Demi apa pun, Naruto benar-benar kesal. Dei datang mengejutkan dirinya sembari merangkul, tetapi rasanya pemuda itu seperti mendapatkan cekikan yang teramat sakit. Bahkan dia tidak dapat menyembunyikan rasa kesal itu pada temannya.
Naruto memberikan tatapan peringatan di sana, meletakkan kotak susunya di atas meja. "Apa kau berencana membunuhku?" sembari merapikan dasinya, tidak jarang mengumpat kata-kata kasar.
Dei hanya tertawa, tidak merasa takut sekali pun. Ia memilih menarik kursi untuk duduk di hadapan pemuda itu. "Maaf," katanya. "Aku benar-benar ingin tertawa dan ingin menyampaikan sesuatu padamu. Kau mau tahu apa itu?"
Terlihat acuh tak acuh, di sana Naruto memutar bola mata. Ia yakin kalau pemuda itu hanya akan menyampaikan masalah kencan buta yang selalu diadakan. Mengingat Dei hampir setiap pekan selalu mengadakan kencan buta, mengikuti salah satu situs online untuk merental pacar. Rela mengeluarkan banyak uang, hanya untuk bertemu perempuan asing.
"Aku tidak menyangka kalau kau dijodohkan dengan sepupuku itu."
Sasuke tersentak, segera menatap Naruto. Pemuda itu bergeming di tempat, terlihat tidak peduli. Sementara Dei di sana sudah tertawa bahagia seperti orang tidak waras.
"Tidak bisa dibayangkan kalau dia menikah denganmu. Perempuan itu benar-benar cerewet dan suka membuat orang sakit kepala," masih tertawa, dia bahkan tidak peduli dengan pandangan orang-orang di kantin yang tengah menatap dirinya aneh. "Beruntung kau mengacau di sana. Ino mengatakan padaku kalau dia sangat senang, karena tidak dijodohkan denganmu. Ternyata anak itu sudah memiliki kekasih."
"Oh." meskipun agak kesal karena Dei mengetahui kekacuan yang dibuat, ia mencoba merespons seadanya. Ia benar-benar tidak tertarik, meskipun sempat terkejut dengan informasi yang diberikan temannya itu. Tidak menyangkan kalau dia dijodohkan dengan sepupunya Dei.
Ya, lagi pula Naruto tidak akan sudi bersaudara dengan pemuda setengah waras tersebut . "Bagus. Karena itu lebih baik. Melihatmu yang terkadang kurang waras, sepertinya tidak jauh berbeda dari keluargamu yang lainnya." katanya dengan ketus.
Sasuke menahan tawanya, berusaha untuk tidak ketahuan. Namun ternyata ini bukan merupakan hal yang mudah. Maka dia memilih minum air mineral yang sudah disediakan di atas meja. Dei cemberut. Ingin melawan, tetapi sepertinya hanya akan menimbulkan keributan. Yang lebih menyebalkan lagi adalah sifat temperamen itu keluar.
Pandangan matanya tertuju pada layar ponsel yang berkedip-kedip. Ia menoleh ke arah Sasuke. Itu ponsel Naruto. Mereka berdua saling melempar pandangan.
Naruto melirik ponselnya, berniat untuk mengambil. Namun Dei buru-buru mengambil lebih dulu, menyimpan ponsel itu ke dalam sakunya. Takut-takut nasib ponsel hari ini sama seperti kemarin. Sudah menduga kalau pemuda itu kembali membeli ponsel. Lagi pula ini demi kebaikan Naruto. Satu hari saja ia ingin pemuda itu tenang tanpa marah-marah tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Heart
FanfictionNaruto selalu terlibat dengan perjodohan yang direncanakan ibunya. Membuatnya begitu lelah harus menghadapi masalah yang sama. Entah apa yang membuat ibunya begitu memaksa dirinya agar menikah. Itu merupakan suatu hal yang menyebalkan baginya. Naru...