Jakarta, 6 februari
Ayolah, jangan cengeng.
Itu kalimat satu-satunya yang terus memantul di dalam fikiran Ica. Gadis itu terus mempercepat langkahnya, tak sadar jika dari belakang David mengejar.
"Ca". Panggilan lembut itu menyapa rungu Ica.
"Maaf". Lirih David sekali lagi, membuat Ica memutar tubuhnya kebelakang.
Gadis itu mengusap air matanya dengan punggung tangan, menepuk pundak David yang lebih tinggi darinya.
"Gak papa, memang udah seharusnya Ica berhenti".
"Tapi seterusnya kita bisa jadi teman kan?". Tanya David.
Ica mengangguk, memukul lengan David dengan tawa renyahnya.
"David mau nangis ya?". Goda gadis itu, membuat David tersentak dengan wajah memerah.
"Bercanda. Ayo ke kelas". Ujar Ica sembari berjalan menuju kelas dengan David mengekorinya dari belakang.
***
Jam pelajaran selalu kosong. Semua orang disibukkan dengan festival olahraga yang semakin mendekat.
Dan jam kosong ini dimanfaatkan kelas Ica untuk berlatih. Gadis itu akan berlatih lari estafet saat ini.
Ica terus menarik nafas, lalu membuangnya. Menyiapkan diri.
PRITTTTT
Ica mulai berlari secepat mungkin. Kakinya lebih lincah dari yang lain. Gadis itu sampai pada temannya yang lain, segera memberikan benda yang ada ditangannya. Sepersekian detik Ica langsung ambruk. Ia tergeletak lemas dilantai, nafasnya terus menderu.
Seulas senyum kepuasan terukir di wajah Ica. Gadis itu segera mengelap keringat yang ada di pelipisnya.
5 menit berlalu. Waktu istirahat bagi semua orang. Ica segera menghampiri posisi duduk salsa.
"nih diminum". Salsa menyodorkan sebotol minuman pada ica. "Yakin mau gantiin Siyya?".
Ica mengangguk lalu meminum air tersebut.
"ca lo kenapa?". Tanya Salsa mulai khawatir.
Pasalnya sedari tadi Ica terus memegangi dadanya yang naik turun semakin cepat.
"Ga tau .. Nafas icya ga teratur... Sakit". Nafas Ica semakin menderu.
"Ca, jangan bercanda ih, gak lucu". Panik Salsa.
"Ini serius!".
"Coba tarik nafas Lo pelan-pelan, tahan sebentar, terus buang juga pelan-pelan".
Ica mencoba meniru. Perintah salsa membuahkan hasil. Ica berhasil menetralkan nafasnya.
"fiuh...oke". Ujar Ica pelan.
Salsa dan Ica mulai beranjak dari tempat duduknya. Mereka akan membeli makanan.
"ca, lo masih suka sama david?". Tanya Salsa pelan disela perjalanan mereka menuju kantin.
"Kenapa Salsa tiba-tiba nanya kayak gitu?".
"Ya mau mastiin akan tadinya gue mau ngamuk kalo Lo bilang masih. Gimana ya, Ca? Lo liat deh, dia itu kasar banget sama Lo".
"Iya sih".
"Nah kan? Lagian dia juga udah—".
"Udah apa?".
"Oh? Enggak. Yuk buruan, gue laper banget hehe".
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesaurus [END]
Teen Fiction"Aku, hanya akan menjadi masa lalu. Entah itu dilupakan, atau justru dikenang" -Nafisha. Awalnya, Ica berniat menjalani kehidupan SMA nya seperti pelajar normal lainnya. Menyembunyikan siapa dirinya. Menyembunyikan segala kekuatannya. Juga menyemb...