#16

78 12 0
                                    


   ∆Happy Reading∆


   Saat  ini Gena tengah makan bersama sahabat sahabtanya di Kantin . Kali ini Gena mengunakan Jaket yang bertopi untuk menutupi luka memar pada leher dan sebagian besar tanganya.  Siska dan vioana sedikit risih dengan penampilan Gena yang seolah olah menutupi sesuatu . Dan juga mata sayu yang menggambarkan kesakitan di setiap tatapan nya.

" Gais gue punya rencana nih" usul Viona yang bosan karna sabtu minggu mereka tak kemana mana , Gena yang sok sibuk dan Siska yang sibuk pacaran dengan Vino membuat waktu mereka bersama semakin berkurang.

" Apaan" tanya Siska yang masih asik dengan somay yang paling enak seantero Cendikia.

" Kemarin Andru ngajakin gue ke puncak , kalian juga di ajak" Siska yang tengah makan pun tersedak karna kaget, ada angin apa Andru tiba tiba ngajak Jalan jalan ke puncak segala.

" Uhukk uhukk" Gena lansung memberikan minum dengan gesit Siska meminumnya lansung.

" Pelan pelan" hanya kata tersebut yang di ucapkan Gena , padahal sudah hampir setengah jam mereka duduk di kantin.

" Lo serius" tanya Siska memastikan , karna omogan Andru itu jarang bisa di percaya gitu aja.

" Iya , bukan hanya gue tapi juga Geri , Vino , Doni dan pastinya Fatir" Viona sengaja menyebut nama Fatir terakhir untuk melihat reaksi Gena .

" Gue ngak ikut" Gena lansung pergi keluar dari kantin,  Siska dan vioana saling lirik lalu mengeleng tanda sama sama tak tahu apa yang terjadi.  Mereka lansung berdiri dan ikut mengejar Gena yang berjalan menuju Roftop . Tapi saat berjalan kearah tangga mereka bertemu dengan Heris yang kayaknya abis dari perpustakaan.

" Hai Gena" sapa Heris , Gena hanya tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya tanpa berucap apapun lagi, Heris menakutkan alisnya , tumben Gena tak membalas sapaanya. Terlihat Siska dan Viona yang menyusul dari belakang sambil berjalan cepat dan pasti mengejar Gena.

" siang kak" sapa Siska dan Viona tapi masih tetap meneruskan langkah kakinya.

"Mereka kenapa ya"  mungkin inilah saat ini yang di pikirkan Heris yang ngak biasanya Gena tak menyapanya.

  

¤¤¤¤¤¤¤

Saat ini Fatir tengah duduk di taman bersama masa lalu dan sekaligus sahabat yang dulu ia agung agungkan kini tengah duduk bersamanya ,  tapi tak ada niatan untuk memulai obrobolan terlebih dahulu. Sampai dia yang memulai semua dan kini dia lah yang mengakhirinya.

" Apa kabar" tanyanya , Fatir tak merespon pandangnya masih lurus kedepan seolah olah tak ada orang yang sedang berbicara di sampingnya.  Gadis tersebut menghembuskan nafas berat tanda ia mencoba memecah kecanggungan yang terjadi akibat ulahnya beberapa tahun lalu yang merubah segalanya.  Suasana taman yang sepi membuat Fatir engan untuk berbicara atau pun sekedar mengalihkan pandangan nya.

" Fat aku mau ngejelasin" pintanya lagi tapi masih tak ada respons dari Fatir.  Entah tak mendengar atau memang pura pura tak mendengar namun gadis tersebut tak putus asa , ia meraih tangan Fatir dan mengegamnya sambil di usap dengan ibu jari bermaksud untuk menenangkan Fatir.

" Kenapa diam aja" tanyanya lebih halus dan lembut lagi. Suara yang sudah sekian lama Fatir hindari dan lupakan , suara yang menjadi tempat bernaung nya di kala sedih , suara yang selalu menghiburnya di kala gundah dan suara yang menyakitkan untuk di lupakan.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang