Wake up, pretty girl
The time is show 6.00 a.m
Don't be lateWake up, pretty girl
The time is show 6.00 a.m
Don't be..Klik
Ica menekan asal alarm dengan suara laki laki serak basah yang datar. Suara alarm yang membangunkan tidurnya dari mimpi buruk.
Ica bergegas meraih handuknya, lalu berjalan ke arah kamar mandi dengan nyawa yang belum utuh.
Selepas mandi, Ica langsung memakai seragamnya. Dan menata rambut ikal panjangnya.
"Selamat pagi ma, pa". Sapa Ica hangat, dengan senyum mengembang.
"Pagi sayang". Jawab keduanya kompak. Tak lupa Najwa memberi kecupan manis di puncak kepala Ica.
"Ica berangkat dulu ya"
Ica mulai mencium punggung tangan papa dan mama nya.
"Ica sarapan dulu ya sayang, dikit aja deh". Titah papa. Karna tau Ica pasti menolak, sang papa lantas langsung menarik lengan Ica pelan untuk kembali masuk.
"Kayaknya gak usah deh pa, Ica gak lapar". Ica masih terus berusaha mengelak.
"nih, duduk. Makan ya sayang"
Ginda langsung menaruh piring dengan nasi dan lauk pauk teripang.Ica mengalah, ia pun mulai menyuap nasi tersebut.
"Ini apa? Kok ica gak pernah makan ya? Rasanya aneh". Komen Ica dengan mulut penuh. Nyaris memuntahkan kembali makanan di mulutnya.
"Telen dulu, baru ngomong". Ginda tersenyum canggung. Lalu menatap istrinya dengan raut yang sama bingungnya.
"Itu... Teripang". Tukas Ginda pasrah. Pasrah dengan segala pertanyaan ica berikutnya.
"Teripang? Kita ngapain makan teripang?". Tanya Ica.
"Ma—mama lagi nyoba program diet. Jadi programnya itu bagus untuk nurunin gula, makan teripang. Sekalian aja, mama pesan teripang ya banyak. Buat kamu sama papa makan dirumah. Biar sehat. Nih mama juga makan". Ujar Najwa sembari mengambil piring dan lauk yang sama dengan Ica.
Sungguh, Najwa nyaris tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya sekarang. Bahkan Najwa pun nyaris ikutan muntah, namun ia tahan mati-matian.
Dan Ica harus memakannya setiap hari.
"Loh? Teripangnya kok gak dihabisin?".
"Yahh terlanjur, nasinya udah habis duluan. Ica berangkat ya ma, pa".
"Dihabisin teripangnya Ica, kamu ngelawan papa?".
"Yah papa. Coba deh papa makan teripang nya, rasanya kayak makan ulat pohon hidup hidup. Geli kan?".
Ica beranjak bangkit dari kursinya. Namun langkahnya terhenti. Gadis itu memandang kosong, lantas perlahan tangannya terangkat untuk meremas kepalanya yang terasa berputar.
"Ca? Kenapa? Kamu kenapa sayang?". Tanya Ginda takut, mendekati putrinya itu.
"Ke—kepala Ica sakit".
Ica mengerjapkan matanya berulang kali. Lagi, matanya mengabur hingga tak bisa melihat apapun seperti saat gejala ini timbul di UKS.
Perlahan, Ica nyaris menangis. Menutup mulutnya yang ingin menjerit panik.
"Pa.. papa Ica gak bisa lihat apapun, pa"."Ica tenang, papa disini". Ucap Ginda dan meraih tangan gadis itu, menuntunnya agar lebih tenang.
Ica menggeleng. Membiarkan tubuhnya perlahan jatuh ke lantai. Pasalnya sendi di lututnya kembali tak bekerja. Lututnya terasa lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesaurus [END]
Ficção Adolescente"Aku, hanya akan menjadi masa lalu. Entah itu dilupakan, atau justru dikenang" -Nafisha. Awalnya, Ica berniat menjalani kehidupan SMA nya seperti pelajar normal lainnya. Menyembunyikan siapa dirinya. Menyembunyikan segala kekuatannya. Juga menyemb...