[12] HH : With You

2.2K 325 11
                                    

Setelah mendapat kabar kalau ibunya meminta untuk bertemu dengan Hinata hari ini, Naruto tidak dapat menyembunyikan rasa kesalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendapat kabar kalau ibunya meminta untuk bertemu dengan Hinata hari ini, Naruto tidak dapat menyembunyikan rasa kesalnya. Terlebih lagi dia baru mengetahui hari ini. Jam 08.00 malam, mereka akan bertemu di Adachi, Restoran Perahu Hamadaya.

"Hei, jangan salahkan kami," kata Dei sembari memutar bola matanya. "Kau meninggalkan ponsel itu dengan sengaja, kan? Kami ingin memberitahu setelah pulang sekolah. Tapi setelah bel berbunyi, kau sudah tidak ada di kelas." Dei tidak ingin kalau dia mendapat imbasnya, lagi pula ini bukan kesalahannya.

"Daripada itu, mungkin kau harus memberitahu Hyuuga." sahut Sasuke. Saat itu Naruto terlihat seperti orang yang sedang frustrasi.

"Bagiku tidak masalah jika wanita itu membawanya. Namun aku mendadak khawatir saat dia meminta untuk Hinata pergi tanpa diriku."

Sasuke dan Dei saling pandang. Mereka mencoba mencerna situasi saat ini. "Kau khawatir padanya? Apa kau sekarang sedang berperan sebagai pacar yang baik, Naruto?"

"Diam, sialan!" maki Naruto kesal. Ini semua hanya akan membuat kepalanya pusing. Dia tidak merasa tenang sama sekali. Entah apa yang akan ibunya dan Hinata bicarakan di sana, belum lagi Naruto takut jika Hinata menceritakan kalau hubungan mereka sesungguhnya hanyalah sebuah paksaan

Ah, Naruto tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelahnya. Apalagi kalau gadis itu menceritakan dari awal ̶ ̶ bagaimana Naruto yang selalu mengusik, mencari tahu tentang kehidupan gadis itu.

"Terserah." kata Naruto. Ia beranjak dari kursinya, keluar kelas untuk menuju ke kelas. Sementara Dei dan Sasuke menatap dengan bingung kepergian teman mereka.

◊◊◊◊

Suara pintu itu cukup kuat, bahkan berhasil membuat seisi kelas menoleh ke arahnya. Ketika melihat siapa yang berdiri di sana, pandangan seluruh kelas tertuju ke arah Hinata. Seorang laki-laki yang berada di depan Hinata menghadap ke belakang lalu berbisik, "Tolong bawa keluar pacarmu itu, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika dia mengamuk di sini." padahal mereka sama sekali tidak pernah berbicara sebelumnya.

Hinata mengedar pandangannya, seluruh kelas menatap dirinya penuh harap. Seakan dia hanya satu-satunya orang yang bisa menjinakkan hewan buas saat ini.

"Apa yang kau bicarakan dengannya?" laki-laki yang berbicara pada Hinata tadi bergidik ngeri. Naruto melotot di depannya dan berhasil membuat laki-laki itu tidak berkutik.

"Dia tidak mengatakan apa-apa padaku." kata Hinata sembari menarik lengan pemuda itu agar segera keluar dari kelas, sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Perlakuannya barusan membuat seisi kelas tersentak, sesuai dugaan mereka ̶ ̶ hanya Hinata yang mampu menenangkan pemuda itu.

"Bukankah kau terlalu berlebihan?"

"Lupakan hal itu," kata Naruto. "Ada sesuatu yang lebih penting saat ini. Ibuku memintamu hari ini untuk bertemu di Adachi, Restoran Perahu Hamadaya. Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Bisa-bisa kau mengatakan sesuatu yang aneh pada ibuku."

Hidden HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang