Bab 11 - Dia?

169 8 0
                                    

Nadira pov

Aku sudah duduk di sofa ruang tamu menunggu tamu itu datang. Ya! Tamu yang akan menetap bersamaku nanti. Dia laki-laki pilihan abi dan om yang akan di jodohkan denganku.

Tak lama, suara bel berbunyi. Dan tante yang membukakan pintu. Hatiku makin berdetak tidak karuan. Pasalnya, aku belum pernah bertemu dengan dia dan tiba-tiba akan di jodohkan.

Setelah keluarga mereka masuk, aku terkejut. Sangat terkejut. Dia.. Dia.. Dia laki-laki ceroboh. Laki-laki ceroboh itu mau apa datang kesini? Tidak, tidak mungkin dia yang akan di jodohkan denganku. Tidak tidak. Mungkin dia adik atau kakaknya si laki-laki yang akan di jodohkan denganku. Mungkin saja. Positif dulu.

***

Setelah berbincang panjang lebar, akhirnya masuk juga ke inti dari tujuan mereka datang kesini.

"Jadi, kedatangan kami kesini bermaksud ingin melamar anak bapak dan ibu untuk di jadikan istri oleh anak kami yang bernama Rayhan Putra Pratama." Ucap papanya Rayhan pada keluargaku juga keluarga tante.

Aku sangat sangat terkejut. Ternyata laki-laki itu, dia. Si laki-laki ceroboh itu. Ya Tuhan.. Mimpi apa aku semalam? Kenapa laki-laki itu dia?

Aku melihat dia, dia pun sama. Tak kalah terkejutnya denganku.

"Kalau saya, bagaimana anaknya saja Pak. Kan anak kita yang mau menjalaninya. Kita serahkan sama anak-anak saja. Gimana ra? Kamu menerima lamaran nak Rayhan?" Tanya Abi padaku.

Jleb.. Jantungku berasa copot dari tempatnya. Aku bingung, aku harus jawab apa? Dan lagi.. Laki-laki itu malah senyam-senyum melihat tingkah gugup ku. Bukannya membatalkan perjodohan ini. Dia malah diam saja. Ah, menyebalkan.

"Ra, gimana sayang? Jawab abimu" Ucap umi padaku.

"Kalau sekiranya belum bisa menerima Rayhan juga tidak masalah nak" Ucap wanita paruh baya yang ku ketahui itu mamahnya dia, laki-laki ceroboh itu dengan senyumnya yang manis dan penuh kasih sayang.

"Gausah di terima klo emang gamau. Lagian gua ga maksa lo harus terima gua" Ucap laki-laki ceroboh itu padaku.

"Rayhan.." Ucap mamahnya dengan mencubit lengan Rayhan.

"Ist, apaansih mah, sakit. Aku bener dong? Klo dia nerima karna terpaksa, ya mending ga usah lah. Menikah itu bukan cuma setaun dua taun kan mah?" Ucapnya pada mamahnya. Kami semua hanya terdiam. Dan abi bertanya padaku sekali lagi.

"Nadira, kalau kamu keberatan, bicara sayang. Jelaskan, apa alasan kamu tidak setuju?" Tanya abi padaku. Aku menunduk. Selang beberapa detik, aku langsung menatap wajah abi.

"Aku tidak keberatan abi. Ini amanah. Aku tidak mungkin mengingkari amanah ini. In Shaa Allah aku siap abi. Ara siap di pinang oleh laki-laki pilihan abi, om, dan alm. Kakek" Ucapku pada abi, walaupun agak sedikit ragu.

"Kamu yakin dengan pilihanmu? Benar kata Rayhan, pernikahan itu bukan cuma untuk setaun dua taun. Tapi untuk selamanya. Pikirkan lagi sayang" Ucap abi padaku sambil mengusap rambutku yang di tutupi jilbab panjang.

"In Shaa Allah abi, aku siap" Ucapku pada abi.

"Alhamdulillah" Seru semua keluarga.

"Dan rencananya kapan tanggal pernikahan mereka?" Tanya mamahnya Rayhan.

"Saya sih, terserah besan aja." Ucap umi pada mamahnya Rayhan.

"Jangan begitu. Mmm.. Lebih baik kita rundingkan tanggalnya, atau mungkin mempelai pengantinnya ada ide untuk tanggal pernikahannya?" Tanya mamahnya Rayhan padaku juga pada Rayhan.

"Aku sih terserah dia" Ucap kami.. aku dan Rayhan bersamaan. Kami saling memandang terkejut, karna bisa sama menjawab pertanyaan mamah rayhan. Beberapa detik aku langsung menundukkan pandanganku.

"Ciee.. Blom apa-apa aja udah barengan. Apalagi nanti? Jodoh nih.. Haha" Ucap Lala pada aku dan Rayhan. Semua kelurga tertawa.

"Baiklah, nanti untuk tanggalnya kita pikirkan lagi. Yang terpenting, kedua mempelai sudah siap untuk perjodohan ini." Ucap om pada kita semua.

"Oiya, ayo calon besan, di minum dulu. Makanannya juga itu di makan. Ayo ayo" Ucap tante pada mereka, kelurga Rayhan.

"Oh iya iya, terimakasih ceu" Ucap mamahnya Rayhan. Disini panggilan untuk perempuan yang sudah paruh baya di panggil dengan sebutan euceu sama dengan panggilan mba, untuk orang Jawa.

Dan kamipun memakan dan meminum sajian yang sudah di hidangkan sambil ada yang bercakap-cakap dengan di selipi tertawa riang.

🍃🍃🍃

Hey hey hey.. Aku baru nongol lagi. Lamaaaaaaaaaa banget baru up. Abis stuck banget mau nulis. Maaf ya😔
Aku ga janji bakal up cepet lagi, karna lagi sibuk dengan pekerjaan dan duniaku 😅
Mohon di maklumi😁😂

Abaikan typo yang bertebaran guys😂😉

Imam Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang