Chapter 30

2.8K 150 16
                                    

"Gimana lomba tadi, Rel?" Tara tersenyum manis.

"Aku menang. Besok jadi lomba lagi." Farel membalas senyum Tara. Ah, demi apapun Farel tidak menyangka Tara bisa menjadi miliknya.

"Kamu pasti capek banget, ya? Kan aku udah bilang kamu pulang duluan aja. Tadi kamu pasti nunggu lebih dari 2 jam-an kan?"

"Gak papa, Tar."

"Oh iya, Rel. Sebenarnya aku mau ke toko buku dulu. Kamu pulang duluan aja, ya? Aku sama Fika, Irily, dan Lio."

Tatapan Farel sedikit berubah dan Tara menangkapnya. Entahlah, Farel dan Dani ternyata sama. Sama-sama posesif. Tara langsung menggelengkan kepalanya ketika ia sadar kalau ia telah memikirkan lelaki bernama Dani.

"Rel, plis kali ini aja."

"Aku ikut."

"Ish, jangan! Ini itu girls time tau."

"Nggak, aku tetap ikut."

Tara langsung menghela nafas dan memutar bola matanya. Sepertinya, akan makin rumit jika ia terus memaksa Farel untuk tidak ikut.

*****

"Rel, kamu tunggu parkiran aja, ya?"

"Kenapa? Jangan-jangan kamu mau ketemuan sama cowok ya di dalam?" tuduh Farel dengan tatapan menyelidik.

"Astaga Farel. Ya gak mungkin lah. Kalo aku benar mau ketemu cowok, kenapa aku biarin kamu ikut. Pikiran kamu negatif terus deh." Tara membuka pintu mobilnya dan mendekati Ketiga temannya yang berada di pintu masuk toko buku. Sepertinya ia merajuk.

"Lo yakin, Tar mau ngajak tuh anak?" ujar Lio dengan wajah sedikit tidak suka. Terkadang, jujur saja Tara sempat aneh karena Lio terlihat sangat tidak suka.

"Yaudah sih Lio, kok lo kayaknya sewot banget. Biar ajalah," sahut Irily. "Siapa tau Farel mau bayarin buku kita. Iyakan, Rel?" Irily menatap Farel yang baru datang dengan cengiran khasnya.

Farel tidak menjawab menanggapi tapi hanya tersenyum tipis menanggapi.

"Yaudah yuk, gue gak bisa lama-lama," kata Tara.

Akhirnya mereka semua masuk ke toko buku. Keempat kawanan perempuan itu berpencar menjadi dua. Lio dan Irily menuju rak-rak novel sedangkan Tara dan Fika menuju rak-rak buku-buku soal ujian. Farel? Tentu saja berkeliling sendiri. Ia cukup tahu diri. Ia hanya tidak ingin mengganggu.

"Tar?"

"Hmm?"

"Lo sama Farel sekarang gimana?" tanya Fika masih fokus pada buku-buku di hadapannya.

"Ya...seperti yang lo lihat."

Kini Fika menatap Tara. "Ya kayak mana?" tuntutnya seperti benar-benar membutuhkan jawaban.

Tara menarik nafas, lalu mengeluarkannya. Ia menjawab dengan santai sambil membukak-balik subuah buku yang masih tersegel plastik. "Sedikit berubah sih. Dulu, gue bawaannya kesel aja kalo ketemu atau liat dia. Sekarang, kayaknya nggak. Bukan kayaknya sih, memang nggak."

"Terus, lo udah mulai ada rasa sama dia?"

Tara menghentikan aktivitasnya lalu memutar kepalanya menatap Fika yang ternyata tengah menatapnya juga. Ia menatap Fika yang sedikit menggerakkan matanya ke atas seolah berkata "jadi?".

"Gue gak tau." Tara kembali fokus kembali ke aktivitasnya.

"Kayaknya dia beneran sayang deh, Tar sama lo." Fika kembali mencari-cari buku yang menurutnya pas.

"Gue tau."

"Itu artinya, lo harus lakuin sesuatu yang gak akan bikin lo menyesal nanti."

"Maksudnya?"

LEUKIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang