"Huh" prilly mengeluh, ia lelah kesana kemari menyiapkan untuk ulang tahun ibu ali. Dengan brandon dan alwi disitu.
"Cape ka prill?" Tanya brandon ikut berbaring disofa ruang tunggu sebelah prilly. Disusul alwi dibelakangnya.
"Gue tidur dulu ya, nanti malem gue bangun sekalian bangun ka ali" pamit alwi kemudian berjalan ke kamar khususnya.
"Brand? Ngepain?"tanya prilly heran. Pasalnya, brandon hanya berkutik dengan ponselnya sembari senyam senyum sendiri.
"Chat gue dibalas kasalsa ka prill!" Brandon kegirangan, jika bukan dirumah sakit ia akan berjingkrak kesana kemari.
Ting
Tak lama ponsel milik prilly berbunyi, pertanda ada pesan masuk. Ia pun membuka pesan itu dengan wajah menyelidik.
"Salsa?" Gumamnya sendiri. Mengapa salsa chat seperti orang marah? Apa ia punya salah?
Lo ngasih nomor gue ke brandon sialan itu prill?! Arghhh
Tulisnya, prilly terkekeh pelan membaca pesan singkat salsa itu. Jika ia memandang wajah nya sekarang, ia yakin pasti wajah salsa seperti orang frustasi.
Sotau, ngga apaan deh
Alah! Lo dimana? Emak lo risi nih telpon gue mulu
Prilly bergerinyit, ia lupa permisi kepada mama dan papanya. Soalnya saat ia akan berpamitan tadi ia sangat terburu buru.
Gue nginep dirumah temen. Bilangin.
Emang lo punya temen selain gue?
Astaga, prilly lupa! Hanya salsa sahabatnya disini. Dia menyadari kekeliruannya itu. Apa harus ia bilang menginap dirumah sakit menemani ali?ini sangat tidak pantas.
Temen lama gue. Bilangin ok? Bay.
Prilly pun mengsilent handphonenya. Tak sadar, ini sudah pukul 23.55 ia pun menghampiri brankar tempat ibunya ali terlelap. Sebelum itu, ia melihat ke arah brandon yang sudah tertidur pulas ditambah sedikit iler disitu.
Prilly mulai memegang samping brankar dan mendekat, ia duduk disamping kanan ibu ali. Ia memegang jari lentik yang ia yakini, ada perubahan disini. Seperti kurusan. Saat ia kerumah ali, gambar ibunya terpampang jelas di dinding ruang tengah dengan badan sedikit gemuk. Tetapi ini? Sangat kecil.
"Tante? Aku prilly. Aku baru kenal sama anaknya tante. Awalnya aku kira anak tante itu baik. Kan cakep kaliya kalo ganteng ditambah baik pula. Eh taunya tengil gakekira" prilly terkekeh ditengah ucapannya. Ia mulai menyalipkan jarinya di jemari milik ibunda ali.
"Prilly kira, hidup ali lengkap. Ali seneng, eh taunya ali sedih banget. Rapuh, prilly gabisa ngebayangin kalo jadi ali. Ali itu kuat, suka senyum. Prilly suka, ini aja prilly dibeliin cardi ama ali. Tante liatkan? Ali baik banget sama prilly. Cuma prillynya dingin sama dia. Alwi juga sama, alwi sama ali itu mirip banget. Kirain prilly, prilly cuma kenal ali sekilas doang. Eh taunya prilly ikut lebih dalem ngenal alinya" prilly terlihat menarik nafas sejenak."Tante bangun, liat ali sama alwi. Mereka butuh tante. Ayo bangun, biar mereka senyum lagi. Cepet sembuh tante" kata prilly kemudian mengecup punggung tangan ibunya ali.
Ia pun melirik ke jam loker diatas nakas yang menunjukkan tepat pukul dua belas malam.
"Selamat ulang tahun tante, semoga cepet bangunya. Ali harap juga sama ngerayain ini semoga tante bangun. Jangan tidur terus. Sekali lagi happy birthday" ucap prily seraya tersenyum. Prilly merasakan gerakan pada tangan yang ia genggam. Prilly menoleh ke arah ibunya ali. Ia menatapnya dengan penuh binar.ia tersenyum tulus. Mata sayu ibu ali terlihat sedih, dengan mulut terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farewell
FanfictionButuh waktu tak sedikit untuk membuat sidingin itu luluh. Dan kesekian butuh waktu untuk membuat keadaan seperti semula. Seandainya kamu tahu lebih awal. Farewell artinya ucapan selamat jalan, akankah semuanya bisa kembali?