Bab 6 - Kejutan

182 10 0
                                    

Allahuakbar Allahuakbar..
Allaaaahuakbar allaaaahuakbar..

"Ra, bangun sayang. Udah maghrib" Ucap tante sambil mengetuk pintu kamarku.

"Hoaaamm.. Iyaaaa tan" Jawabku sambil mengulet di atas kasurku.

"Cepetan langsung bangun. Tante lupa tadi bangunin kamu jam setengah 6. Malah bablas sampe adzan maghrib." Jelas tante padaku. Masih berdiri diluar pintu kamarku.

Ceklekk..

"Iya tan, ini juga udah melek." Ucapku sambil membuka pintu. Biar tante tidak membeo.

"Kamu lagi ngga sholat kan? Yaudah sana nonton tv. Sambil nunggu om dan sepupu-sepupu kamu pulang." Titah tante padaku.

"Iyaaa" Jawabku malas dan berlalu pergi meninggalkan tante di depan pintu kamarku.
Aku menyalakan tv sambil ngemil. Tidak lama, ada yang mengetuk pintu rumah.

Tok tok tok..

"Assalamu'alaikum..
Mamah, Lala pulaangg" ..

Mendengar kata Lala, aku langsung bergegas menuju pintu depan untuk membukakan pintu.

Ceklekk..

"Wa'alaikumussalam La, om, Al." Jawabku sambil membuka pintu.

"Ka.. Ka Diraa?" Ucap Lala sepupuku. Kelihatan nya ia terkejut melihat aku ada dirumahnya. Karena memang dari awal keberangkatan aku ke sini tidak mengabari mereka bertiga.
Lala itu Laila. Putri pertama tante Lastri. Dia suka memanggil namanya dengan sebutan Lala saja. Biar simpel katanya.

"Loh, ka Dira kapan kesini? Ko ga ngabarin Aldi?" Tanya sepupuku, Aldi. Tak kalah kaget dengan kakaknya, Lala.

"Dira, kenapa ga ngabarin om? Klo gitu kan om bisa pulang lebih awal." Ucap om padaku.

"Hehe.. Iya om. Dira sengaja ga ngabarin kalian, cuma ngabarin tante. Karna Dira mau ngasi kejutan aja." Jawabku sambil senyum-senyum.

"Siapa Ra?" Tanya tante padaku sambil menuju ke pintu depan.

"Kolektor bu. Mau nagih uang sedot WC." Jawab Aldi mendahului ku sambil nyengir-nyengir. Dia memang paling suka kalau menjahili mamahnya.

"Kolektor sia...pa? Loh.. Ayah, Lala, Aldi. Udah pulang?" Ucap tante setelah sampai di pintu depan. Sambil mencium tangan suaminya diikuti dengan anak-anak nya mencium tangan tante.

"Oiya, tadi katanya ada tukang kolektor. Mana? Ko gaada?" Tanya tante. Semuanya hanya cekikikan mendengar pertanyaan tante.

"Loh ko malah cekikikan? Mamah ngomong di jawab dong Al.. Ooohhh, pasti ini kerjaan kamu ya Aldi? Bener-bener yaa klo ngerjain mamahnya paling semangat." Ucap tante pada anak bungsunya setelah menyadari kalau ia sedang di kerjai anaknya, sambil menjewer kuping anaknya itu.

"Ah ah ampun mahh, mulut Aldi khilaf mah, keceplosan. Padahal Aldi udah bilang jangan. Tapi tetep ngomong ni mulut" Bela aldi sambil memegang kupingnya yang di jewer mamahnya.

"Yaudah yaudah, gabaik bicara di luar. Mending masuk ke dalem yuk" Lerai om.

"Huh.. Awas aja ya Al klo masih jailin mamah." Ucap tante pada anak bungsunya.

"Hehe iyaiya mamah ku yang paling cantik se-kerajaan semut. Eh ngga ngga, sejagat raya maksudnya. Tuh mah mulutnya yang rese. Jangan salahin Aldi lah." Ucap aldi sambil nyengir-nyengir.

"Kamu ini, mau mama jewer lagi?" Ucap tante pada Aldi.

"Kabuuuuuurrrrr.. Ada ratu lebah ngamuk." Ucap Aldi sambil berlari melewati kami menuju kamarnya. Semuanya jadi ikut tertawa karna tingkah Aldi.
Aldi sekarang duduk di kelas 2 SMP di Bandung. Laila duduk di kelas 2 SMA di Bandung juga.

"Yauda mah, Lala ke kamar dulu ya mau mandi." Ucap Lala pada mamanya.

"Yauda iya, abis mandi langsung ke meja makan ya, kita makan bersama. Ayah juga, nanti selesai mandi ke meja makan kita makan bareng-bareng." Titah tante pada suami dan anak pertamanya.

"Siap ratu lebah, eh mamah" Ucap Lala dan om serempak. Sambil berlalu ke kamar masing-masing.

"Dasar anak sama ayah sama aja. Sama-sama doyan banget bikin kesel" Gerutu tante.
Aku hanya senyum-senyum melihat keunikan dirumah ini.
Lalu aku duduk di sofa melanjutkan acara menonton tv ku tadi.

🍃🍃🍃

Selamat membaca..

Maaf masih banyak yang berantakan tulisannya.
Maklum, masih pemula😅

Ditunggu Kritik dan sarannya yaa😉

Imam Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang