[23] HH : Should

1.8K 283 7
                                    

Tidak menduga bahwa penjepit rambut yang dibeli itu sudah tidak lagi terbentuk sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak menduga bahwa penjepit rambut yang dibeli itu sudah tidak lagi terbentuk sempurna.

Naruto mendapatkan kabar itu dari Hinata. Gadis itu mengatakan padanya kalau yang merusaknya adalah Hanabi. Dia menelan pahit akan kenyataan hal tersebut, dan menyimpulkan bahwa anak kecil itu benar-benar membencinya.

Ah, dia tidak bisa membayangkan, bagaimana jika suatu hari ia dan Hinata tinggal serumah. Benarkah dia benar-benar bisa berada di sisi gadis itu? Mungkin berdiri dengan jarak tiga puluh senti, anak kecil itu akan menyempil di antara mereka.

Ponsel tidak lagi menjadi perhatiannya. Naruto tidak dapat membayangkan wajah manis Hinata ketika memakai penjepit rambut itu. Keinginannya tidak akan pernah terwujud selama Hanabi ada di antara mereka. "Benar-benar ... anak kecil itu licik sekali." gumamnya dengan kesal, tidak jarang mengupat kata-kata kasar di sana.

Suara dari pintu mengalihkan perhatiannya. Itu ibunya, tidak ada lagi orang di rumah selain mereka. Para pelayan yang bertugas juga sudah pulang sebelum makan malam tiba. Kushina mengatur semuanya, memberi jadwal masing-masing bagi setiap para pelayan yang ditugaskan.

Tidak ada rasa minat di dalam diri Naruto untuk menoleh ke arah pintu, meskipun itu sekadar membalikkan tubuhnya. Dia justru memilih mengabaikan. Saat ini dia tidak ingin berdebat. Lagi pula, setelah kehadiran Hinata, sulit baginya untuk mengingat kapan terakhir kali dia dan ibunya bertengkar seperti biasanya.

"Keluarlah ... jika kau hanya ingin memarahiku. Aku benar-benar tidak akan mendengarkanmu."

Kushina menghela napas, dia tahu bahwa sekuat apa pun dirinya berbicara secara baik-baik, putranya tetap akan merespons dengan sama. Tidak ada kata ramah di antara mereka. Dia sendiri juga tidak tahu harus bersikap baik seperti apa. Sedari dulu mereka tidak bisa bersikap ramah. Hal itu terjadi tepat setelah kematian suaminya.

Tidak. Bahkan sebelum kematian Minato, putranya tetap tidak bersikap baik padanya. Belum lagi keinginan Jiraiya yang semakin membuat suasana memburuk di antara mereka. Semakin dewasa putranya, semakin sensitif anak itu terhadapnya.

Perlahan-lahan Naruto mengetahui bagaimana kehidupan keluarganya yang sebenarnya, terutama kehidupan Namikaze Jiraiya. Ketika dia mengetahui suatu kepahitan akan sikap buruk pria tua itu, semakin membuat dirinya membenci kakeknya. Belum lagi saat mendapati pria tua itu sering membawa wanita asing di kediaman Namikaze.

Tidak akan ada yang berani memarahi Jiraiya, meskipun itu hanya sekadar teguran. Bahkan Kushina yang terkadang ada di sana hanya bisa duduk diam sembari menikmati kopi hangat yang disediakan pelayan rumah.

Naruto menjadi salah satu orang pertama yang berani berbicara terusterang. Tidak jarang pula dia menyindir dengan kata-kata tajam dan selalu berteriak bahwa Jiraiya merupakan pria tua yang tega karena membiarkan putranya sendiri tidak mengetahui siapa ibunya. Naruto menahan mati-matian perasaannya untuk tidak mengatakan kalimat itu. Namun dia benar-benar kesal di sana dan perasaan yang tertahan itu keluar dari dalam dirinya.

Hidden HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang