Bab 17 - Dasi

281 10 9
                                    

3 bulan kemudian..

"Yang.. Dasi aku di mana ya? Ko aku cari ngga ada di lemari?" Tanya Rayhan pada Ara.

Ya. Semenjak Ara keluar dari rumah sakit 3 bulan yang lalu. Mereka langsung istikharah dan sebulan setelah istikharah, mereka melangsungkan lamaran dan pernikahan. Terhitung sudah sebulan mereka menikah dan tinggal di apartemen milik ayahnya Rayhan.

"Ada di lemari gantung, cari aja" Jawab Ara dari kejauhan. Sepertinya ia sedang berada di dapur menyiapkan sarapan untuk mereka pagi ini.

"Ga ada yang, klo ada aku gabakal nanya kamu" Ucap Ray lagi karena dasinya belum ketemu.

"Sini aku yang cari, klo sampe ada gimana?" Tanya Ara sambil berkacak pinggang, bercanda.

"Eumm.. Aku bakal kasih hadiah buat kamu" Jawab Ray sambil tersenyum jahil.

"Apa?" Tanya Ara bersemangat sambil tertawa girang.

"Kadonya nanti malam aku kasih. Tapi janji kamu jangan minta nambah ya" Jawab Ray tepat di telinga Ara, suaranya pelan. Hampir seperti berbisik. Tak lupa senyuman jahil nya Ray yang khas membuat si empunya telinga bergidik geli.

"Ish, apaansi ka, mesum banget pagi-pagi" Ucap Ara sambil mencubit perut Rayhan dan berbalik membuka lemari untuk mencari dasi yang akan di pakai Rayhan.

"Ahahahaa.. Bilang aja kamu mau. Pasti nih ya, pipi udah mateng kaya tomat. Sini lah berbalik, aku mau makan tomat di pipi kamu humairah" Ucap Rayhan sambil tertawa. Ara tak menggubris ucapan Rayhan. Padahal sebenarnya apa yang ray katakan benar, saat ini pipinya sudah terasa panas seperti kepiting rebus. Ah rasanya ingin sekali mencubit hidung mancungnya dan berkata "dasar otak mesum".

Mengetahui tak ada respon apapun dari istrinya, Rayhan memeluk Ara dari belakang. Dengan kepala yang berpangku di pundak kanan Ara. Memejamkan mata sambil menghirup aroma tubuh Ara. Ya! Ray akui, aroma tubuh Ara menjadi candu bagi Ray saat ini. Si empunya badan yang di peluk hanya bisa diam sambil menikmati pelukan dari suaminya itu.

"Ka, udah ya. Ini dasinya ketemu" Ucap Ara sambil berbalik arah menghadap Rayhan.

"Alhamdulillah.. Oke, nanti malam aku kasih hadiah untukmu humairah. Hadiah terindah dan teristimewa yang tidak akan pernah kamu lupakan" Ucap Rayhan dengan senyumnya yang jahil.

"Ish, ka.. Udah ayo kita sarapan. Nanti keburu dingin nasi gorengnya." Ucap Ara sambil berlalu pergi meninggalkan Rayhan sendiri di kamar, masih dengan ketawa renyahnya Rayhan. Memang, suaminya itu pandai sekali menjahili nya.

***

Setelah Rayhan berangkat ke kantor, Ara dengan sigap membereskan piring bekas tadi sarapan. Ia membereskan apartemen nya dengan terampil. Bukan hal sulit bagi ia merapikan apartemen nya, karena ia sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah seperti ini. Di mulai dari mencuci piring, lalu mencuci baju, di teruskan dengan menjemur, menyapu, mengepel, lalu merapikan dan membersihkan barang2 yang ada di apartemen. Ara melakukan semuanya dengan senang hati. Sambil memutar sholawatan favoritnya.

🍃🍃🍃

Maaf, aku lama menghilang dan baru up lagi😔
Semoga kalian masih berminat membaca ceritaku yang acak2an ini😔

Terimakasih yang sudah membaca..
Happy Reading 😊

Imam Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang