Allah sayang pada setiap hambanya, makanya ia memberikan cobaan bukannya karna ia tak sayang, melainkan ia sangat sayang. Ia hanya ingin melihat, kemampuan keimanan kita padanya sampai mana.
🍁🍁🍁
"Ra, bangun ra.. Sayang.. Sayang" Terdengar samar samar suara umi memanggilku sambil menepuk-nepuk pipi gembil ku. Perlahan tapi pasti, mata ku terbuka. Dan ya! Itu memang suara umi. Umi ada tepat di depanku. Dan ketika ku lihat sekeliling, sudah ramai orang-orang yang ingin melihat keadaanku.
Aku bangun dari tidurku secara perlahan. Abang membantuku untuk duduk. Sedikit pusing memang. Dan masih terasa sesak dadaku."Sayang, kamu baik-baik aja kan?" Ucap seorang wanita paruh baya yang ku yakini ia adalah ibu dari laki-laki ber-jas hitam dengan peci hitam itu. Hah? Apa ini? Laki-laki berjas hitam dan berpeci hitam? Apakah ada yang menikah disini? Siapa?
Aku melihat sekelilingku dengan tatapan bingung.
"Ada apa sayang?" Tanya umi padaku. Ia mengetahui kebingungan ku."A.. Aku.. Aku dimana umi? Ini.. Ini ada apa?" Jawabku pada umi.
"Kamu di kamarmu, dan hari ini adalah pesta pernikahanmu sayang" Jawab umi padaku sambil mengusap pipiku lembut dan penuh kasih sayang.
"Apa? Pernikahan?" Aku terperanjat. Aku memejamkan mataku erat karna kepalaku tiba-tiba pusing lagi. Ini lebih dari yang tadi. Sangat sangat pusing. Hingga akhirnya, aku kehilangan kesadaranku lagi.
***
"Sayang.. Kamu udah bangun nak?" Terdengar samar suara umi memanggilku. Perlahan mataku terbuka. Dan seketika bau-bau obat menyeruak di hidungku. Aku berusaha bertanya pada umi, walaupun untuk membuka mulutpun aku sangat lemah. Entah apa yang terjadi pada tubuhku. Aku tak tau.
"Umi, Ara dimana? Kenapa bau obat? Dan ini, kenapa tangan Ara di pasangin selang? Ara kenapa umi? Ara kenapa?" Tanyaku pada umi. Umi hanya menangis mendengar pertanyaanku. Entah apa yang ia tangisi. Aku tak mengerti.
"Umi, kenapa nangis? Apa pertanyaanku tadi ada yang menyakiti hati umi?" Tanya ku sekali lagi pada umi, tetapi dengan pertanyaan yang berbeda.
"Tidak sayang" Menghapus air matanya. "Umi hanya senang kamu bisa siuman. Umi senaaaanggg sekali. Sampe-sampe umi nangis bahagia" Ucap umi padaku. Entah ia sedang berbohong atau tidak. Aku hanya meng-iyakan saja.
"Kamu di rumah sakit sayang, tadi kamu pingsan lagi. Umi takut kamu kenapa-kenapa. Makanya umi menyuruh abi mu untuk membawamu ke rumah sakit" Jelas umi padaku, menjawab pertanyaan pertamaku tadi.
"Aa.. Auuu.. Um.. Umii.. Kepala Ara.. Sak.. Sakit" Ucapku sambil memegang kepalaku erat seraya menangis menahan rasa sakitnya.
"Sayang.. Ara.. Kenapa? Sebentar umi panggil dokter. Kamu tahan ya sayang.. Dokteeerrrr... Dokteeeerrrrrr" Teriak umi dari dalam ruang rawatku, memanggil dokter. Tak butuh waktu lama, dokter itupun datang dan langsung memeriksaku.
"Maaf, ibu harus menunggu di luar dulu." Ucap suster pada umi.
"Tapi sus, anak saya.." Ucap umi pada suster.
"Iya, anak ibu akan kami tangani dengan sebaik-baiknya. Jadi, ibu harap menunggu dulu di luar ya" Ucap suster pada umi ku lagi.
"Ara.. Yang kuat sayang. Umi menunggumu di luar ya nak" Ucap umi sebelum keluar dari kamarku di iringi tangisannya.
***
"Gimana anak saya dok?" Umi langsung berdiri dan menanyakan keadaanku saat dokter yang menanganiku keluar dari kamar rawat inapku.
"Seperti yang sudah saya duga, anak ibu dan bapak mengidap penyakit kanker otak. Tetapi lebih jelasnya, kita harus menunggu hasil lab keluar dulu" Jawab dokter
"Astaghfirullah Araaaaa" Suara umi purau, terdengar nada sangat sangat khawatir disana.
"Dokter, lakukan apa saja demi kesembuhan anak saya dok." Kini abi yang mengeluarkan suaranya.
"Baik pak. Pasti. Kami akan menangani anak bapak semaksimal mungkin. Semampu apa yang saya bisa. Tetapi balik lagi, semuanya tergantung dari yang di Atas. Berdo'a lah pak, agar anak bapak di beri kesembuhan oleh-Nya." Ucap dokter pada abi.
"Kalau begitu, saya permisi dulu ya pak." Lanjut dokter itu sambil berlalu pergi meninggalkan kamarku.
🍃🍃🍃
Wahh.. Bagaimana yaa kelanjutan cerita pernikahan mereka?
Ikutin terus cerita Imam Impian yaaa😅😅😁😁😁Happy Reading 😄😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Impian
RandomAllah punya rencana disetiap kehidupan manusia. Jodoh, maut, rezeki. Semua telah Allah atur sedemikian rupa. Dan saat Allah mempertemukan aku denganmu. Aku yakin, Allah telah merencanakan ini semua dengan sangat indah. ~Nadira Putri Ayuni