu bulak-balik. Yaudah, deh. Nanti aku pulang sama Fika aja."

"Gak. Nanti aku jemput kamu. Kamu telepon aku aja. Aku kekelas." Setelah Dani mengacak-acak rambut Tara, dia berjalan santai menuju kelasnya yang berada di lantai yang sama dengan kelas Tara.

Tara masuk kedalam kelasnya dan mendapati teman-temannya yang terdiri dari perempuan-perempuan tengah bergosip ria.

"Gue gak nyangka banget lho denger adik kelas kita itu hamil. Tadinya gue pikir cuma gosip. Eh ternyata dia benaran dikeluarin dari sekolah," ucap Fika.

"Ih, Fika sembarangan. Siapa tahu kan dia dikeluarin karena masalah lain," sahut Lio.

"Gak mungkin dikeluarin karena masalah lain. Secara, logika aja deh. Ada gosip dia hamil. Eh, gak lama dia dikeluarin dari sekolah," ucak Irily menguatkan argumen Fika.

Cewek-cewek yang lain hanya diam saja menyaksikan. Sebagian dari mereka mengangguk-anggukan kepala mereka tanda membenarkan argumen Fika dan Irily. Tara yang baru datang hanya menggelengkan kepalanya tanda jengah. Bukan karena ia tidak suka gosip, melainkan karena tempat duduknya yang dijadikan tempat gosip.

"Coba dong tanya Tara, dia kan famous and update."

"Lah? Apa urusannya sama gue, Fik?"

"Ya gak papa. Gue cuma tanya lo aja. Lo dengar kan masalahnya si Ara-ara itu?" ucap Fika.

"Iya sih. Tapi, emang benar dia hamil? Sama anak Pelita?"

LEUKIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang