#9

66 9 0
                                    

 
   Jadi sudah berapa jauh kamu melangkah dan melupakan hati ku yang sedang menanggis.

*******

  Saat ini Gena tengah berjalan di koridor yang masih sepi , ia baru saja di suruh buk Desi mengambil buku di ruang guru yang berada di bawah , karena saat ini kelas mereka berada di lantai tiga dan otomatis harus melewati tiga tangga yang lumayan lah capek nya , apa lagi Gena harus membawa buku catatan yang tebalnya bisa di kira kirakan. Saat melewati tangga di lantai kedua ia tanpa sengaja menyenggol seorang cowok yang kebetulan juga buru buru dari atas , sehingga bukunya berserakan.

Bruks

  Gena lansung duduk dan memungguti buku buku yang berserakan , cowok tersebut juga duduk dan membantu Gena , setelah selesai cowok tersebut berdiri dan membantu Gena yang sedikit kesusahan.

" Sorry ya gue ngak sengaja , tapi lo ngak papa kan" tanyanya pada Gena , Gena mengeleng sambil tersenyum hangat.

" Ngak papa kok , sorry juga tadi gue ngak liat" jawab Gena yang tak enak , karna disini dia juga salah .

" Gue Heris" ujarnya memperkenalkan diri sambil mengajukan tanganya untuk berjabat tangan , Gena pun membalas jabatan tangan Heris sambik tersenyum hangat.

" Gena" jawab Gena singkat .

" Oia lo kelas berapa , mau gue bantuin" Gena sebenarnya agak risih di tanya begitu , apa lagi cara Heris menetap nya membuat Gena tak suka padanya.

" Ngak perlu gue bisa sendiri" tolak Gena , tapi namanya cowok pasti banyak yang keras kepala dan jadilah saat ini Heris membantunya membawa buku yang jatuh tadi.

   Saat masuk kedalam kelas , kelas yang awalnya riuh berubah menjadi senyap tanpa suara saat Gena dan Heris masuk kedalam kelas . Gena yang emang cuek pun tak mempermasalahkanya , buk Desi sedikit khawatir karena Gena perginya lama sekali.

" Kenapa lama sekali Gena , ibuk jadi khawatir sama kamu " tanya buk desi membuat Gena tersenyum simpul saja , walaupun ia tau buk desi emang care sama siswa dan siswi nya , tapi tetap saja mereka melawan dan ngak sopan sama buk desi.

"Ngak !!" jawab Gena santai dan mengambil alih dari buku tanggan Heris sambil tersenyum dan di balas senyumnya oleh Heris.

" Oia buk saya permisi" ujar Heris sambil menyalami tangan buk desi .

" Makasih ya Heris , kamu memang contoh ketos yang baik" puji buk desi dan membuat seisi kelas ricuh saat ketos tersenyum.

" Sama sama buk" Heris lansung keluar dan Gena duduk di tempat duduk nya kembali  , sambil mendengarkan omongan pedas dari si lambe yang ada di kelasnya.

" Ngak usah di dengerin" ujar Viona yang lagi duduk di tempat nya ,Gena hanya cuek aja toh apa yang mereka bilangin ngak seperti apa yang terjadi.

" sabodok" jawabnya cuek.

****^^^****

Fatir pov

Bel yang gue tunggu tunggu akhir nya berbunyi juga , dengan santai gue jalan menuju parkiran yang terletak di lantai satu , kalian tau kan kelas gue itu di lantai tiga . Saat gue turun tangga bersama Andru dan Vino bersamaan dengan Gena and genk yang juga baru keluar dari kelasnya . Dalam hitungan persekian detik tu si Gena sudah berada di samping gue .

" Fatir " nah kan benar dia neriaki nama gue dan itu sedikit menurun kan derajat gue sebagai capten basket yang famous.

" Aku nebeng kamu ya" tanya sambil memegang tangan gue yang berjuntai santai.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang