"Baik. Susunan terakhir adalah harus meminta cap tangan atau tenda tangan kaka kelas yang bertanggung jawab. Minim 10 orang kaka kelas yang kalian miliki. Oke, dimulai dari sekarang." Aba aba Mc tersebut. Membuat anggotanya bubar kesana kemari mencari kaka kelas yang akan mereka minta cap tangannya.
"Prill nanti ke Mall ya. Gue pingin beli tas" ajak salsa kepada prilly.
Prilly memutar matanya malas. Enak saja, ia sedang malas saat ini "gamau gue" bodoamat. Gapeduli jugakan.
"Yemeh. Belom aja gue tabok" ancam salsa sombong dengan mengangkat garpu kedepan wajah prilly.
Hufft. Jika begini ia harus pasrah saja. "Iyelah iye." Ucap prilly kemudian. "Daripada gue mati dicolok garpu" lanjutnya pelan.
"Guedenger" balas salsa acuh.
"Ngajakin ko maksa" gumam prilly.
"KA PRILLY! KA SALSA!"
Brukk
Awhss
Serr
Mantap sangad.
"Ih lopada kenapa?" Salsa memekik kaget dengan kedatangan adik kelas yang tidak melow itu. Untung baksonya tidak tumpah.
Prilly pun berdiri "ada apaan?" Tanya prilly to the point. Karena melihat risih siswa yang memegang buku catatan dan sebuah bolpoint itu.
"Minta tanda tangan" celetuk seseorang dari belakang.
Prillypun menganggukan kepalanya. Dan memulai mengambil kertas mereka satu satu.
"Sal cepet tuh. Biar pada pegi" ucap prilly menyuruh salsa yang masih asik dengan bakso dihadapannya.
Salsa pun mengelap sisa makanan dimulutnya dan berdiri "sabar elah" ucapnya kemudian.
"Gue duluan bay" Prillypun berbalik sedikit mengibaskan rambutnya dan berlalu.
"Rese emang kutil elang" gumam salsa kesal kemudian menandatangani asal.
Disepanjang koridor sekolah, banyak teriakan ditambah panggilan yang membuat telinga prilly memanas. Kanan kiri, terdapat banyak sekali siswa yang mangisi telinganya hingga kalut.
Serasa jadi artis yepan? Kalo aja pake red karpet red karpet kek ditipi tipi asik tuh.
Prilly juga sedikit kesal jika ada yang meminta tanda tangannya tak sabaran. Seperti saat ini, ia harus mendengar bacotan adik kelas yang menurutnya sangat rewel itu.
"Ka gue dulu dong. Gue daritadi juga" ucapnya ketus sambil menyodor nyodorkan buku dan bolpointnya.
"Sabar elah. Banyak nih" ucap prilly tak kalah sadis. Menjijikan sekali, pasti akan menjadi lonte disekolah ini. Pikirnya.
"Gue dulu ka! Astaga. Cepet cepet cepet" gertaknya yang membuat prilly kesal sendiri.
"Lo mau tanda tangan gue ato gue tabok hah?" Ancam prilly penuh penekanan dengan mata yang melotot kedepan. Yang membuat semua orang melihatnya bergidik ngeri.
"Tanda tangan lah. Yakali pipi mulus gue ditabok. Eohh bervirus nanti" ucapnya yang semakin membuat darah prilly naik. Songong sekali dia. Fikirnya.
Tak sadarkah gadis didepannya ini? "Berentiin mulut lo buat ngebacot!" Geramnya kemudian mencengkram keras rahang perempuan tadi.
Tak lama, ada seseorang yang merangkul pundak prilly mesra. Dan membawanya ketempat lain yang membuat orang disitu mendesah kecewa karena tidak mendapatkan tanda tangan ka prilly. Sekaligus tengkaran tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farewell
FanfictionButuh waktu tak sedikit untuk membuat sidingin itu luluh. Dan kesekian butuh waktu untuk membuat keadaan seperti semula. Seandainya kamu tahu lebih awal. Farewell artinya ucapan selamat jalan, akankah semuanya bisa kembali?