Bab 7 - Pertemuan Kedua

175 9 2
                                    

Setelah selesai makan malam, kami semua berkumpul di ruang keluarga sambil ngemil dan menonton tv. Sesekali candaan terlontar dari mulut iseng nya Aldi.

"Ka Dira, mau lanjut kuliah di Universitas mana?" Tanya Lala padaku.

"In Shaa Allah di ITB La. Formulir udah di kirim lewat E-mail, uang pendaftaran juga udah transfer. Besok disuruh kesana." Jelasku pada Lala.

"Ohh iyaiya.. Yeeeyyy Lala sekarang jadi punya temen curhat di rumah. Temen ngobrol, yeeyeyeyeeee." Ucap Lala girang sambil goyang-goyang.

"Eh diem napa teh, kaya belatung nangka dah gabisa diem. Gua lem juga badan lu pake getah pisang" Gerutu Aldi pada kakaknya.

"Biarin napa Al. Berisik bae lu kaya speker kusut" Jawab Lala menimpali candaan Aldi tadi.

"Gua kaga betah liatnya" Gerutu Aldi.

"Yailah lu, liatin gua goyang gabakal rugi. Kaga bayar, gratis tis tis" Ucap Lala sambil tertawa.

"Amit ah" Ucap Aldi sambil bergidik.

Kami semua tertawa melihat tingkah kakak beradik itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kami semua masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

***

"Ka Dira, bangun kaaa.. Ayo berangkat bareng Lala" Ucap Lala sambil mengetuk-ngetuk pintu kamarku.

"Iya Lala, kakak udah bangun. Bentar lagi keluar. Tunggu aja di depan." Jawabku dari dalam kamar sambil aku memastikan kalau tidak ada yang tertinggal.

"Aku tunggu di depan, jangan lama ka. Aldi cerewet banget ada ujian mendadak katanya di sekolah. Harus dateng pagi-pagi banget." Ucap Lala lagi dari luar kamarku.

Ceklekk..

"Ayo.." Ajakku pada Lala sambil menarik tangannya menuju pintu depan. Yang empunya tangan hanya diam mengikutiku.

"Udah beres? Gaada yang ketinggalan ya?" Tanya tante pada kami.

"Gaada ma, udah beres. Duh yah, ayo cepetan. Nanti Al telat yah" Ucap Aldi yang tidak bisa diam di depan pintu mobil, seperti orang gelisah takut telat.

"Iya napa woy, etdahhh.. cerewet banget kaya pantat ayam" Canda Lala pada Aldi.

"Diem ah pantat sapi ngecobrak bae" Jawab Aldi.

"Udah udah, ayo berangkat. Mah, ayah ama anak-anak berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum" Ucap om sambil mengecup kening tante dan tante mencium tangan om.

"Tante, aku berangkat ya. Doain lancar. Aamiin" Ucapku pada tante sambil mencium tangannya.

"Iya sayang, semangat ya. Hati-hati ya kalian. Wa'alaikumussalam" Ucap tante sambil melambaikan tangannya pada kami.

Mobilpun berjalan meninggalkan halaman rumah menuju tempat yang akan di tuju. Pertama, ke sekolahan Aldi dan Lala, lalu ke kampusku, setelah itu baru om ke kantornya.

1 jam perjalanan dari rumah tante sampe kampus ku. Setelah sampai aku langsung masuk menuju ruang dosen.

Brakk..

"Astaghfirullah.." Ucap ku beristighfar, kaget. Karna tiba-tiba ada yang menabrakku dari belakang. Alhasil dokumen yang akan aku serahkan untuk melengkapi formulir ku berserakan di lantai.

"Eh, mba maaf.. Saya ga sengaja" Ucap lelaki itu padaku sambil membantu membereskan kertas-kertas ku.

"Iya mas, ga papa. Kalau jalan harap berhati-hati. Disini tempat untuk berjalan, bukan berlari." Ucapku, kedengaran seperti menggerutu.

"Iya mba, maaf. Ini.... Loh mba yang di terminal kan?" Tanya laki-laki itu terkejut melihatku.

"Loh, kamu laki-laki yang di terminal itu juga kan?" Tanya ku juga tak kalah terkejutnya dengan dia.

"Iya mba, ga nyangka ya bisa ketemu lagi. Di tempat yang ga di sangka-sangka pula." Ucapnya sambil senyum.

"Iyalah ketemu lagi, orang dia masih punya utang ama aku" Ucapku dalam hati.

"Loh mba, kenapa diem?.. Kenalin, aku Reyhan. Mba siapa?" Ucapnya memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya padaku.

"Oh iya. Maaf aku buru-buru. Permisi.. Assalamu'alaikum" Ucapku sambil menunduk dan berlalu pergi.

"Loh mba, pertanyaan saya blom di jawab, mba.. Mba.." Teriaknya memanggilku.

Aku berjalan cepat menjauhinya. Karna jujur aku tidak ingin bertemu dengan lelaki ceroboh itu. Setiap bertemu dengannya, pasti aja selalu bertabrakan denganku. Untung nabraknya ga lagi bawa mobil atau motor. Coba kalau lagi naik kendaraan? Mungkin pulangnya, aku sudah tinggal nama. Atau mungkin ada di rumah sakit dengan berbagai selang di tubuhku.

🍃🍃🍃

Terimakasih yang udah nyempetin baca.

Up kemaleman😅
Semoga masih setia di ceritaku😁
Jangan lupa tambahkan di perpustakaan kalian yaaa☺☺

See you next part😉🌹

Imam Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang