Chapter 26

2.6K 157 7
                                    

Tekan bintang sebelum membaca...

Tekan tombol komentar setelah membaca..

Thx

*****

"Tar, kita hari ini latihan, ya? Hari selasa depan kita udah lomba lho."

Tara menatap Fika. Latihan? Ini hari pertama ia menitipkan Virgo di rumah orang dan ia seenaknya main ingkar janji sedangkan ia janji akan menjemput Virgo pukul yang sudah ditetapkan? Enggak deh.

Tapi...

Ia harus apa?

"Yaudah deh. Lo duluan aja. Gue mau hubungin orang dulu."

"Kalian mau MD?" tanya Lio.

"Yap," jawab Fika.

"Gue mau nonton dong. Gabut gue dirumah," sahut Irily.

"Gak boleh! Nanti anak MD yang lain keganggu lagi sama lo," komentar Fika kejam.

"Emang keganggu kenapa?" ujar Irily kesal sehingga kecemprengannya keluar.

"Kan, lambe mulutnya. Gini nih anaknya pak Joni!" ujar Lio.

"Kenapa memang kalo gue anak Joni? Ada masalah?"

"Please deh guys, jangan rebutin gue."

"Please Fika, diem!" ujar Irily dan Lio bersamaan.

"Udah deh Fik, langsung ke ruang MD sekarang. Ngabisin waktu tau, nanti ditungguin sama yang lain," ujar Tara. "Kalian kalo mau nonton, nonton aja. Tapi jangan berisik atau ganggu!"

Tara langsung berjalan menjauh menuju taman yang sepi karena sudah jam pulang sekolah. Tara mengutak-atik ponselnya lalu menempelkannya ke telinganya.

"Mmm...Bu. Maaf ya, Tara gak bisa jemput Virgo sekarang. Soalnya Tara bakalan latihan hari ini. Besok mungkin bakal kayak gini juga. Tapi cuma dua hari aja kok. Maaf ya, bu."

"......."

"Makasih banyak ya, bu."

"......."

Tara menghela nafas. Ia senang dipertemukan dengan orang baik seperti Bu Rityu. Ketika Tara berbalik, Tara terkejut karena mendapati tante Zenny—mami Farel, dihadapannya. Mami Farel tersenyum tulus.

"Kok kamu kayak lihat hantu sih pas lihat tante?" komentar mami Farel saat Tara menyalimi tangannya.

Tara tersenyum lebar. "Aku kaget aja, Tan. Oh iya? Tante kok kesini? Nyari Farel, ya? Dia udah pulang belum, ya?" Tara celingak-celinguk seolah mencari keberadaan Farel.

"Bukan kok. Tante mau cari kamu. Duduk aja yuk."

Tara mengangguk dan ikut duduk di kursi yang sebelumnya berjarak 1000 cm dari mereka. Tara menatap mami Farel seolah bertanya "mau ngomong apa, tan?".

Mami Farel tersenyum, namun sekejap ekspresinya berubah menjadi ekspresi sedih. "Tante mau cerita tentang sifat Farel yang berubah beberapa hari ini."

Tara mengernyit. "Berubah gimana, tan?"

"Hampir kayak dulu lagi. Tante juga gak tau. Tante pikir, tante punya salah. Tapi, kalo tante pikir-pikir, kayaknya tante gak punya salah deh." Mami Farel menatap Tara lekat. "Makanya tante mau nanya sama kamu."

"Tanya aja, tan."

"Kamu sama Farel lagi ada masalah?"

Tara tahu kalau begini akhirnya. Tara pikir, ini akan jadi biasa-biasa saja. Namun, ini diluar ekspetasinya. Tara tidak menyangka kalau Farel merubah sikapnya hanya karena ada masalah dengan Tara. Tara menjadi tidak enak dengan maminya.

LEUKIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang