[15] HH : What If

2K 311 23
                                    

Setelah mendapat kabar kalau kekasihnya itu baru saja mendapatkan pernyataan cinta dari laki-laki kelas lain, Naruto menghajar pemuda itu tanpa ampun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendapat kabar kalau kekasihnya itu baru saja mendapatkan pernyataan cinta dari laki-laki kelas lain, Naruto menghajar pemuda itu tanpa ampun. Sasuke dan Dei kewalahan untuk menenangkan teman mereka. Lagi-lagi, mereka harus terlibat di sini.

Ini merupakan sesuatu yang sepertinya memang sengaja membangunkan sifat temperamen Naruto, pikir mereka. Tentu saja, lelaki itu tidak suka jika ada sesuatu yang mengganggu miliknya.

"Apa kau tidak bisa berhenti?" Sasuke menarik belakang kerah baju Naruto, sedangkan Dei ada di depan mencoba untuk menahan. "Kau bahkan menjadi bahan tontonan mereka." Naruto mengedar pandangannya. Saat itu orang-orang di sana mengalihkan wajah darinya. Menariknya di sini, tidak ada tanda-tanda akan kehadiran guru sekolah.

"Sialan!" sudut bibirnya berdarah, tentu saja pemuda bernama Toneri itu membalas pukulannya. Siapa yang akan tahan bila hanya diam dipukul seperti itu?

"Kau memang sengaja, 'kan? Aku pikir satu sekolah sudah tahu kalau dia merupakan kekasihku," kata Naruto sembari meludah ke arah samping, rasa amis dan perih di bibir benar-benar mengganggu dirinya untuk berbicara. "Apa kau tidak tahu? Kalau perlakuanmu seperti ini bisa membuat dia semakin dirundung oleh anak perempuan. Lalu mereka menyebar gosip dan mengatakan kalau kekasihku merebut milik orang lain. Oh, astaga. Sepertinya kau berusaha merebut milikku."

Dei tidak bisa berkata apa-apa. Untuk sekarang dia merasa lega karena Naruto tidak lagi menghajar pemuda itu. Bisa ditebak, setelah ini orang tua dari Otsutsuki Toneri akan datang. Ya, pada akhirnya kedua belah pihak nantinya akan melakukan perdamaian. Karena guru juga tidak ingin mengambil pusing sebab mereka selalu mengurus masalah yang sama.

Naruto melirik dari ujung matanya, dia bisa melihat Hinata sedang berlari menghampiri. Terlihat jelas sekali kalau gadis itu khawatir. Namun, ternyata gadis itu lebih memilih menghampiri Toneri lebih dulu.

Sasuke dan Dei terperangah. Mereka berdua saling mengumpat, tentu ini sama saja akan kembali membuat Naruto marah. Meskipun pemuda itu saat ini bersikap tenang, mereka tahu bagaimana kesalnya pemuda itu.

"Kau baik-baik saja?" Hinata membantu pemuda itu berdiri. Lalu setelahnya menghampiri Naruto. Saat itu dia membatu di tempat karena melihat wajah datar dan dingin, namun tatapan mata itu menusuk ke arahnya. Sampai di sini, dia tidak boleh takut, pikirnya.

Bagaimanapun ini bukan kesalahannya. Hinata tahu kalau pemuda itu sangat kesal, sebab dia lebih dulu menghampiri Toneri. "Kau tidak perlu memukul dia sampai seperti itu," katanya. Meskipun ada rasa takut dalam dirinya saat kedua mata mereka bertemu. "Aku menolaknya, aku pikir itu cukup tanpa kau harus memukulnya seperti itu. Apa kau tidak memikirkan risiko apa yang akan kau terima?"

Oh, tidak. Sepertinya dia salah mengatakan kalimat itu. Tentu masalah ini akan selesai. Naruto memiliki segalanya, pun bahkan bisa mengeluarkan Toneri keluar dari sekolah ini.

"Bagus," kata pemuda itu. Hinata tersentak saat Naruto meletakkan tanganya di atas kepalanya. "Karena kau telah menolaknya, aku akan memaafkannya." Hinata bernafas lega setelah mendengar kalimat itu.

Hidden HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang