Cool 14

2K 167 0
                                    

Ali terlihat mengkerutkan keningnya dengan mata yang tak percaya akan tokoh didepannya itu. Tokoh yang selama ini ia rindukan, kini bertemu kembali. Ali memeluk erat seseorang dihadapannya ini. Sedikit air mata turun di mata indah milik ali.

Seseorang tadi membalas pelukan ali tak kalah erat, ia juga merindukan ali. "Ali! Gue kangen elu man" sapanya saat ali memeluk tubuhnya.

"Kabar gimana sal?" Tanya ali saat melepas sebagian pelukan nya.

"Ginilaa" ucap isal dengan memperlihatkan dirinya. Ali heran, isal yang dikenalnya dulu berubah derastis. Biasanya, isal selalu memakai pakaian santai saat kemana mana, bahkan ia ingat saat ia isal dan alwi jalan jalan di mall isal hanya memakai kolor saja.

Tapi sekarang, isal berpenampilan layaknya preman, celana jeans sobek dibagian lutut, jacket yang robek pula, kalung rantai di lehernya, dan ia juga menduga ada polesan lipstik hitam dibibirnya.

"Kenapa lo?" Kata isal membuyarkan lamunan ali. Ali yang sadar pun kikuk, "ko lo beda?" Tanya ali kemudian.

"Ini takdir li. Inget kata kata di jurnal elu kan? Ini semua takdir" balas isal santai sesekali menggigit sedotan disakunya.

Ali pun mengangguk lantas tersenyum kembali. "Sall--"

"Gue tau nyokap lo meninggal, gue harep lo tegar ya. Terima kenyataan jangan kayak adm di pesbuk" support isal yang diiringi oleh kekehan kecilnya.

Alipun tersenyum kembali. "Lo mau tinggal dimana?" Tanya ali saat isal celingak celinguk kesana kemari.

"Gue nyari kost ada g ya?" Tanya isal begitu.

"Dirumah gue aja elah. Dirumah cuma ada gue sama si alwi doang. Tenang aja" ajak ali menggiring isal masuk kedalam rumahnya. Isalpun tersenyum, lantas ikut membuntuti ali dari belakang.

Isal masuk kerumah ali, dilihatnya hawa rumah yang masih sama seperti dahulu. Namun, ia sadar tidak pernah ada tawa ceria disini. Dimana isal dan ali sedang bermain di lantai atas jika tak ada orang. Dan juga brandon

"Ali, si brandon gimana kabarnya?" Tanya isal saat duduk disofa empuk milik ali

"Dia baik baik aja." Jawab ali seraya tersenyum. Isal masih ingat dengan brandon meskipun brandon sudah bahkan sering memakinya.

"Bagus deh, gue takut kalo ketemu brandon tau ga" curhat isal

"Hm"

"Ka isal?" Ucap suara dibelakang dengan memakai seragam smp nya.

"Alwi! Gue kangen" ucap isal sambil memeluk alwi. Membuat alwi susah bernafas.

"Ka isal ko disini? Gue kirain ka brandon"

"Gue sebulan disini boleh ga?"

"Bolehsi asal jangan ngerepotin haha" kata alwi kemudian.

"Uda ah. Gue mau telpon doi dulu bay" kata alwi kemudian ke kamarnya. Alwi merasa canggung disitu, ia merasa ada yang tidak beres dari penampilan isal. Aneh memang, tapi alwi yakin.

Isal hanya menggelengkan kepalanya. Ia jadi mengingat waktu puncaknya smp. Selalu bertiga, bahkan di cap sebagai trio playboy.

Ali pun menghampiri isal. "Lo tidur di sebelah kamar gue, yang gada namanya." Kata ali. Isal pun terkekeh. Ia masih ingat tapi mengapa ali begitu menganggap isal orang baru.

"Iya bor. Gue duluan yak" ucap isal pamit ke atas.

Ali pun mengangguk, lalu duduk disofa dan menonton televisi. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Tapi ia belum juga mengantuk. Tak lama suara langkah dari tangga membuatnya menengok ke belakang. Dilihatnya isal sedang membenarkan ikat kepalanya
"Mau kemana?" Tanya ali begitu isal melewatinya.

"Keluar, ikut ga ni?" Ajak isal kepada ali. Kemudian ali mengangguk dan mematikan tv nya. Mengambil hoodie hitam di atas nakas.

Di perjalanan, entah mengapa isal meminta untuk naik motor saja. Namun tida berboncengan, melainkan masing masing.

"Kita mau kemana sal?" Tanya ali penasaran. Karena ia hanya disuruh untuk mengikutinya dibelakang.

"Club" jawab isal kemudian, ali tak tau. Club? Untuk apa?

Tak lama mereka sampai di salah satu club tertutup. Banyak orang yang berdatangan untuk clubbing malam ini. Lampu disco membuat penglihatan ali agak buram, dan juga membuat kepala menjadi pening. Ditambah ali dentunan musik yang membuat seseorang berteriakan hanya untuk mengobrol.

Ali menahan langkahnya begitu sampai didepan pintu. Isal pun berbalik ke belakang  mengapa ali tak mengikutinya?

"Kenapa?" Tanya isal heran kemudian kembali menghampiri ali yang hanya diam disitu.

"Ini gabiasa, ibu bilang haram." Ucap ali memeragakan ucapan ibunya beberapa tahun silam. Isalpun terkekeh dan memaksa ali untuk masuk.

Dilihatnya perempuan dengan pakaian tidak normal, berleha leha kepada lelaki yang bergairah disana. Bukannya tertarik, ali malah jijik melihatnya. Norak.

"Ayo sini ali" ajak isal membawa ali ke salag satu bangku disitu. Alipun ikut mengekorinya.

"Balik aja sal ih" mohon ali menarik narik tangan isal. Ia tak tahan berada ditempat seperti ini.

"Nikmatin li. Lo butuh refresing biar ga bego" ucap isal santai. Bahkan banyak sekali jalang yang sengaja mencium mulut isal dihadapannya. Isalpun ikut melumat disitu.

Ali melototkan matanya, menganga tak percaya apa yang dilakukan temannya tadi. Sungguh, pengaruh buruk untuk ali.

"Isal anjir. Jangan begitu, asal nyosor aja" ucap ali memperingatkan. Tetapi isal hanya tertawa kencang sembari memegangi perutnya.

"Dia yang minta ali, apa salahnya gue bales?" Balas isal santai.

"Liat kanan" kata isal kembali. Alipun menengok ke arah kanan dimana ada seorang wanita mengedipkan matanya genit ke arah ali. Sembari memonyongkan bibirnya kedepan. Ali yang melihatnya bergidik ngeri, ali tidak akan pernah mencium wanita disini. Lihatlah, mungkin bibirnya pernah menjadi bekas semua langganan pelanggan disini

Mending cium ka prilly. Fikirnya

Ali lupa dengan prilly, dua hari ini ia belum bertemu dengan prilly. Entahlah prilly sibuk atau memang takdir yang tidak membuat mereka bertemu.

Ali membuka handphonenya. Mencoba mendial nomor prilly.

Apa?

Ali terkekeh, suara serak disebrang telpon itu membuatnya tersadar bahwa ini sudah larut. Ia menyadari pantas saja prilly sudah tertidur.

"Lo ga kangen gue ka?"

"Ali ini uda malem. Gue mau lanjut tidur, ngantuk"

"Ali lo dimana? Ko rame amat kayak ada musik disitu? Pulang. Uda malem" cerocos nya. Ali terkekeh prilly begitu perhatian semenjak kejadian kemarin

"Kepo lo. Udaya tidur nyenyak good sleep sistdear" ucap ali kemudian mematikan telponnya.

Isal yang melihatnya pun heran, ali sedang bertelponan dengan siapa tadi? Mengapa gampang sekali tertawa.

"Siapa li?" Kata isal penasaran. Siapa tau cantik.

"Temen gue, kenapa?" Kata ali ketus. Ia tak suka dengan wajah isal menatapnya aneh. Seolah akan mengambil prilly darinya.

"Siapa namanya?" Tanya isal kembali.

"Berisik ih. Uda joged aja sana. Gue mau balik" ucap ali kemudian.

"Eits, jangan dulu balik. Cobain anggur dulu" paksa isal menahan tangan ali. Alipun berontak, tak mungkin ia memakannya.

FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang