Tepat pada hari ini, sekolah SMAN Tempat gadis dingin ini bersekolah mengadakan tes penerimaan siswa baru.
Semua anggota osis serta ekstrakurikuler lainnya sangat sibuk menyiapkan semuanya. Kebetulan sekali, Gadis dingin ini merupakan ketua bina vocal. Ia memilih ekskul ini karena ia ingin bisa bernyanyi.
Jangan salah, meskipun bersikap acuh dia memiliki banyak teman. Banyak yang segan menemaninya, bahkan ia bosan dengan ucapan manis para lelaki yang akan menjadikannya kekasih.
"Hffth" Gadis dingin itu kelihatan mengelap peluh di pelipisnya. Sepertinya ia sangat kelelahan untuk menyiapkan semuanya. Bayangkan saja, ia rela berangkat pagi dan menyampingkan sarapan nya demi kesekolah untuk membantu yang lainnya.
"Cape prill?" Tanya salah seorang temannya yang tak sengaja melihat wajah lelah prilly
"See sal" balas prilly kembali. Kemudian melanjutkan kegiatan nya lagi.
Salsa pun mendekati prilly lalu menghampirinya.
"Lo gamakan?" Tanya salsa sambil duduk disebelah prilly mengipaskan jari jarinya keatas kebawah.
"Udah guem--"
"Lo bohong?" Potong salsa kembali dengan tatapan mengintrogasi.
Prilly tersenyum kikuk lalu kembali membereskan alat instrumentalia.
"Nyari sarapan ayo? Gue juga mau makan nih" tawar salsa sambil berdiri mengikuti prilly.
"Gamau gue nanti dicariin pembina" tolak prilly
"Elah sarapan doang. Ayo ayo" tarik salsa membawa prilly keluar ruangan ekstrakurikuler itu.
Sekolah masih sangat sepi, bahkan hanya anak osis yang lumayan ramai.
"Ke ruangan osis dulu yuk prill?" Kata salsa sambil menderetkan gigi berseri nya.
"Kata mau cari makan gimana si lo" kata prilly ketus.
Salsa tak menghiraukan ucapan prilly, ia langsung menarik lengan prilly menuju ruangan osis itu.
"Hai gibby" kata salsa dengan nada eohh menjijikan.
"Nama gue gio sal" balas gio sambil mengipaskan tangannya.
"Gibby kegerahan? Mau aku kipasin? Sini sini" ucap salsa repot sambil mencari potongan kardus disitu.
"Sal ayo" ucap prilly malas. Enak saja, tadi dia yang maksa untuk mencari makan. Tetapi malah nyimpang untuk bertemu gibby nya itu.
"Hai prill?" Sapa gio sambil menikkan tangannya keatas sambil tersenyum. Hufft rasanya prilly malas sekali untuk membalasnya saja. Prilly hanya menaikkan kedua alisnya lalu kembali menatap ke arah lain
"Sal cepet!" Gertak prilly penuh penekanan dengan gigi yang sudah menyatu.
"Iya elah bentaran. Bye gibby muahh" kata salsa mencium tangannya lalu menempelkannya ke pipi berlesung milik gibby.
Prilly berjalan duluan kearah gerbang yang sudah lumayan ramai kendaraan.
Salsapun menyusul, beruntung sekali ada tukang bubur di tepi jalan, jadi mereka tidak perlu repot repot menyebrang.
"Bang dua ya" pesan prilly sambil menatap salsa yang senyam senyum sendiri.
"Tauga? Ini klise si ya. Nanti tuh si gabby nya elu tabrakan, terus koma, terus meninggal, dikafanin deh. Dikubur abis itu keujanan. Elu sendiri deh tamat" kata prilly sebal dengan sahabat nya itu. Keterlaluan mungkin? Tapi salsa sangat menyebalkan bila sudah bertemu dengan gio. Pasti seperti ini. Mau tak mau prilly harus berkata seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farewell
FanfictionButuh waktu tak sedikit untuk membuat sidingin itu luluh. Dan kesekian butuh waktu untuk membuat keadaan seperti semula. Seandainya kamu tahu lebih awal. Farewell artinya ucapan selamat jalan, akankah semuanya bisa kembali?