Chapter 31

2.7K 153 22
                                    

Selamat membaca. Wish you like this..

*****

"Kamu udah pulang, Tar?" ujar Mely-penyewa kamar di apartemen Tara. Gadis manis yang ramah itu membuat Tara senang karena ia tidak lagi tinggal berdua dengan Virgo.

Tara tersenyum manis membalas. Walaupun otaknya terus dihantui dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan Farel, namun dia bukanlah orang yang moody. Jika ia merasa sesuatu pada sesorang, ia tidak akan membawa suasana perasaannya pada orang lain.

"Iya kak. Kakak lagi apa?"

Tara berjalan mendekat. Ia meletakkan Virgo yang sudah bangun di atas sofa dan melihat apa yang sedang dikerjakan Mely dengan laptopnya.

"Ah? Ini lagi kerjain tugas. Baru masuk kuliah aja udah kayak gini, ya? Gimana akhir-akhir nanti." Mely terkekeh sembari memijit dahinya. "Yaudah, Tar. Kamu bersih-bersih sana. Biar aku yang jaga Virgo."

"Jangan ahh, kakak kan lagi kerjain tugas," tolak Tara secara halus.

"Gak papa kali. Lagian, ini tugas gak semuanya diketik kok. Ada juga yang copas dari google."

Akhirnya, Tara mengiyakan. "Yaudah deh kak. Makasih, ya?"

*****

Farel baru saja sampai di apartemen milik Zava, ibu dari Aca-anak kecil yang memanggilnya dengan sebutan papa. Farel menggendong anak kecil bernama Aca itu yang masih merapatkan diri dalam pelukannya.

Farel berniat menurunkan Aca di atas sofa. Namun, Aca masih enggan untuk melepaskan pelukannya.

"Aca sayang, turun dong. Kasihan kan papa Farelnya gendong Aca terus. Umur Aca kan udah 3 tahun. Itu artinya, Aca udah besar dan gak boleh manja lagi," ujar Zava lembut pada anak perempuannya.

"Gak mau, nanti papa pergi lagi," balasnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Farel tersenyum memenangkan. "Gak akan kok. Papa gak pernah pergi. Aca aja yang gak mau ketemu papa."

"Aca mau. Tapi kata mama waktu itu papa gak bisa ditemuin."

Balasan anak kecil itu membuat Farel memutar kepalanya kearah Zava yang langsung membuang muka. Lalu, tatapannya kembali mengarah pada anak kecil itu.

"Aca mau ambil dan tunjukin papa gambar di buku majalah Aca. Tapi, nanti papa pergi."

"Nggak kok. Yaudah yuk, papa antar. Dimana memang Aca taruh buku majalahnya?"

"Dikamar."

Farel menggendong anak kecil yang cantik dan imut itu menuju kamarnya. Zava menghapus air matanya yang jatuh saat Farel dan anaknya sudah berlalu. Ia mengikuti mereka menuju kamar yang ia dan anaknya biasa tiduri mengikuti Farel.

Aca membuka buku diatas kasur dengan posisi tengkurap dan Farel mengikuti aksinya. Zava masih berdiri memyaksikan itu. Demi apapun, dia benar-benar bahagia melihat itu. Namun, ia ragu memunjukkan kebahagiaannya.

"Aca mau tunjukin apa sama papa?" tanya Farel sambil menatap Aca.

Aca masih fokus membulak-balikkan halaman. "Gambar. Sebentar, ya pa?"

Farel tidak menjawab. Ia hanya mengangguk singkat. Tak lama, ia kembali mendengar Aca berkata.

"Nah ini, pa."

Farel menatap kearah gambar. Disana ada gambar ilustrasi sebuah keluarga. Ayah, ibu, dan anak perempuan kecil yang berada ditengah-tengah orang tuanya. Mereka semua tersenyum bahagia.

LEUKIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang