Chapter 23

2.7K 155 5
                                    

Can it be called 'Move on'?


°

°

*****

"Demi apa, Rel? Lo bawa gue ke mall cuma untuk photo box doang?" Respon berlebihan Tara keluar saat Farel mengajaknya untuk ber-selfie di photo box ini.

"Abis ini kita makan kok, yang."

"Tapi..."

"Please."

Melihat tatapan memohon Farel, Tara menjadi tidak enak untuk menolaknya. Apalagi setelah mendengar kisah hidupnya yang...yaah, menurut Tara cukup menyedihkan.

"Oke. Tapi kita langsung pulang, ya? Udah sore banget. Tadi kan kita juga udah makan dirumah lo. Masih kenyang banget gue."

"Yang," peringat Farel.

Tara menghela nafas karena Farel mengeluarkan nada peringatan. Sebelumnya Farel meminta Tara untuk menggunakan aku-kamu. "Okey, sorry. Tapi, udahlah gak usah pake aku-kamu-an segala. Ribet tau."

Farel tersenyum kalem. "Kalo sama Dani gak ribet, ya?" sindir Farel santai tanpa ada nada menyindir. Namun, Tara merasa tersindir. SANGAT.

Tara menghela nafas. Sepertinya, ia menyakiti hati seseorang. Dengan langkah pelan, ia mendekat kearah Farel yang sedang memesan tempat.

"Ya, silahkan. Langsung masuk aja, kak."

Farel masuk kesalah satu box diikuti Tara dibelakangnya. Entah hanya perasaan Tara saja atau memang Farel sikapnya sedikit berubah beberapa menit ini.

Tara tersenyum tipis saat tatapannya dengan Farel bertemu. "Posisinya kayak mana?" tanya Tara.

"Aku ambil 2 sesi. 1 sesi ada 8 foto satu kertas. Sesi yang pertama ini, aku mau kita santai aja. Sebelah-sebelahan. Gayanya bebas. Tapi, kalo sesi yang kedua..."

Tara mengernyit ketika Farel tidak lanjutkan kata-katanya. "Apa?"

Tara melihat Farel tersenyum miring khas dirinya. "Romantis."

Tara menahan nafas 1 sampai 2 detik. "Tapi..."

"Please..."

Karena tidak mau mengecewakan Farel untuk kedua kalinya, Tara akhirnya hanya mengangguk.

*****

"Dua-duanya kamu bawa aja, Tar. Nanti, aku cuci yang ada di sini aja," ujar Farel sembari menunjukkan kantong kertas kecil khas tempat merela berfoto tadi berisi kaset penyimpanan

"Oh, disitu juga ada?"

Farel mengangguk. "Iya." Farel menatap Tara lekat dan itu membuat Tara salah tingkah. Sedikit. "Tar?"

"Apa?"

"Jangan dibuang, ya fotonya?"

Jadi ini maksud tatapannya tadi? Cih! Gue udah baper dikit padahal.

Tara terkekeh. "Pikiran lo—maksud aku, kamu jelek banget. Ya gak mungkin lah. Lagian, aku suka kok sama foto-foto kita. Yaudah deh aku masuk."

Farel tersenyum tipis tanpa Tara sadari akibat Tara sudah mau bilang aku-kamu dan mendengar kata 'kita'. "Mau langsung tidur?"

LEUKIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang