Pagi hari tiba, ali sedang membereskan penampilannya didepan cermin nakalnya, untung saja cermin benda mati. Lihat saja, mungkin jika ada seseorang yang melewati kamar rumahnya pasti akan menyangka ali tidak waras.
"Ali cakep hadoo" ucapan terakhir ali kemudian keluar daru kamarnya dan turun dari tangga rumah.
"Abangg! Kolor larva si merah imut gue kemana ish?!" Teriak alwi yang membuat ali berhenti berjalan kebawah.
"Tau deh." Balas ali acuh sambil menggidikkan kedua bahunya.
"Is nigolohh, oh iya, gue abang kelas dong bang" ucap alwi sembari membenarkan dasi dilehernya yang kelihatan sedikit melonggar.
"Gue lebih" ucap ali sesekali memakan sarapan paginya.
"Abang kelas palalu. Gue nih abang kelas udeh kelas 9. Artinya, gue jadi kaka kelas disekolah gue. Lah apaan elu pake mos mosan kek bocah haha." Gertak alwu yang dibalas tatapan datar oleh ali.
"Terus?"
"Hasemeleh. Ko gue ngerasa garing ya bang?"
"Emang?"
"Iya"
"Oh"
"Abang! Gue sayang elu hiks. Syedih dedeq yaholohh. Brot is taek" kata alwi kesal sendiri tingan sifat abang satu satunya ini.
"Bacot!" Balas ali dari arah luar.
Ali pun mengendarai kendaraan beroda empatnya dengan santai, sambil memasang earphone nya bergoyang mengikuti alunan musik di ponselnya.
Beruntung brandon tak meminta dijemput hari ini. Karena ia malas untuk melawan arah hanya untuk menjemput brandododon.
Sesampainya disekolah, ali memakirkan mobilnya. Lalu keluar dan masuk ke area kegiatan yang lumayan banyak dipadati oleh calon siswa.
"Ali!" Teriak seseorang sambil berlari lari.
"Eh brandon. Uda dateng?"
"Kayaknya gue masih dijalan deh" ucap brandon
"Gimana ibu elu?" Tanya brandon kembali sambil merangkul bahu teman sehidup sematinya.
Alay
"Yagitu deh. Ayo ah" kata ali berusaha mengelak.
Brandon tau, ali tidak mau berbagi kesedihan kepada siapapun. Ali hanya menyimpannya sendiri. Bahkan, pada saat itu brandon berkunjung ke kamar ali tidak sengaja melihat sebuah jurnal yang terletak diatas kasur. Yang bertuliskan
Tidak penting untuk berbagi kesedihan, karena membuat orang bahagia adalah kebahagiaan.
Brandon sempat tersentuh dengan apa yang ditulis ali disitu. Sampai sampai ia tak menyangka ali bisa galau juga, pikirnya.
Brandon sangat tau seluk beluk kehidupan ali, dimulai dari papanya yang ditahan di jeraji besi tanpa ali ketahui karena apa. Yang diketahui ali, ayahnya tidak salah. Hanya masuk perangkap yang dibuat pak hendrik.
Brandon kenal alwi, menurut brandon alwi hanya berbeda tipis dengan ali. Sampai saat ini brandon salut dengan dua kaka beradik itu.
Pernah sekali dia melihat ali menangis, ali benar benar menangis saat itu. Brandon berfikir, ali menangis karena memikirkan ibunya yang terbaring lemah di brankar rumah sakit. Karena koma. Ayahnya yang tertahan. Brandon turut ikut bersedih. Tetapi ali, hanya ali yang selalu tersenyum dan tertawa. Brandon bersyukur mempunyai teman lelaki seperti ali. Meskipun sedikit annoying.
Ngomong Ngomong, kegiatan sudah dimulai sedari tadi. Awowkak
"Baiklah anak anak. Bagaimana? Masih semangat? Sudah sarapan?" Teriak pak kapsek yang dihadiahi acungan jempol oleh anak anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farewell
FanfictionButuh waktu tak sedikit untuk membuat sidingin itu luluh. Dan kesekian butuh waktu untuk membuat keadaan seperti semula. Seandainya kamu tahu lebih awal. Farewell artinya ucapan selamat jalan, akankah semuanya bisa kembali?