Cool 3

3.3K 265 0
                                    

Prilly terlihat begitu elegan dengan pakaian yang ia pakai saat ini, menggunakan pakaian yang tidak membuatnya risih sendiri. Ia menyebrang kearah kafe didepan rumahnya.

"Si coki mana?" Gumam prilly sembari celingak celinguk kesana kemari untuk mencari cokinya itu.

Tak lama, ada seorang lelaki yang mengacungkan tangannya tinggi tinggi dengan senyuman di bibir agak tebalnya.

Prilly pun mengangguk lalu berjalan kearah meja lelaki tadi dan duduk santai disitu.

"Hai sayang" sapa coki ingin mencium kening prilly, tetapi buru buru prilly menghindari ciuman itu. Lancang sekali.

"Mau ngapain?" Tanya prilly langsung, ia sangat benci basa basi busuk.

"Mau pesen apa? Biar aku yang pesenin. Seperti biasa?" Tawar coki sambil tersenyum renyah mengelus pipi chubby milik prilly. Sebenarnya prilly sangat terganggu dengan situasi seperti ini, tetapi apa boleh buat? Ia sangat merindukan kekasihnya itu.

Prilly pun menunjukan foto coki dengan wanita tadi siang berada di mall. Yang ia dapatkan dari nomor tidak dikenali.

Coki mengangkat satu alisnya keatas. Bingung, dengan mata yang sedikit terkejut.

"Ini siapa?" Tanya coki bodoh.

"Kamu gatau ya?" Ucap prilly mencoba lembut.

"Ini bukan aku sayang, aku ga kenal siapa cewe disebelahnya" jelas coki dengan wajah sedikit takut. Takut ketahuan.

"Yang bilang ini kamu siapa?" Balas prilly santai mencoba menahan air mata yang siap keluar.

Coki gelagapan, tak tahu ia harus menjawab apa. "Em--itu"

Prilly menggigit bibir bawahnya, mencoba untuk menahan tangis yang semakin gencar untuk keluar. "Kamu jahat ya ki" lirih prilly.

"Sayang ini tuh adik aku" kata coki memberi penjelasan. "Sejak kapan kamu punya adik?" Balas prilly sembari tertawa hambar.

Coki semakin bingung ingin membalas apa. Ia sudah terperangkap disini. "Kamu bilang kamu gabakal selingkuh ki. Tapi ini apa hah? Apa? Astaga, dipikir aku bodoh ya, kaya diftv. Gampang banget percaya sama bullshit yang gaada faedahnya" kata prilly tak tahan mengeluarkan seluruh amarah dan kesah nya. Sambil memukul dada coki yang merupakan tempat ia bersandar DULU.

"Sayang dengerin, psst malu sayang. Disini ramai" kata coki sambil memegangi lengan prilly melihat kearah pengunjung yang sebagian menatap mereka.

"Kamu malu ki? Haha. Lucuya, bilang aja mudik tapi jalan sama cewe lain. Benerdeh, hiks ki aku benci sama kamu." Maki prilly begitu keras sambil menangis.

"PRILLY!" Gertak coki tak tahan, karena ia menjadi bahan tontonan para pengunjung kafe. Prilly memberhentikan tangisnya, dan menyusut sisa air matanya. Lalu memberanikan diri menatap coki. Ia sangat amat tak menyangka coki akan membentaknya begitu keras.

Tak lama, ada lelaki menghampiri meja prilly dan coki, ia menatap tajam ke arah coki dengan tatapan elangnya yang membunuh. Prilly saja takut melihatnya, bagaimana dengan sasarannya.

"Lo ga berhak bentak cewek man!" Ucap lelaki itu sambil menarik lengan prilly untuk ke belakang tubuhnya.

Coki pun berdiri dengan seringai meremehkan.

"Lo siapa? Haha. Pacar baru gadis manja ini?" Ucap coki sembari menunjuk kearah prilly yang berada dibelakang  lelaki tadi.

Astaga, prilly tak menyangka coki mengatainya gadis manja.
Yang prilly tahu, selama ini coki selalu melayaninya dengan sayang. Bahkan ia tak pernah minta dimanjakan oleh coki bukan?

FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang