[17] HH : Lack of Understanding

1.9K 308 20
                                    

Ada sesuatu yang aneh di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sesuatu yang aneh di sini. Hikari selalu berpikir demikian. Padahal pagi-pagi sekali, dia sengaja menyiapkan makanan kesukaan Hinata. Namun gadis itu hanya memilih diam dan menatap dengan wajah murung.

"Apa makanan itu tidak enak?" wanita itu menunggu dengan sabar, dia tahu kalau sampai saat ini mereka belum bisa akrab dengan baik. Baginya, Hinata memang sengaja menjaga jarak. "Katakan sesuatu padaku, jika kau merasa tidak baik hari ini. Aku akan menghubungi sekolah."

"Aku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," melihat ibunya yang khawatir berlebihan seperti ini, hanya akan membuat kepalanya semakin pusing. "Kalau begitu, aku pergi dulu." katanya, dan dia pergi tanpa menyentuh makanan itu sama sekali.

"Kakak," Hanabi buru-buru turun dari kursi, mengejar Hinata yang berada di depan pintu. Anak kecil itu menyodorkan selembar kertas padanya. "Minggu depan ada festival olahraga. Aku ingin Kakak datang." dia berwajah malu-malu, menoleh ke arah samping. Hinata tidak bisa mengabaikan adiknya kalau begini. Benar-benar menggemaskan.

Seingat Hinata, ini surat yang pernah dilipat adiknya untuk memukul kepala Naruto. Ah, sekarang dia mengerti kenapa adiknya itu datang tiba-tiba. "Ini jadwal sekolah." dan itu berhasil membuat Hanabi berwajah murung, lalu mengambil kertas itu dari tangannya, meninggalkan Hinata yang mematung di depan pintu.

Ibu keluar setelah melihat wajah murung Hanabi, dia menghampiri Hinata. "Dia tidak ingin ditemani oleh Ibu atau Ayah. Dia ingin kau datang sabtu ini. Ibu sudah menjelaskan padanya kalau itu merupakan jadwal sekolahmu."

"Aku akan pergi," sahut Hinata, bagaimanapun juga dia tidak bisa membuat adiknya itu bersedih. "Lagi pula, tidak ada hal penting di sekolah yang harus aku lakukan."

Hikari menatap gadis itu khawatir. Hinata tidak sedang dalam baik-baik saja, ia ingin menyinggung namun dia takut akan menghancurkan perasaan gadis itu. "Hinata, jika kau perlu bantuan, katakan padaku. Aku akan meminta izin pada pihak sekolah agar kau diberi keringanan."

"Tidak perlu," Hikari tersentak, saat mendengar jawab cepat itu. "Ibu tidak perlu repot-repot mengunjungi sekolah. Hanya satu hari tidak hadir sekolah, itu tidak akan mengganggu nilaiku."

"Tidak. Karena lusa kau harus pergi."

"Apa?" dia tidak mengerti, apa maksud ucapan wanita itu. Ia menerima surat dan amplop dari Hikari, di dalam amplop terdapat selembar tiket pesawat. "Ibu, dari mana mendapatkan ini?"

"Kemarin, kakakmu mampir ke rumah untuk menyampaikan surat itu. Dia tidak bisa berlama-lama di sini."

Hinata bahkan hampir lupa kalau dia mempunyai kakak. Dua orang kakak laki-laki yang sedari dulu tinggal di New Zealand. Hinata tidak pernah membenci kedua kakak laki-lakinya itu. Sebab sedari kecil, mereka berdua memilih tinggal di New Zealand bersama dengan keluarga ibunya.

"Temuilah ibumu, sepertinya dia ingin bertemu denganmu. Aku pikir, kakakmu tidak akan jauh-jauh ke mari hanya untuk mengantar surat itu," bahkan Ibu kandung sendiri tidak akrab dengan Hinata. Dan ini yang membuat Hikari berpikir, sulit untuk mengakrabkan diri dengan gadis itu. "Kalian sudah lama tidak bertemu ̶ ̶"

Hidden HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang