Cool 16

2.1K 166 1
                                    

Hari ini sekolah kembali, anak anak berseri pagi ini. Prilly pun begitu, entahlah semenjak ia mendapatkan undangan launching untuk bukunya ia selalu tersenyum. Bahkan salsa pun geli melihat prilly disebelahnya, baru pertama masuk sekola lagi eh malah senyum senyum. Fikirnya.

"Prill lo kenapa si elah?" Tanya salsa tak tahan dengan tingkah sahabat satu satunya ini.

Prillypun menaikkan sebelah alisnya, "gue? Kenapa?" Ucap prilly enteng sambil memegangi tali tas ransel navi miliknya.

Salsa menghembuskan nafasnya kasar. "Ah kenapa lo ketawa sana sini prilly!" Gertak salsa tak sabaran sambil menggoyangkan kedua bahu prilly.

Prillypun seketika menghentikan senyum penuh pesonanya, dan beralih menatap salsa. "Lo mau tau? Gue bahagia banget" balas prilly cekikikan.

"Kenapa hm?" Ucap salsa berubah datar. Sungguh! Ini menyebalkan salsa tidak suka hal basa basi busuk atau apalah itu.

"Lo tau gue nulis buku kan? Yang kata lo 'elah sososan kek anak alay pake nulis kepsen segala' nah disitu gue bete ama elu. Tapi gue terus nu--"

Ucapan prilly terhenti ketika ali dan brandon melewatinya, hanya melewati. Bahkan seperti enggan untuk menyapanya. Prilly kira ia tak masuk dua hari ali akan mencarinya, tapi? Ah ini sangat berbanding terbalik. Prilly pun menekuk wajahnya kembali. Berbeda dengan brandon, jika bertemu salsa ia selalu menaikkan sebelah alisnya genit.

"Yemeh naujubileh. Si brandon keselek biji nangka keanya" kata salsa membayangkan sambil mengetukkan tangannya ke kepala

Tak ada respon dari prilly, ia pun menoleh kearah prilly yang sedang menundukkan kepalanya sembari memotong daun dengan jarinya. "Prill? Kenapa? Lanjutin ceritanya yang tadi" ucap salaa menggoyangkan lengan atas milik prilly.

"Eh-em gue uda nerbitin bukunya. Tinggal grand launching besok malam. Orang tua gue gamungkin datang. Jadi gue ajak elu, ikutya hehe" ucap prilly dengan nada pelan. Salsa yang mengerti pun mengelus bahu prilly. Ia sangat faham betul akan keadaan prilly.

"Iya pasti ko! Gue dateng nanti" balas salsa antusias bermaksud untuk membuat prilly kembali berseri. "Eh tapi? Duahari kemaren kenapa lo gasekola?" Ucap salsa menyelidik.

Prillypun diam, apa ia harus memberitahu jika kemarin ia sakit? Ah sepertinya tidak.

"Dirumah, gue sibuk nulis buku" balas prilly sembari tersenyum setengah.

"Lo boong?" Ucap salsa tak percaya. Prilly bertambah kegugupan nya. "Ngga ko. Udah ah ayo ke kelas" ajak prilly kemudian.

Salsa mengekori dari belakang dengan menggarukkan jarinya ke rambut hitam kemaroonan miliknya, ia tak percaya dengan jawaban prilly tadi. Tak masuk akal bukan? Jika menulis mengapa harus dua hari?

■■■■■

Jam istirahat tiba, ali dan brandon tengah asik mengunyah permen karetnya. Ia menengok kesana kemari tidak memperdulikan banyak memandang mereka berbinar. Mereka acuh, tak penting.

"Kaka juga kenapa malah paksain ade kelas buat pakein sepatunya? Kasian kan. Orang mau jajan masaiya disuru bersiin sepatu" suara prilly menggelegar begitu sampai dikantin dengan salsa. Ia melihat ka desi sedang menjadikan babu adik kelas mereka.

"Prill udeh ih. Lo tau kadesi garang cem singa lahiran pan" bisik salsa ketakutan. Pasalnya, tatapan ka desi begitu sengit saag memandang prilly.

Prilly menghiraukan ucapan salsa tadi, dengan beraninya ia maju selangkah kedepan. "Jangan mentang mentang kaka kelas. Tapi dandanan kayak lonte. Kaka kelas gatau diri. Gada faedahnya ka. Lipstik kurang tebel tuh" ucap prilly tak kalah sengit.

FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang