Bab 18 - Rumah Sakit

56 1 2
                                    

Tok tok tok..

Terdengar suara ketukan di balik pintu. Ya! Itu pintu kantor tempat Rayhan bekerja. Ia bekerja di perusahaan ayahnya di Bandung. Ia kuliah sambil bekerja. Itupun di suruh oleh ayahnya sejak kuliahnya semester 3. Awalnya Rayhan menolak, karena ia takut mengganggu kuliahnya, tetapi ayahnya bersikeras agar Rayhan bisa membantu ayahnya di kantor. Karena nantinya yang akan menggantikan ayahnya di kantor adalah Rayhan. Rayhan pasrah, apalagi mamahnya tidak bisa membelanya. Karena apapun yang ayahnya putuskan, tidak bisa di ganggu gugat. Akhirnya ia mengorbankan jadwal kelas kuliahnya menjadi kelas karyawan. Ia hanya ke kampus seminggu 1 kali, itupun hanya hari sabtu saja. Hari senin sampai jum'at ia bekerja, sabtu kuliah dan minggu Quality time dengan teman-temannya. Tidak tidak.. Sekarang dia sudah mempunyai istri, dan hari minggu ia gunakan untuk quality time dengan istrinya, Nadira Putri Ayuni.

"Masuk" Titah Rayhan pada orang yang mengetuk pintu ruangannya tadi.

"Permisi pak, ini laporan penjualan kita bulan ini" Ucap seseorang itu. Dia adalah sekretaris nya Rayhan. Syakila Aulia. Ia bekerja dengan Rayhan sejak Rayhan berada di kantor ini. Kila (sebutan untuk Syakila Aulia) sudah kenal bahkan hafal dengan sifatnya Rayhan. Jika di tanya apakah kila pernah menyukai Rayhan? Jawabannya iya, pernah. Pandangan pertama kila sudah menyukai Rayhan, tetapi kila sadar, kila sudah mempunya pacar dan sekarang adalah tunangannya dan sebentar lagi ia akan melangsungkan pernikahan nya. Ketika mendengar Rayhan menikah, kila ikut senang. Karena kesukaan kila pada Rayhan hanya sebatas kagum, tidak lebih.

Kila tau makanan kesukaannya Rayhan, karena jika Rayhan sedang malas ke kantin kantor, Rayhan akan meminta kila untuk membelikannya makan lalu mengantarkan ke ruangannya. Kila tak pernah keberatan, malah dengan senang hati dia membantu atasannya itu. Karena Rayhan pun baik dan sopan pada kila.

"Oh, ya.. simpan saja disitu. Nanti saya cek" ucap Rayhan dengan mata dan tangan fokus mengoperasikan komputer didepannya. "Kamu boleh pergi" lanjut Rayhan pada Kila.
"Baik pak" ucap Kila.

Detik berganti menit. Menit berganti jam. Tak terasa hari mulai sore dan sudah saatnya pulang kerja. Tetapi kerjaan Rayhan masih belum selesai. Sehingga dia harus tetap di kantor menyelesaikan pekerjaannya. Tanpa ia sadari, ada seseorang dirumahnya yang sedang menunggu dia pulang. Ya.. Siapa lagi kalau bukan Nadira istrinya Rayhan.

Tepat pukul 11 malam, Nadira dengan harap cemas menantikan suaminya itu kembali ke rumah. Karna sudah hampir tengah malah Rayhan belum juga pulang. Sore itu Rayhan menelpon Nadira bahwa dia akan telat pulang ke rumah, di karena kan pekerjaannya masih belum selesai. Nadira pun mewajarkan nya. Tetapi sampai sekarang masih juga belum pulang. Ara cemas, dari sehabis maghrib ia terus menelpon Rayhan. Tapi nihil, hp nya tidak aktif. Kecemasan itu makin menggerogotinya. Kenapa ia tidak menyusul Rayhan? Dikarnakan takut jika dia menyusul, Rayhan malah sudah sampai dirumah. Jadi dia memilih untuk menunggu dirumah.

🍃🍃🍃

Alhamdulillah..
Maaf yang udah nunggu aku up, aku baru bisa up sekarang😩
Terimakasih untuk support nya temen-temen buat cerita aku ini. Tanpa adanya support dari kalian, aku mungkin belum bisa up lagi cerita ini.
Huaaaaa.. Terharu😭😭😭
Terimakasih teman-temann🙏🏼

Selamat membaca☺

Imam Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang