Bab 5 - Temu Kangen nasi

193 11 0
                                    

Setelah membereskan barang-barang ku ke tempat yang semestinya. Aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang seharian ini cukup lelah menempuh perjalanan Jakarta-Bandung menggunakan Bus antar-kota.

"Ra, udah mandinya? Klo udah keluar ya, kita makan. Dari siang kamu belum makan kan? Nanti laper. Tante tunggu di meja makan ya" Ucap tante sambil mengetuk pintu kamarku yang bersebelahan dengan kamar Laila, anak bungsu tante.
Di rumah tante ada 4 kamar. Satu kamar tante dan suaminya. 1 kamar Laila anak bungsu tante. Yang 1 kamar Renaldi anak pertama tante. Dan yang 1 nya dipakai untuk kamar tamu. Tante dan om, suaminya tante sengaja melebihkan kamar untuk kamar tamu, wanti-wanti jika nanti ada tamu yang akan menginap dirumahnya.

"Iya tante, Dira pake jilbab dulu. Nanti Dira nyusul" Teriakku dari dalam kamar. Aku segera memakai jilbab ku dan keluar kamar menuju meja makan.

Di meja makan sudah terhidang beberapa lauk pauk, sayuran, buah, dan tak lupa, nasi.
Aku duduk di sebelah tante dan membuka piringku yang awalnya di balikkan.

"Mau tante ambilin nasinya sayang? Sini.." Tanya tante sambil memegang sendok nasi dan hendak mengambil piringku. Guna mengambilkan nasi untukku.

Refleks aku menjauhkan piringku beberapa centi, menolak tawaran tante untuk diambilkan nasi.

"Gausah tante. Aku bukan Dira kecil yang manja lagi. Aku udah besar tante. Udah bisa ngambil nasi sendiri" Ucapku sambil cemberut. Karna memang tante selalu memanjakan ku sejak aku kecil. Katanya aku keponakan kesayanganya. Tak heran jika wajahku hampir agak mirip dengannya.

"Haha.. Iyaiya. uh ponakan tante satu ini sensi banget dari awal dateng. Kesambet setan bus ya? Apa setan terminal?" Ucap tante sambil tertawa melihatku merajuk. Ngambek karna perlakuan tante yang berlebihan.

Aku tak memperdulikan tawaan tante, aku langsung mengambil nasi dan lauknya tak lupa juga sayur. Lalu aku makan dengan lahap. Mungkin sensi ku ini berasal dari perutku yang sejak tadi siang dangdutan minta di isiin asupan gizi. Jadi bawaannya sebel mulu sama orang. Ditambah kejadian tadi pas di terminal.
Ya! Terminal.. Aku mengingat sesuatu. Lelaki itu.
Aku menghentikan acara temu kangen dengan nasi ku sebentar. Tante heran dengan perubahan sikapku yang tadinya makan dengan lahap, bahkan sangat lahap. Bisa dibilang rakus mungkin. Tiba-tiba terdiam dan seperti orang memikirkan sesuatu.

"Heh, bengong aja. Mikirin apaansi? Lagi makan juga. Liat tuh, nasinya ngerengek minta di masukin ke perut kamu. Biar ketemu sama temen-temen nya di sana" Tante mengagetkanku dari pikiranku.

"Astaghfirullah.. Tante ngagetin. Iyaiya, nasi.. Jangan ngerengek ya, tenang. Bentar lagi kalian akan bertemu di perutku yang imut-imut ini" Candaku pada nasi yang akan ku makan.

"Yahahaa.. Gila dasar. Kelamaan di Jakarta balik lagi ke Bandung malah stress ponakan tante" Ucap tante sambil tertawa ngakak.

Aku diam saja tak menghiraukannya. Aku melanjutkan acara temu kangen dengan nasiku.
Setelah habis. Aku membantu bi Minah, pembantu rumah tangga di rumah tante, untuk membereskan piring dan gelas bekas aku dan tanteku makan tadi ke wastafel dapur untuk di cuci.

Setelah beres semua, aku masuk ke kamarku. Tak lupa aku pamit dengan tante.
"Tan, Dira masuk kamar ya. Kayanya mau langsung tidur. Cape banget" Ucapku pada tante yang sedang membenarkan taplak meja makan.

"Iya, kamu udah sholat ashar?" Tanya tante padaku.

"Aku sedang tidak sholat tan, sedang haid" Ucapku.

"Yasudah, ini udah jam setengah 5. Nanti setengah 6 tante bangunin ya. Ga baik tidur saat maghrib" Ucap tante menasehatiku.

"Iya tanteku yang cantik bin bawel. Aku masuk yaa" Ucapku sambil mencium pipi tanteku dan berlari ke kamarku.
Si empunya pipi yang aku cium hanya senyum-senyum sambil menggelengkan kepalanya.

🍃🍃🍃

Terimakasih sudah mampir di cerita khayalanku😅

Selamat membacaaa😁😁

Imam Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang