#2

100 12 0
                                    

♡Happy Reading♡


     Setela bel pulang sekolah Gena lansung menuju ruang PMR bersama dua sahabatnya , memang mereka memilih PMR karena cita mereka yang inggin menjadi Dokter terbaik. Saat sedang berjalan di lapangan mereka ngeliat anak basket juga kebetulan sedang latihan , sengaja atau tidak salah satu daru mereka melempar bola dan mengenai kepala Gena , karna kaget ia lansung pingsan , sebelum pingsan ia masih bisa mendengar suara Siska dan vioana yang memanggil namanya .

" Gena awas " hanya itu yang ia dengar kemudian semua gelap dan tak mendengar apa pun lagi.

    Ia menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam iris matanya , saat matanya terbuka ia dapat melihat sekeliling dan mendapati seseorang yang sangat ia harapkan siapa lagi kalau buka Fatir yang berdiri dengan tatapan dingin kearahnya sambil melipat tangan di dada .

" Aduh gua dimana " ujar Gena sambil memegang gi kepalanya yang berdenyut sedikit.

" Menurut lo " suara itu membuat Gena mengarahkan penglihatanya pada Fatir.

" Fatir " ujarnya kaget , sementara yang di tatap hanya berlaku dingin dan cuek .

" lo ngapain disini " tanyanya Gena kaget dan beneran ngak tau apa yang terjadi.

" Jangan sok begok deh , lo pikir gue ngak tau apa yang ada di otak lo , lo sengaja kan berdiri di sana , jadi saat gue ngelempar bola dan kenanya ke elo bener kan$  tuduhnya , Gena hanya diam , ia tak bermaksud begitu makahan ia tak melihat Fatir disana , seriusan .

" Ngak , malahan gue ngak ngeliat lo disana" ujar Gena berkata yang sebenarnya . Fatir hanya tersenyum sinis dan membuat Gena binggung.

" Lo pikir gue ngak tau apa yang ada dalan benak lo , gue tau lo sengaja kan biar kena bola abis itu gue di suruh pak Dedi nolongin lo dan bawa lo deh kesini" sumpah Gena ngak ngerti apa yang di ucapkan Fatir ia benar ngak bermasud begitu suer.

" gue ngak bermaksud begitu kok , tadi gue cuman le.. " omongan nya lansung di bantah Fatir tanpa mendengarkan perkataan Gena terlebih dahulu.

" Dasar ya , kelakuan cewek itu sama , sama kayak lo rendahan " omongan pedas Fatir keluar lagi kan , dan hati Gena sakit lagi , matanya mulai berkaca kaca dan itu ngak ngebuat Fatir merasa bersalah sedikit pun , sungguh kelewatan kali ini.

" Gue ngak akan terpengaruh dengan air mata buaya lo itu " Fatir bicara pelan tapi menusuk dan lansung keluar tanpa niatan menghapus sedikit pun air mata Gena yang jatuh karna nya.

" Gue ngak tau , sumpah"  ujarnya memengang sesuatu di dadanya yang terasa sangat sakit saat Fatir berbicara seperti itu padanya.

Fatir keluar dan berjalan menuju parkiran , karna kondisi sekolah yang mulai sepi membuat ia bebas berleha leha berjalan , ketika di dekat parkiran ia ngeliat seorang supir pribadi BMW berwarna putih tengah kebingungannya , ia pun menghampirinya dan bertanya.

" Cari siapa ya pak " tanyanya membuat sopir itu melihat ke arah nya.

" Saya menunggu anak majikan saya , tapi ia belum keluar juga , padahal harusnya sudah dari sejam yang lalu" ujarnya di angguki Fatir.

" Tapi kayanya semua orang udah pulang ya " tanya sopir itu dan di angguki Fatir lagi , karena yang tinggal mungkin cuman ia dan Gena yang masih si Uks tadi .

" Ia pak , mungkin dia sudah pulang " ujar Fatir dan membuat pak Madri memyetujuinya.

" Kalau gitu saya pulang dulu " pak madri masuk ke mobilnya kemudian menjalankan nya , baru saja ia sampai di gerbang Gena berlari keluar dari koridor sekolah ia menyusul pak Madri yang sudah berada di gerbang dan sekarang mobilnya sudah tak terihat lagi. Kebetulan Fatir sedang membuka pintu mobilnya dan memperhatikan Gena yang sedang ngos ngosan.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang